3 Bonsai Ini Termasuk Langka di Jambi Hanya Dimiliki Beberapa Orang Saja
Ada banyak tanaman yang bisa dijadikan bonsai, mulai dari Anting Putri, Beringin sampai Sepang.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Rahimin
3 Bonsai Ini Termasuk Langka di Jambi Hanya Dimiliki Beberapa Orang Saja
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Ada banyak tanaman yang bisa dijadikan bonsai, mulai dari Anting Putri, Beringin dan Sepang.
Namun, ada beberapa pohon bonsai yang cukup langka di Jambi dan hanya dimiliki oleh beberapa orang saja.
Bahkan ada jenis bonsai yang tidak dimiliki oleh semua pecinta bonsai di Jambi.
Muhammad Nazir, penghobi bonsai yang tergabung dalam komunitas Persatuan Pecinta bonsai Indonesia (PPBI) mengatakan, ada beberapa jenis tanaman yang tidak bisa di budidayakan di Jambi.
Sehingga, populasinya sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh beberapa orang saja.
“Di kami, kategori seperti itulah yang dikatakan langkah,” ujarnya beberapa hari yang lalu.
Menurut Nazir setidaknya ada empat bonsai yang bisa dikategorikan langka di Jambi, pertama Kawista.
Ini merupakan pohon buah yang buahnya seperti jeruk dengan kulit yang keras berwarna kuning ke abu-abuan.
Dagingnya berwarna oren muda atau coklat karamel dan aromanya seperti pisang
Nazir mengatakan, pohon ini tidak bisa di budidayakan di Jambi, dan pertumbuhanya juga lambat.
Untuk bahan saja, harga Kawista sudah mencapai Rp 17 juta.
Kedua, Asam Jawa merupakan buah yang memiliki rasa asam dan sering dijadikan bumbu masak masyarakat.
Bagi pecinta bonsai pohon asem kerap kali diJadikan bahan bonsai, bahkan jika sudah Jadi memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Namun, pohon ini memiliki pertumbuhan yang cukup lambat, sehingga membutuhkan kesabaran ekstra untuk membentuk pohon ini.
Nazir mengatakan dari bibit untuk mencapai sebesar jempol tangan membutuhkan masa 10 tahun.
Yang ketiga Santigi. Inimerupakan bonsai yang paling langka di Jambi.
Sebab, habitat asli pohon ini yang tidak sesuai dengan karakter cuaca Jambi sehingga sulit untuk bertahan hidup.
Pohon santigi merupakan pohon endemik pesisir Jawa dengan air laut sebagai penyuplai asupan makanannya.
Kata Nazir, ada penghobi bonsai yang mencoba mengoleksi santigi di Jambi dengan memberikan air garam setiap harinya.
“Namun Pertumbuhannya tidak maksimal, tidak sebaik di daerah asalnya,” ujarnya.
• Pemerintah Berencana Bakal Utang Rp 1,7 Kuadriliun Dari Negara Luar Untuk Borong Alutsista
• Dua Wartawan di Bungo Dikeroyok Saat Meliput Pelangsir Minyak di SPBU, Kamera dan Motor Dirampas
• Kemenkumham Pastikan Pendaftaran Rekrutmen CPNS Diundur, Belum Dibuka 31 Mei 2021
Nah, Tribunners itu lah beberapa bonsai langkah yang ada di Kota Jambi, tentunya jika memakai parameter ini setiap provinsi yang ada di Indonesia memiliki kategori langkahnya masing – masing. (Tribunjambi.com/M Yon Rinaldi).