Cahaya Ramadan
Puasa Mendidik Ikhlas dalam Beribadah
Oleh karena itu, ibadah puasa memberikan pelajaran yang sangat baik kepada kita umat Islam, untuk selalu bersikap ikhlas.
Oleh: Drs. KH Anwar Sadat, MAg atau Ustaz Anwar Sadat, Bupati Tanjung Jabung Barat
SATU di antara pendidikan yang paling baik diberikan melalui ibadah puasa kepada kita ialah sifat ikhlas.
Ikhlas artinya hilangnya kita dari perbudakan hawa nafsu, hilangnya kita dari perbudakan-perbudakan yang selama ini menggerogoti ketulusan dan kesucian nilai dari ibadah yang kita lakukan kepada Allah Swt.
Ibadah puasa yang kita lakukan adalah merupakan ibadah sirriyah, ibadah yang sifatnya rahasia yang hanya diketahui oleh seseorang yang melaksanakan ibadah puasa dan Allah Swt.
Kita yang melaksanakan ibadah puasa mampu menahan lapar dahaga serta hawa nafsu di siang hari.
Meskipun kita berada dalam satu ruangan tertutup, tapi kita mampu untuk tidak makan dan tidak minum.
Meskipun manusia tidak tahu, tapi kita meyakini bahwa Allah Swt melihat dan menyaksikan apa yang kita lakukan.
Ibadah puasa inilah sesungguhnya merupakan ibadah yang paling efektif untuk menciptakan pribadi-pribadi yang tulus dan ikhlas kepada-Nya, pribadi-pribadi yang semata-mata mendasarkan atas perintah Allah.
Di dalam Alquran, Allah Swt menyatakan bahwa iblis laknatullah tidak akan mampu menggoyahkan mereka-mereka yang ikhlas kepada Allah.
Mukhlisina lahuddin, mereka tulus ikhlas di dalam mengabdi kepada Allah, menjalankan perintah dan agama Allah Swt.
Ibadah puasa yang dilakukan oleh seseorang, tidak hanya menuntut mereka mampu membingkai anggota tubuhnya dari perilaku-perilaku yang tidak baik, perilaku perilaku-perilaku yang tidak terpuji, dan sebagainya.
Tetapi lebih dari itu, ada hal yang paling mendasar di dalam hati seseorang, ialah sikap tulus ikhlas di dalam menjalankan perintah Allah.
Orang-orang yang ikhlas ialah orang-orang yang sangat senang, tenang, damai, karena semata-mata yang dia lakukan karena Allah.
Oleh karena itu apapun yang dia dapatkan dari hasil kebaikan-kebaikan yang dilakukan, maka dia merasa senang. Kenapa? Karena dia mencukupkan Allah Swt.
Apabila Allah yang dia cari, maka pasti dia akan dapatkan. Kalau Allah yang dia cari, maka nanti pasti dia akan temukan.