Fahri Hamzah Sebut 'KPK Lama' Merusak Orang: Dia Lebih Suka "Ngintip"
Selama menjadi legislator, Fahri Hamzah kerap berhadapan dan bertemu dengan jajaran KPK. Ia menyimpulkan bahwa jajaran 'KPK lama' merusak orang.
Fahri Hamzah Sebut 'KPK Lama' Merusak Orang: Dia Lebih Suka "Ngintip"
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Polemik yang terjadi ditubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menjadi perhatian publik.
Banyak pihak menyayangkan pemberhentian puluhan pegawai KPK dan menilai ada upaya untuk melemahkan KPK.
Tetapi ada sebagian menganggap apa yang dilakukan Ketua KPK Firli Bahuri sesuatu yang wajar.
Menanggapi hal ini, Politikus Fahri Hamzah ikut berkomentar.
Selama menjadi legislator, Fahri Hamzah kerap berhadapan dan bertemu dengan jajaran KPK.
Dari yang dialami dan dilihatnya, Fahri menyimpulkan bahwa jajaran 'KPK lama' merusak orang.
Baca juga: Pengamat Sebut UU KPK Rencana Bersama Presiden dan DPR, Akibatnya Sudah Terjadi Saat Ini
Baca juga: Novel Baswedan Sempat Percaya Firli Bahuri yang Bilang TWK Hanya Petakan Pegawai KPK, Ternyata
Kata Fahri, mereka yang telah masuk menjadi bagian dari 'KPK lama' cenderung jadi menyimpang dan merasa diri ekslusif.
"Saya alami, saya melihat, bagaimana orang-orang itu menjadi menyimpang setelah masuk di dalam. Orang itu jadi berubah di dalam," kata Fahri saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Kamis (3/6/2021).
"Makanya saya mengatakan KPK lama itu merusak orang. Tadinya orang berteman, jadi orang itu tidak mau berteman, orang itu (merasa) eksklusif," ujar Fahri.
Fahri mengungkapkan, ada praktik-praktik KPK yang membuatnya merasa 'gerah' saat menjadi seorang legislator.

"Ada pegawai KPK, ke mana-mana (penyelenggara acara/seseorang yang ditemuinya) jadi tidak mau dikasih hidangan. Kita tidak bisa jadi manusia lagi," ujar Fahri.
Selain itu Fahri mengkritisi sikap 'KPK lama' yang tidak menyukai proses audit, tapi lebih suka "ngintip" alias melakukan penyadapan.
"Satu lagi misalnya, audit. KPK lama kan tidak suka audit, dia lebih suka "ngintip," tutur Fahri.
Fahri berpendapat, kalau KPK ingin menguji kemampuan investigatif dan melacak korupsi dalam pengertian sebenarnya, maka proses audit harusnya dihormati.