Berita Nasional
Konflik Gubernur Sumut dengan Menantu Jokowi Nampak Reda Usai Bobby Lebaran ke Rumah Edy Rahmayadi
Sempat saling sindir antara Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Walikota Medan Bobby Nasution jadi sorotan publik beberapa pekan lalu.
Alwi dilantik bersama tujuh pejabat eselon II lainnya di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut di Medan, Selasa (11/5/2021).
Edy menampik kabar yang beredar bahwa Alwi digeser karena tak becus menangani Covid-19 di Sumut.
"Ini berdasarkan kompetensi dan kebutuhan," kata Edy usai prosesi pelantikan.
Baca juga: Promo KFC 17-31 Mei 2021 Ada Winger Bucket Deal Rp 83 Ribuan dan Crazy Deal 5 Ayam Rp 60 Ribuan
Baca juga: Jenis Kelamin Anak Sule Diungkap Oma Hetty, Sebut Jadi Turun Temurun Keluarga Nathalie Holscher
Baca juga: Saat Sahabat Nabi, Qais bin Saad bin Ubadah Merancang Rekayasa Pada Perang Shiffin
Edy menyebut, Alwi digeser ke posisinya yang baru karena saat ini Pemprov Sumut membutuhkan orang berkompeten dalam menangani masalah stunting di Sumut.
"(Angka) stunting kita sangat tinggi," katanya.
Gubernur Edy ingin jabatan Kadis PPKB diisi oleh seorang dokter.
Namun, berhubung pejabat eselon II di lingkungan Pemprov Sumut yang berlatar belakang dokter sangat minim, maka dipilihlah Alwi untuk mengisi jabatan itu.
"Dokter di tempat kita sangat terbatas. Untuk itu, kita alihkan dokter ini, dokter Alwi untuk menangani, khususnya penanganan stunting. Kita rangking ketiga stunting ini," ungkap Edy.
Untuk sementara, posisi dari kadis kesehatan Sumut masih kosong.
Panitia lelang akan dibentuk untuk melakukan seleksi jabatan tersebut.
Sementara menunggu proses lelang dilakukan, Gubernur Edy akan segera menunjuk pelaksana tugas agar tugas kadis Kesehatan bisa tetap berjalan.
Ya, Walikota Medan Bobby Nasution menjadikan penanggulangan pandemi menjadi program prioritas di sektor kesehatan.
Salah satunya dengan memaksimalkan program vaksinasi di wilayahnya.
Namun, ternyata keinginan Bobby membabat laju penyebaran Covid-19 di Kota Medan tak sejalan dengan kinerja Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin.
Pria yang hampir enam tahun menduduki jabatannya ini dinilai lambat menangani pandemi.