Pemimpin ASEAN Desak Junta Militer Hentikan Kekerasan di Myanmar, Jokowi: Rakyat Harus Jadi Prirotas
Para pemimpin serta petinggi negara-negara Asia Tenggara medesak kekerasan di Myanmar segera dihentikan.
1. Penghentian penggunaan kekerasan dari militer Myanmar. Disaat yang bersamaan, semua pihak juga harus menahan diri, sehingga ketegangan dapat diredakan.
2. Proses dialog inklusif harus dimulai dan tahanan politik harus dilepaskan. Perlu juga dibentuk Special Envoy ASEAN, yakni Sekjen dan Ketua ASEAN. Untuk mendorong dialog semua pihak di Myanmar.
3. Pembukaan akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN yang dikoordinir oleh Sekjen ASEAN bersama bersama dengan The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre).

Pemimpin ASEAN Terbitkan 5 Konsensus Selesaikan Masalah Myanmar
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Sejken ASEAN telah mengeluarkan lima konsesnus terkait kondisi politik yang terjadi di Myanmar.
Berikut lima konsensus tersebut:
Pertama, para pemimpin negara ASEAN sepakat, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.
Kedua, para pemimpin juga sepakat adanya dialog konstruktif di antara semua pihak terkait harus segera dimulai untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat.
Ketiga, para pemimpin sepakat mengirim utusan khusus, Ketua ASEAN yang akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.
Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre (The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management).
Kelima, para pemimpin menyepakati untuk mengirimkan utusan khusus dan delegasi untuk mengunjungi Myanmar bertemu dengan semua pihak terkait.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Minta 3 Komitmen Junta Militer Myanmar, Hentikan Kekerasan hingga Pembukaan Akses Bantuan.