Sahabat Rasulullah
Ammar bin Yasir,Sahabat Nabi yang Berperang di Usia 93 Tahun,Nabi: akan Dibunuh Kelompok Pemberontak
Ammar bin Yasir adalah sosok penting. Dialah sahabat Nabi yang oleh Rasulullah disebut akan syahid dibunuh kelompok pemberontak.
Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
TRIBUNJAMBI. COM - Ammar bin Yasir adalah sosok penting. Dialah sahabat Nabi yang oleh Rasulullah disebut akan syahid dibunuh kelompok pemberontak.
“Aduhai Ibnu Sumayyah, Ia akan dibunuh oleh kelompok pemberontak.” Setidak ada dua kali Rasulullah menyebut itu di dua tempat berbeda.
Sumayyah adalah nama ibu Ammar bin Yasir.
Di masa fitnah mulai bermunculan di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, Ammar bin Yasir membersamai Ali.
Menurut Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya, Biografi 60 Sahabat Rasulullah, Ammar yang selalu mengikuti kebenaran di mana pun ia bergerak pasti mengikuti cahaya mata hati dan loyalitasnya kepada satu-satunya pemegang hak dalam pertikaian ketika itu.
Pada hari itu, menurut yang ia yakini, tidak ada yang memiliki hak selain Imam Ali. Karena itu, Ammar berpihak kepada Ali.
Setelah itulah terjadi perang Shiffin. Ali bin Abi Thalib keluar menghadapi aksi berbahaya yang ia anggap sebagai pemberontakan dan ia bertanggung jawab untuk menghentikannya.
Ali keluar bersama Ammar sahabat Nabi yang sudah sepuh.
Saat itu Ammar bin Yasir sudah berusia 93 tahun. Di usia itu ia tetap kuat dan tangguh untuk berperang.
Pada perang Shiffin ia bangkit sambil memanggul pedang. Ia bangkit untuk membela kebenaran yang ia yakini wajib dibela.
la berkata, "Wahai manusia, marilah kita berjalan menuju kelompok yang mengaku akan menuntut balas untuk Utsman itu. Demi Allah, tujuan mereka bukanlah untuk menuntut balas, melainkan karena mereka merasakan dunia dan menginginkannya. Mereka tahu bahwa kebenaran akan menjadi penghalang untuk mencapai syahwat dan dunia yang mereka inginkan. Selain itu, mereka tidak memiliki senioritas dalam Islam yang membuat mereka berhak dipatuhi atau menjadi pemimpin kaum Muslimin. Hati mereka tidak mengenal rasa takut kepada Allah yang bisa mendorong mereka untuk mengikuti kebenaran. Mereka hendak menipu umat manusia dengan mengklaim hendak menuntut balas atas terbunuh Utsman. Tidak ada yang mereka kehendaki selain untuk menjadi para diktator dan penguasa.”
Baca juga: Zubair bin Awwam Sahabat Nabi yang Dijamin Surga, Pembunuhnya Oleh Imam Ali Disebutkan Neraka
Baca juga: Umair bin Saad, Sahabat Nabi yang Telinganya Dipegang Rasulullah: Telingamu Telah Memenuhi Janji
Baca juga: Progres Vaksinasi Lansia di Batanghari Dosis Kedua Baru Capai 371 Orang
Ammar akhirnya terbunuh dan syahid. Ia gugur dalam peperangan itu dengan tampil gagah perkasa.
Khalifah Ali bin Abi Thalib kemudian membawa jasad Ammar untuk dishalatkan.
Setelah itu Ali memakamkannya dengan pakaiannya yang berlumuran darahnya.
Salah seorang sahabat berkata kepada temannya mengenai kematian Ammar bin Yasir.