Sahabat Rasulullah
Abu Ayyub Al Anshari yang Makamnya Diziarahi Sultan Muhammad Al Fatih Saat Taklukkan Konstantinopel
Kisah Abu Ayyub Al Anshari, seorang sahabat Nabi yang dimakamkan di Konstantinopel membuat semangat Al Fatih kembali berkobar
Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
Dalam perang ini Abu Ayyub Al Anshari terluka. Saat meregang nyawa itulah ia ingin agar dimakamkan di Konstantinopel atau yang kini kita kenal sebagai Istambul.
TRIBUNJAMBI.COM – Kisah Abu Ayyub Al Anshari, seorang sahabat Nabi yang dimakamkan di Konstantinopel membuat semangat Al Fatih kembali berkobar dalam penaklukan Konstantinopel.
Seperti diketahui penaklukkan Konstantinopel oleh pasukan Sultan Muhammad Al Fatih pada 1453 bukanlah petempuran yang mudah.
Selama satu bulan pasukan Sultan Muhammad Al Fatih gagal menembus benteng kukuh Konstantinopel.
Kelak ketika Sultan Muhammad Al Fatih mengalami kebuntuan menaklukan Konstantinopel, lalu ia menziarahi makam Abu Ayyub Al Anshari.
Semangat Sultan Muhammad Al Fatih pun kembali muncul hingga akhirnya Konstantinopel takluk pada 1453 Masehi.
Siapa Abu Ayyub Al Anshari?
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah bersama para sahabat Nabi, ada peristiwa menarik yang kisahnya demikian popular.
Kisah itu adalah ketika sang Nabi, Rasulullah saw membiarkan untanya berhenti dan menderum.
Dan di tempat unta menderum itulah akan dibangun masjid.
Ketika itu banyak sahabat Nabi dari kalangan Anshar ingin agar Rasulullah singgah di kediamannya.
Namun Nabi Muhammad saw memilki cara tersendiri, membiarkan untanya menderum (posisi hewan berlutut dengan kedua kaki depan) sendiri.
Qadarallah, unta itu berhenti di kediaman Malik bin Najjar kakek dari Abu Ayyub Al Anshari, tempat di mana dia tinggal.
Begitu senangnya Abu Ayyub Al Anshari atau nama lainnya Khalid bin Zaid ketika itu.
Namun, ia sempat gemetar setelahnya.
Baca juga: LIVE- Penampilan Suami Istri Pembunuh Tigor Nainggolah Pekerja Koperasi,Utang dan Asmara Jadi Motif
Baca juga: Berakhirnya Perang Jamal, Saat Sahabat Nabi Thalhah bin Ubaidilah Dipanggil oleh Ali bin Abi Thalib
Baca juga: Kisah Sahabat Nabi, Zubair bin Awwam Satu dari 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga
Baca juga: Dulu Sahabat Nabi Lalu Mendukung Musailamah, di Neraka Gerahamnya Lebih Besar dari Gunung Uhud
Saat itu Rasulullah memilih untuk tinggal di lantai bawah. Abu Ayyub Al Anshari pun di lantai atas.
Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah saw menceritakan, “Begitu Abu Ayyub Al Anshari hendak naik ke kamarnya di lantai atas, tiba-tiba tubuhnya gemetar dan tidak mampu menguasai diri, baik berdiri maupun tidur. Pasalnya ia sedang berada di tempat yang lebih tinggi dari pada tempat Rasulullah singgah dan tidur. Akhirnya, Abu Ayyub Al Anshari mendesak dan berharap kepada Rasulullah agar beliau mau pindah ke lantai atas maka Rasulullah memenuhi permintaannya tersebut.”
Kisah ini mengingatkan kita pada kisah khalifah Abu Bakar, Umar yang tak ingin berdiri di mimbar yang lebih tinggi dari tempat berdiri Rasulullah.
Abu Ayyub Al Anshari nyaris mengikuti semua perang.
Bahkan ketika kaum muslimin bergerak ke Konstantinopel ia turut serta.
Ia termasuk sahabat Nabi yang sudah tua ketika itu.
Panglima perang kaum muslimin ketika itu adalah Yazid bin Muawiyah.
Dalam perang ini Abu Ayyub Al Anshari terluka. Saat meregang nyawa itulah ia ingin agar dimakamkan di Konstantinopel atau yang kini kita kenal sebagai Istambul.
Abu Ayyub Al Anshari saat itu meminta kepada Yazid bin Muawiyah agar jasadnya dibawa di atas kuda dan dibawa ke tempat terjauh yang memungkinkan di negeri musuh.