Tempat Wisata Ditutup Calon Pengunjung Kecewa dan Kerumuni Taman Depan Kantor Bupati Merangin

Tempat Wisata Ditutup Calon Pengunjung Kecewa dan Kerumuni Taman Depan Kantor Bupati Merangin

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Saat tempat wisata di Kabupaten Merangin ditutup, warga padati Taman Bujang Upik di depan Kantor Bupati dan Kantor Pengadilan Agama.

Dari pantauan Tribunjambi.com, kesadatan masyarakat terpantau di Taman Bujang Upik yang berada di depan Kantor Bupati Merangin. 

Bukan hanya disitu saja, keramaian juga tampak di sekitaran Ujung Tanjung Muaro Masumai. 

Satu pengunjung dari Tabir Selatan mengaku rela menempuh perjalan sekitar satu jam menuju Kota Bangko untuk tempat wisata.

Namun, dia tidak mengetahui adanya imbauan bagi masyarakat jika tempat wisata ditutup. 

Hasan, Kepala Desa Rantau Kremas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin menyebutkan jika dampak penutupan itu banyak calon pengunjung yang putar arah dari Tempat Wisata Danau Pauh.

"Kami memang dak hitung berapa orang, kalau diperkirakan bisa ratusan orang," ujarnya.

Bahkan katanya, diantaranya pengunjung itu terdapat warga Sungai Penuh, Merangin sempat memohon untuk membuka tempat wisata.

Namun, ia menegaskan sesuai Surat Edaran dari Pemerintah Kabupaten Merangin bahwa tempat wisata ditutup. 

Sehingga calon pengunjung pulang dengan rasa kecewa.

Himun, Warga Merangin, salah satu calon pengunjung tempat wisata mengaku kesal dengan pemerintah.

Sebab saat ini masyarakat jenuh dengan pandemi covid-19 dan membutuhkan hiburan terlebih saat ini lebaran Idul Fitri 1442 hijriah. 

"Tentu kesal tempat hiburan ditutup. Selain Sabtu dan Minggu (15-16/5/2021) itu tidak ada corona," tanyanya dengan kesal.

Untuk itu, ia meminta untuk pemerintah khususnya Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Merangin untuk mengkaji betul setiap aturan yang dibuat.

• Tempat Wisata Yang Ramai Dikunjungi di Sarolangun Diawasi Satgas Covid-19

• Arus Lalu Lintas di Ruas Jalan Nasional di Jambi Lancar Selama Momen Lebaran Idul Fitri

"Jangan buat aturan itu yang menyudutkan masyarakat. Seakan aturan itu dibuat untuk main main," ujarnya. (Tribunjambi.com/ Darwin Sijabat)