Tali Asih Untuk Keluarga Birgaldo Sinaga Terhimpun Rp 1,51 Miliar, Begini Riwayat Sebelum Meninggal
Sahabat Alm Birgaldo Sinaga membuka donasi tali asih untuk diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan sebanyak 1,5 miliar
Penulis: tribunjambi | Editor: Suang Sitanggang
Dua hari lalu, ia juga menceritakan menghubungi Erni, istri Birgaldo Sinaga, dan ngobrol dengan Beby K.
Ia mendengarkan kisah hidup keluarga kecil tersebut dan mencoba menghibur sebisanya.
"Alhamdulillah beliau bisa sedikit tertawa sejenak meskipun tentu masih sangat sedih," ungkapnya.
Dari kisah yang disampaikan, Birgaldo selalu ada untuk orang lain, tetapi sering sekali tidak hadir untuk yang di rumah.
"Mereka berdua kesepian selama ini. Dua bulan pergi, di rumah satu-dua minggu dan pergi lagi melakukan pengabdian. Begitu seterusnya," Alia mengisahkan cerita dari istri Birgaldo.
Untuk menyambung hidup, hasil kerja keras mereka berdua ada beberapa kamar kos di samping rumah.
"Hingga saat Bang Bir di saat terakhirnya meminta maaf di postingan IG meminta maaf selama ini banyak salah, selalu meninggalkan anak istri."
Dalam postinga disebutkan, Erni meminta agar kesalahan itu segera diperbaiki setelah sembuh nanti.
Memulihkan kesepian mereka berdua selama bertahun-tahun. Birgaldo pun berjanji.
Apa daya Covid-19 menghancurkan sel-sel paru Birgaldo dan membuatnya tidak bisa melaksanakan janji itu.
Dimulai 4 Mei, Birgaldo demam tetapi hanya istirahat dan minum paracetamol beberapa kali demam itu membaik dalam dua hari.
Tetapi 8 Mei demam itu kembali lagi dan lebih parah. Keluarga membawanya ke RS Awal Bros untuk perawatan.
Ternyata di RS, Birgaldo tidak pernah panas lagi. Pihak RS menyatakan Birgaldo Covid-19 ringan dan tidak bisa dirawat dg biaya kemenkes.
Erni diminta tanda tangan biaya mandiri, setuju semua biaya RS yang timbul akan dibayar pribadi.
Erni pun tandatangan. Birgaldo dan istri bersikeras masih panas tinggi, tetapi catatan RS menyatakan Birgaldo tidak pernah panas selama dirawat.
Karena ada perselisihan yang tidak selesai tersebut, Birgaldo akhirnya menolak dirawat, memilih pulang untuk pindah ke RS Galang dengan harapan biaya bisa tetap ditanggung kemenkes.