Benarkah Ada 10 WNI yang Terpapar Virus Corona Jenis Baru B1617 di India? Begini Kata Kemenkes

Sementara Indonesia mewanti-wanti masuknya varian baru, menyusul masuknya sejumlah warga India ke Indonesia.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
PARANJPE / AFP
Nakes mengenakan APD berdiri di sekitar pasien yang menunggu untuk dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU), di pusat pemulihan pasien COVID-19, di Mumbai (22/4/2021). 

TRIBUNJAMBI.COM - Situasi India semakin menghawatirkan akibat terpaan tsunami virus corona gelombang kedua.

Sementara Indonesia mewanti-wanti masuknya varian baru, menyusul masuknya sejumlah warga India ke Indonesia.

Kini  perlu diwaspadai pula varian baru Covid-19.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memastikan sampai saat ini belum ada warga Indonesia yang terpapar varian corona baru B1617.

"(10 orang yang diceritakan Pak Menkes) Bukan terpapar B1617, itu B117," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (27/4/2021).

Ia pun melanjutkan keterangan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang menyebut ada 10 WNI terpapar varian baru Covid-19, merupakan kasus yang telah diidentifikasi pada awal tahun ini dan bukan berasal dari Warga Negara Asing (WNA) India.

"Ini pak menkes mengingatkan bahwa varian B117 yang juga sudah ada di India itu juga sudah ditemukan. Dan Indonesia harus kita waspadai karena potensi yang terjadi di India bisa terjadi di kita," ungkap perempuan yang juga menjabat sebagai jubir vaksinasi Covid-19 ini.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, varian virus Covid-19 baru seperti yang ada di India telah masuk ke Indonesia.

Meski tidak secara spesifik menyebut varian itu Budi menuturkan, menurut laporan ada 10 orang di Tanah Air yang telah terpapar.

Hal itu disampaikan Menkes Budi usai Rapat Terbatas dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/4/2021).

"Sedikit membahas penyebab pertama bahwa mutasi virus baru meningkatkan kasus di India, bahwa virus itu juga sudah masuk ke Indonesia. Ada 10 orang sudah terkena virus tersebut," kata Budi.

Budi pun merinci provinsi di Indonesia yang telah ditemukan mutasi virus batu tersebut. Ada 3 provinsi, yakni Provinsi Sumatera, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan.

Baca juga: Konsistensi dalam Menjalankan Ibadah Puasa

Baca juga: Sampai 30 Kali hingga Hamil 6 Bulan, Seorang Kakek Tega Rudapaksa Kerabatnya Sendiri Sejak Mei 2020

Karantina Warga India

Polda Metro Jaya menyebut dua dari total 135 orang WNI dari India yang menjalani karantina di Hotel Holiday Inn, Gajah Mada, Tamansari, Jakarta Barat positif Covid-19.

Hal tersebut merujuk hasil swab test PCR yang dilakukan 25 April lalu.

"Dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang terpapar Covid-19 usai menjalani tes swab PCR," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Senin (26/4/2021).

Yusri merinci dua nama tersebut, yakni Dikky Faisal (45) dan Soni Mahtani (21).

"Mereka sekarang dirujuk ke Rumah Sakit Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara per hari ini," kata Yusri.

Kemudian, satu orang WNI lain dipindahkan ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran.

Itu dilakukan sebab yang bersangkutan tak punya cukup biaya menjalani karantina di hotel.

Diketahui, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan pemerintah telah mengantisipasi adanya warga negara asing (WNA) asal India yang mendatangi ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Antisipasi kedatangan WNA asal India itu lantaran negara anak benua itu tengah dihantam tsunami Covid-19.

Hal tersebut dikhawatirkan akan menjadi sumber penularan.

Namun demikian, ia memastikan tidak ada kegiatan eksodus WNA asal India ke Indonesia.

"Polda Metro Jaya mengantisipasi kedatangan warga negara asing khususnya warga negara India. Yang perlu saya tekankan disini tidak ada eksodus warga negara India ke Indonesia khususnya ke Jakarta," kata Fadil di Jakarta, Sabtu (24/4/2021).

Ia kemudian menjelaskan setidaknya ada 160 orang berangkat dari Bandara Internasional Chennai India menuju ke Jakarta.

Baca juga: Tangis Pecah 3 Istri Awak KRI Nanggala Ditinggal saat Hamil Tua, Ada yang Pingsan dan Masih Menunggu

Namun, seluruhnya telah teridentifikasi.

