NASIB Janda Beranak 6 Harus Tewas di Kamar Kos Sebelum Layani 2 Tamu: Sempat Berencana Sedekah Jumat

Nasib Ratna yang bekerja sebagai PSK tewas sebelum melayani dua tamu di kamar kosnya. Bahkan hasilnya juga digunakan untuk bersedekah di bulan suci.

Editor: Rohmayana
ist
Janda beranak 6 tewas sebelum melayani tamu pria hidung belang 

TRIBUNJAMBI.COM - Nasib Ratna yang bekerja sebagai PSK tewas sebelum melayani dua tamu di kamar kosnya.

Bahkan hasil esek-eseknya juga digunakan untuk bersedekah di bulan suci.

Ratna yang mencoba menghidupi enam anaknya dengan menjadi PSK kini tewas.

Kematian PSK di Semarang ini memang menjadi semakin janggal lantaran kondisi TKP.

Ketika ditemukan tewas, PSK tersebut ada di sebuah ruangan dengan kepulan asap.

Tetapi, tidak ditemukan sedikitpun luka bakar pada tubuhnya.

Rekan membocorkan pula status terakhir sebelum korban meninggal dunia.

Baca juga: Misteri PSK Online Tewas di Kamar Terbakar Setelah Layani Pelanggan, Korban Tinggalkan 7 Anak

Saat ini, korban meninggalkan 6 orang anak yang sebenarnya merupakan anaknya yang ia besarkan sendiri.

Korban adalah seorang single parent, yang membiayai anak-anaknya secara mandiri tanpa bantuan suami.

Alip Surani alias Ratna (31) yang sehari-hari bekerja sebagai PSK online ditemukan tewas di kamar kos nomor 3 Jalan Pusponjolo Selatan RT 6 RW 3, Bojongsalaman, Semarang Barat, Jumat (7/5/2021) sekira pukul 05.00 WIB.

Ratna merupakan warga Perbalan, Purwosari Semarang Utara, Kota Semarang.

Di ruangan kamar kos Ratna terlihat Air Conditioner (AC) terbakar.

Status WA <a href='https://jambi.tribunnews.com/tag/psk' title='PSK'>PSK</a> Ratna sebelum meninggal

Status WA PSK Ratna sebelum meninggal
Kasur di kamar korban sebagian juga terbakar.

Polisi menemukan banyak kejanggalan atas tewasnya PSK Ratna.

Hingga kini, kematian Ratna masih belum bisa dijawab penyebabnya.

Aktivitas Ratna sebelum ditemukan tewas diungkap sahabat dan penghuni kos tempat Ratna tinggal.

Angel, sahabat Ratna mengakui korban bekerja sebagai PSK online yang sering melayani pria hidung belang di kamar kosnya.

"Saya syok banget dengar korban meninggal dunia padahal korban terakhir bikin status pukul 03.12," paparnya.

Angel pun memperlihatkan Status Whatsapp terakhir korban pada pukul 03.12.

Status tersebut tertulis:

Alhamdulillah JM segini rame.

Ketambahan 1 Slot lagi 600 rb.

Yg slot 2 masih nunggu di McD Pamularsih (emot syukur dan kuat) lancar terus.

Angel melanjutkan, dari beberapa status whatsapp korban tampak korban banyak menerima pelanggan malam itu.

Hanya saja dia tak menyangka, tiba-tiba korban tak bernyawa dengan kondisi tersebut.

"Saya datang sudah banyak polisi jadi ga bisa melihat kondisinya," terangnya sambil menangis sesegukan.

Dia mengatakan, korban orang yang sangat baik.

Korban merupakan wanita penyayang dan bertanggung jawab.

Korban memiliki 6 anak masing-masing tiga cowok sisanya cewek.

Keenam anak tersebut paling besar 11 tahun paling kecil 2 tahun.

Korban juga memiliki satu anak angkat berusia 16 tahun.

"Almarhumah sangat penyayang terhadap anaknya sehingga bekerja menghidupi anaknya meski tanpa suami," terangnya.

Selian itu, lanjut dia, korban juga memiliki jiwa sosial tinggi.

Korban sempat hendak bersedekah di hari Jumat dengan membagikan makanan dan minuman bagi orang tak mampu.

"Rencana hari ini almarhumah mau bagi-bagi makanan tapi sudah tak ada," katanya.

Terakhir dia berkomunikasi dengan korban tiga hari lalu.

Saat itu dia mendatangi kos korban namun kamar korban terkunci.

Dia memahami pasti korban kelelahan sehingga tak jadi bertamu.

Korban juga sempat mengaku sakit sehingga lebih memilih beristirahat.

"Saya juga punya temen lain di kos tersebut jadi saya main ke kamar temen ku yang lain," katanya.

Penghuni kos, Margaretha Yoseva menjelaskan, korban sempat meminjam korek kepadanya pukul 02.00.

Setelah itu korban terdengar menyanyi di dalam kamar.

Selepas itu sekira pukul 04.00 terdengar keramaian sehingga dia keluar kamar.

"Saya keluar sudah melihat kamar korban penuh asap.

Saya bilang ke penjaga kos lalu jendela dan pintu didobrak," katanya.

Dia melihat detail ke dalam kamar lantaran penuh asap.

Sebelum kejadian itu dia mengaku tak ada suara gaduh apapun.

"Ya normal saja ga ada suara gaduh," katanya.

Memang kematian Ratna menyisakan banyak misteri dan kejanggalan.

Satu di antaranya ada tumpukan baju.

Kamar kos Alip Surani alias Ratna (31) yang tewas dengan kondisi mencurigakan terdiri dari dua ruang.

Ruang pertama dapat disebut sebagai ruang tamu dan ruang kedua berupa tempat tidur dan kamar mandi.

Luas kamar kos tersebut sekira 3 meter x 5 meter.

Di ruang depan di pojok sisi selatan terdapat setumpuk baju lebaran untuk anak-anak.

Tumpukan baju baru tersebut dibungkus plastik besar warna putih.

"Iya korban anaknya banyak.Anak kandung 6 anak angkat 1. Mungkin baju itu buat anak," papar kerabat korban Kastimah, Jumat (7/5/2021).

Sementara itu anak angkat korban Maulana Aprilio Saputra (16) mengaku, terakhir bertemu korban pada Kamis (6/5/2021) pukul 23.00 WIB.

Ketika itu korban hendak meminjam motor namun tak jadi.

Korban lantas memilih untuk naik ojek online (ojol).

"Sampai rumah di Perbalan Purwosari saya ditelpon lagi sama Mama suruh ambil Cumi-cumi tapi saya ga jadi jarak rumah ke kos kan jauh jadi saya bilang capek," katanya.

Selanjutnya pada pukul 05.00, dia mendengar kabar korban terkena musibah sehingga langsung kembali menuju kamar kosnya.

"Korban terakhir bilang ke saya kog cumi-cuminya yang dibelikan mama buat saya," jelasnya.

Mayat korban dibawa ke RSUP Kariadi Semarang pada pukul 09.18.

Kamar nomor 3 lantai 1 yang dihuni korban terpasang garis polisi.

Pihak kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut.

Pengamatan Tribunjateng.com di lapangan, tubuh korban hampir tak alami luka bakar.

Daster warna pink yang dikenakan korban juga bersih tak terkena jilatan api. (*)

SUMBER :  TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved