Pemukim Yahudi Memaksa Masuk ke Masjid Al-Aqsa, Pendiri Hamas Klaim Tak Ada Perdamaian dengan Israel

Kondisi di Masjid Al-aqsa masih mencekam meski Israel dan Palestina telah sepakat gencatan senjata. Ratusan pemukim Yahudi dikabarkan mencoba memaksa

Editor: Suci Rahayu PK
Showkat Shafi/Al Jazeera
Masjid Al-Aqsa di Yerusalem 

TRIBUNJAMBI.COM, YERUSALEM - Kondisi di Masjid Al-aqsa masih mencekam meski Israel dan Palestina telah sepakat gencatan senjata.

Ratusan pemukim Yahudi dikabarkan mencoba memaksa memasuki halaman Masjid Al-Aqsa, Minggu (23/4/2021).

Diperkirakan lebih dari 253 pemukim Yahudi mencoba memasuki halaman Masjid al-Aqsa dengan perlindungan dari tentara Israel.

Saat itu tentara Israel menangkap empat karyawan Masjid al-Aqsa, beserta tiga pemuda, yang dua di antaranya kemudian dilepaskan.

Seorang saksi mata mengatakan kepada Anadolu Agency, bahwa polisi Israel menahan pemuda Palestina dari memasuki wilayah Masjid al-Aqsa sejak subuh.

Di Tepi Barat, tentara Palestina juga telah menangkapi 23 warga Palestina sejak Sabtu (22/5/2021).

Baca juga: Arab Saudi Izinkan 60 Ribu Jemaah Tunaikan Ibadah Haji 2021, Catat Persyaratannya

Baca juga: Inilah Sosok Gilad Shalit Tentara Israel yang Nyawanya Jadi Penyelamat 1.027 Warga Palestina

Pendiri Hamas Sebut Tak Ada Perdamaian dengan Israel

Salah satu pendiri Hamas mengatakan, tidak ada perdamaian dengan Israel sebelum rakyat Palestina mendapatkan keadilan.
Dalam wawancara eksklusif dengan Sky News, Mahmoud Zahar menyambut baik gencatan senjata pada Kamis (20/5/2021).
"Saya pikir, poin terpenting adalah tingkat dampaknya bagi kedua kubu," jelas Zahar dilansir Minggu (23/5/2021).

Pemimpin senior Hamas itu berujar, gencatan senjata yang dimediasi Mesir diterima baik oleh pihaknya maupun Israel.
"Untuk berapa lama? Saya pikir tidak ingin ada berniat melakukan eskalasi. Jadi tindakan ini akan berlangsung lama," paparnya.

Sejak terjadi pada 10 Mei, konflik kedua kubu berlangsung selama 11 hari dan menewaskan 260 orang, kebanyakan korban berasal dari Jalur Gaza.

Meski begitu, Mahmoud Zahar mengeklaim kelompoknya sudah memperoleh kemenangan, baik strategis maupun simbolis.
Dalam klaimnya, Zahar menjelaskan elemen terbarunya adalah bagaimana mereka mengatur pergerakan mereka.

Dalam melawan "Negeri Zionis", Zahar menyatakan mereka menyerang sejumlah target yang dianggap penting.

"Termasuk di area yang populasinya padat. Jadi, sampai kapan Israel akan menahannya?" kata Zahar.

Salah satu pendiri berusia 76 tahun tersebut membantah mereka menembakkan roket dari wilayah padat penduduk.

Meski Zahar membantah, video yang viral di internet menunjukkan milisi Hamas meluncurkan senjata dari kawasan ramai.

Baca juga: Tak Diundang di Acara PDIP yang Dihadiri Puan Maharani, Inikah Ganjaran Ganjar ?

Baca juga: Warga Muara Kilis Ini Gantung Diri Diduga Karena Hubungan Asmara dengan Kekasihnya

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved