Meninggalnya Nanda Damanik dan Bayinya Dianggap Keluarga Faktor Lalai, Ini Penjelasan RS Bunda Mulia
Warga Kabupaten Asahan bernama Ripa Nanda Damanik meninggal dunia usai melahirkan lewat operasi di Rumah Sakit Bunda Mulia Kisaran.
TRIBUNJAMBI.COM, KISARAN - Warga Kabupaten Asahan bernama Ripa Nanda Damanik meninggal dunia usai melahirkan lewat operasi.
Tak cuma itu, anak pertama yang dilahirkannya juga meninggal dunia, di Rumah Sakit Bunda Mulia Kisaran.
Pihak keluarga menuding ada kelalaian pihak rumah sakit, sebab pertolongan kepada ibu muda itu lambat.
Bahkan sudah terjadi pendarahan, sejumlah suster bukannya langsung datang menolong, tapi masih sibuk main handphone.
Manajemen RS Bunda Mulia Kisaran mengakui ada ibu dan bayi meninggal dunia setelah mereka tangani.
Identitas korban adalah Ripa Nanda Damanik warga Pasar XI, Kelurahan Binjai Serbangan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan.
Suami dari Nanda Damanik, Jamudthar Sinaga sedih luar biasa akibat istri dan anaknya meninggal dunia.
Jamudthar menyesalkan penanganan yang dilakukan pihak rumah sakit, yang ia anggap telah lalai.
Istrinya yang bernama Ripa Nanda Damanik meningga dunia usai melahirkan.
Baca juga: Sedihnya Jamudthar Sinaga, Istri Sudah Pendarahan Mau Melahirkan Tapi Suster Sibuk Main HP
Sementara anak pertamanya meninggal dunia saat baru lahir lewat proses operasi.
Ia menyebut kelalaiain perawat di rumah sakit, karena terkesan cuek atas kondisi istrinya saat itu.
Menurut penanggungjawab Rumah Sakit Bunda Mulia Kisaran, dr Binsar P Sitanggang, kematian bayi dari Ripa Nanda Damanik karena solusio plasenta atau putusnya plasenta dari sang bayi saat berada dalam kandungan.
"Kalau saya tidak salah mereka masuk malam hari," ungkap Binsar, Selasa (18/5/2021).
Meski mengalami solusio plasenta atau putusnya plasenta, ungkapnya, tapi kondisi Ripa Nanda Damanik saat itu dalam keadaan normal dan bagus.
"Berat bayi 2.850 gram, kepala mengarah ke bawah. Sehingga tidak perlu dilakukan operasi. Kami sudah menjalankan SOP sesuai standar yang diatur WHO," ungkap Binsar.
Ia menyebut sebelum dioperasi, kondisi bayi mengalami kemajuan yang cukup signifikan.
"Bayinya maju beberapa senti dari bibir rahim. Tapi karena orang hamil, wajar ada namanya kontraksi, yaotu perut terasa kejang," terang Binsar.
Soal tudingan dari keluarga yakni kelalaian, Binsar mengatakan keluarga korban sempat memaksa masuk ke ruang pasien dan mengajak pasien melakukan jalan jongkok.
"Tidak masuk diakal seorang yang hamil tua dibuat jalan sambil jongkok sejauh 5 meter selama 2 jam," katanya
Baca juga: Tips Cara Mendapatkan Nilai Maksimal Saat Tes CAT CPNS 2021 Nanti, Persiapkan Diri Sebaik-baiknya
Baca juga: OPM Sebarkan Foto Dua Rumah Terbakar Bilangnya Dirudal TNI-Polri, Padahal Dibakar KKB Papua
Akibat aktivitas itu, ia menyebut perut pasien kejang dan mengakibatkan solusio plasenta.
"Plasenta terlepas di dalam perut," terangnya.
Lanjutnya, saat dilakukan pembedahan, dari perut pasien ditemukan memar akibat trauma akan benturan.
"Trauma, jadi terputus. Ada beberapa hal yang menyebabkan plasenta terputus, salah satunya trauma," ujarnya.
Soal kematian Ripa Nanda Damanik, Binsar mengatakan korban mengalami sakit kepala.
"Sakit kepala, kemudian tidak berapa lama meninggal dunia," pungkasnya.
Kendati menyampaikan alasan-alasan medis, Binsar tak mengomentari soal tudingan soal suster masih sibuk bermain handphone saat pihak keluarga meminta bantuan.
Sementara itu, saat ditemui Tribun di rumahnya, di Pasar XI, Kelurahan Binjai Serbangan, Rindu Aritonang terlihat begitu sedih.
Perempuan ini adalah ibunda dari Jamuthar, atau mertua dari ibu hamil yang meninggal dunia itu.
Ia sangat bersedih kehilangan menantu dan cucunya.
Dia menceritakan, saat tiba di rumah sakit, sudah minta agar dioperasi.
"Tapi susternya bilang menantu saya ini masih bisa melahirkan normal," kata Rindu, Selasa (18/5/2021).
Padahal saat itu menantunya sudah dalam kondisi kesakitan.
Baca juga: Birgaldo Sinaga Meninggal Dunia, Semasa Hidup Aktif Kampanyekan Toleransi, Pernah Ingatkan Jokowi
Rindu dan keluarga meminta agar tindakan operasi segera dilakukan.
Lagi-lagi, pegawai di rumah sakit minta agar keluarga menunggu saja.
Yang buat Rindu dan keluarga kesal, petugas medis terkesan acuh tak acuh.
Beberapa suster yang berjaga sibuk dengan selularnya masing-masing.
"Susternya terlalu lalai, gila main handphone semua. Gara-gara itu semua, menantu dan cucu ku meninggal dunia dibuat mereka," kata Rindu.
Sementara itu, Jamudthar Sinaga mengatakan istrinya sempat pendarahan hebat saat di rumah sakit.
Saat darah bercucuran di lantai, Jamudthar mengambil kain untuk mengepel lantai.
"Itu darah istri saya keluar terus. Untuk darah di lantai saya yang bersihkan. Saya yang mengepel," katanya.
Saat kondisi istrinya kritis, barulah dilakukan tindakan operasi.
Nahasnya, usai operasi, anak pertama Jamudthar Sinaga itu meninggal dunia.
Yang membuatnya terpukul, sehari kemudian, istrinya menyusul meninggal dunia.
"Kalau mereka cepat tangani, mungkin anak pertamaku ini tidak meninggal," katanya berusaha menahan tangis.
Di rumah duka, Rindu dan Jamudthar hanya bisa memandangi foto semasa hidup Ripa Nanda Damanik. Mereka begitu terpukul atas kejadian ini.
Baca juga: VIDEO Viral Warga Tiba-tiba Diadang Harimau di Solok Selatan, Situasi di Semak-semak
Baca juga: Mayat Aisyah Empat Bulan Disimpan Dalam Kamar, Dukun Bilang Suatu Saat Akan Bangun Lagi
SUMBER: TRIBUN MEDAN