Ramadhan 2021
Cara Itikaf yang Benar Agar Mendapatkan Lailatul Qadar, Begini Penjelasan Ustaz Khalid Basalamah
Panduan itikaf untuk mendapat malam Lailatul Qadar menurut Ustadz Khalid Basalamah.
TRIBUNJAMBI.COM - Panduan itikaf untuk mendapat malam Lailatul Qadar menurut Ustadz Khalid Basalamah.
Aktifitas itikaf adalah amalan sunah di bulan suci Ramadan, memiliki banyak sekali keutamaan.
Rasulullah SAW melakukan itikaf dimasjid setiap 10 hari terakhir di bulan Ramadhan sampai Allah SWT memanggil beliau.
Hal ini terdapat dalam hadist shahih sebagaimana disebutkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa Rasulullah bersabda : “Masjid adalah rumah bagi setiap orang yang bertaqwa, dan Allah akan menjamin bagi orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya dengan memberinya kasih sayang, rahmat atau karunia dan keberhasilan melewati keridhoan Allah sampai ke surganya.” (HR.Tabrani)
Seorang perempuan juga boleh melakukan itikaf dimasjid dengan syarat harus izin kepada walinya.
Namun jika suami istri sedang melakukan itikaf, pastikan jika masjid tersebut memiliki hijab atau tidak ada ikhtilath dengan laki-laki.
Tapi yang paling penting dan paling diutamakan dalam itikaf adalah untuk kaum laki-laki.
Pada 10 hari terakhir Ramadhan, dianjurkan Itikaf harus betul-betul beribadah kepada Allah SWT dan memaksimalkan ibadahnya pada waktu itu.
Dimulainya itikaf ini paling afdol dianjurkan dilaksanakan pada awal malam di 10 akhir Ramadhan dan keluar setelah sholat idul fitri.
Mulainya itikaf selepas Ashar ia pergi ke masjid, kemudian mengikat diri dan pulang pada keesokan harinya setelah Sholat Eid.
Setelah subuh, ia mandi, kemudian mengerjakan sholat Eid baru pulang. Hal inilah yang paling afdol dalam melakukan i’tikaf.
Dalam melakukan itikaf, dianjurkan untuk tidak melakukan hal-hal kecuali yang sangat darurat.
Apalagi jika terdapat ibadah yang lebih afdol untuk dilakukan selain itikaf, termasuk juga bagi yang telah menikah.
Jika seorang istri menjenguk ke masjid, maka boleh diantar pulang sebagaimana nabi Muhamamd SAW mengantar pulang shofia saat dia mendatangi beliau yang tengah melakukan itikaf didalam masjid.
Jika ada orang yang keluar secara sengaja saat melakukan itikaf tanpa udzur, maka itikaf yang dilakukannya dinyatakan batal dan harus memulainya dari awal.
Jika betul-betul tidak bisa, maka pilih hari-hari dimana muslim bisa melakukan itikaf namun paling tidak lakukan pada malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadhan.
Malam ganjil itu pada malam 21, 23, 25, 27, dan 29. Muslim yang melakukan Itikaf pergi ke masjid setelah adzan Ashar berkumandang,
ia sholat Ashar dimasjid kemudian ikut mengurus buka puasa, kemudian menginap hingga pagi hari.
Paginya jika bukan hari libur, maka dipersilahkan untuk berangkat bekerja sebab mencari rezeki juga hukumnya wajib.
Namun jangan luput, karena itikaf hanya dilakukan saat malam hari dan pada saat Itikaf muslim diperkenankan untuk tidur atau istirahat.
Nabi Muhammad SAW pernah menyampaikan kepada umatnya “Wahai pelaku kebaikan, lekaslah lakukan ibadah (pada 10 hari terakhir dibulan Ramadhan) karena didalamnya terdapat pahala yang dilipatgandakan.
Pintu-pintu surga terbuka, sedikit saja kau berbuat sudah bisa masuk surga. Wahai pelaku keburukan, berhentilah segera.
Neraka sedang ditutup, maka bertaubatlah. Dan sesungguhnya pada malam-malam ramadhan, terdapat hamba-hamba Allah yang dibebaskan dari api neraka.
Artinya, selamanya nama hamba tersebut tidak ada di neraka dan hal itu hanya terjadi di bulan ramadhan.”
Selain hadist diatas, terdapat hadist mulia lain yang Nabi SAW mengatakan “Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina, hidup seseorang yang ditempelkan dengan tanah.”
Kemudian para sahabat menjawab, “siapa yang anda maksudkan ya rasulullah?”
Nabi pun menjawab, “Orang yang berhasil Allah SWT sampaikan di bulan ramadhan, kemudian ramadhan itu pergi, sementara dia belum diampuni dosanya.”
SUMBER ARTIKEL : TRIBUNSUMSEL
Baca Artikel Lainnya di sini