"Adapun 160 orang yang berangkat dari Chennai menuju Jakarta semuanya sudah teridentifikasi dan semuanya sudah diisolasi," jelasnya.

Adapun WNA India yang dinyatakan negatif akan tetap menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari di Hotel Holiday Inn, Tamansari. Sedangkan yang positif akan diisolasi di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Tim sudah bekerja. Jika ada pelanggaran hukum, tim penegakan hukum seperti yang dijelaskan akan melakukan langkah-langkah penegakan hukum agar keselamatan masyarakat menjadi utama dan tetap dilaksanakan dengan baik di masyarakat," pungkasnya.

Sebelumnya, sebanyak 12 dari 127 warga India yang tiba di Indonesia pada Rabu malam (21/4) positif Covid-19.

Hal itu disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual Media Gathering Perkembangan Perekonomian Terkini dan Kebijakan PC-PEN pada Jumat (23/4/2021).

Tes PCR Covid-19 telah dilakukan pada seluruh penumpang pesawat AirAsia yang tiba di Soekarno-Hatta itu.

"Dari 127 WN India yang dilakukan tes COVID-19 sudah semua. Sampai saat ini, sudah 12 penumpang di antaranya positif COVID-19," kata mantan wakil menteri BUMN ini.

Sebagai tindak lanjut ia menuturkan, sample 12 orang tersebut akan dilakukan genom sequencing untuk mendeteksi varian virus Corona yang mungkin dibawa oleh belasan WN India yang positif tersebut.

Terlebih kini, lonjakan kasus Covid-19 di negara itu drastis naik dengan adanya varian virus corona baru yakni B1617.

"Dan 12 penumpang itu, kami lakukan genom sequencing, tapi hasilnya belum keluar," imbuh Budi.

Jenazah Pasien Covid-19 di India Dikremasi di Parkir

 Ibu Kota India, New Delhi sedang menghadapi momen memilukan ketika infeksi Covid-19 kian meningkat.  Akibat tingginya angka infeksi, menyebabkan korban jiwa berjatuhan.

Melansir dari Harian Metro, Minggu (25/4/2021) karena tingginya angka kematian, proses kremasi (penghilangan jenazah manusia setelah meninggal dengan cara membakar) dilakukan di tempat parkir.

Hal tersebut dilakukan karena dalam 24 jam tercatat 306 orang meninggal setelah positif idap Covid-19.

Sebagaimana dialami oleh seorang warga bernama Nitish Kumar, ia terpaksa menyimpan jenazah ibunya di rumah selama dua hari setelah sulit menemukan tempat kremasi.

"Saya sudah mencari kemana-mana, tapi semua krematorium penuh dengan salah satu penyebab karena mereka tidak punya kayu untuk membakar jenazah," katanya.

India mencatat rekor kasus harian tertinggi di dunia dengan total 314.835 infeksi baru pada Kamis (22/4/2021).

rumah sakit di Delhi tidak lagi memiliki cadangan oksigen, tercatat jumlah kasus harian hingga 26 ribu jiwa.

Dalam 24 jam, 306 orang tewas dan mengubah beberapa ruang terbuka menjadi situs kremasi, sebuah tradisi yang dipraktikkan secara luas oleh umat Hindu di India.

Jitender Singh Shunty seorang relawan mengatakan, hingga Kamis (22/4/2021) malam, total 60 jenazah telah dikremasi di fasilitas sementara sementara 15 jenazah lainnya menunggu untuk dikremasi.

"Tak seorang pun di Delhi akan melihat yang seperti ini lagi.

Ada anak usia lima, 15, 25 tahun yang dikremasi. Ada pengantin baru yang juga dikremasi. Sedih melihat semua ini,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa tahun lalu ketika gelombang pertama Covid-19 melanda India, dia telah mengkremasi 18 jenazah sehari dengan rata-rata delapan hingga 10 jenazah sehari.

Tapi, Selasa pekan lalu, dia mengkremasi 78 jenazah hanya di satu lokasi.

“Tidak banyak yang bisa dilakukan. Hanya kita yang bisa menjaga diri kita sendiri,” ujarnya.

SUMBER: Tribun medan

Baca juga: VIDEO Kisah Sertu Bambang Prianto Awak KRI Nanggala 402 yang Gugur

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved