MUTIARA RAMADAN

Mutiara Ramadan - Makna Ibadah Puasa untuk Disiplin Diri dan Etos Kerja (Seri 1)

Menjalankan ibadah puasa memiliki banyak keutamaan baik untuk diri sendiri maupun hubungan sesama manusia serta hubungan dengan Allah SWT.

Editor: Deni Satria Budi
TRIBUN JAMBI/IST
H Ramli Abdullah MPdi, Ketua Majelis Penceramah Indonesia (MPI) Provinsi Jambi 

Makna Ibadah Puasa untuk Disiplin Diri dan Etos Kerja (Seri 1)
H Ramli Abdullah MPdi
Ketua Majelis Penceramah Indonesia (MPI) Provinsi Jambi

BULAN suci Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan, ampunan dan rahmat serta kasih sayang dari Allah SWT.

Diwajibkan kepada seluruh orang Islam yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadan dengan tujuan agar menjadi orang-orang yang bertakwa, seperti dinyatakan pada QS Al-Baqarah 183 yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Menjalankan ibadah puasa memiliki banyak keutamaan baik untuk diri sendiri maupun hubungan sesama manusia serta hubungan dengan Allah SWT.

Hikmah menjalankan ibadah puasa berkaitan erat dengan amalan puasa yang dijalani, tidak terbatas hanya dengan menahan lapar dan dahaga, namun berkaitan pula dengan menjalankan amalan ibadah puasa Ramadan lainnya, seperti bersedekah, itikaf, membaca Alquran, salat tarawih, menghindarkan diri dari perbuatan yang haram, serta kegiatan lain dalam kehidupan ini.

Berkaitan dengan datangnya bulan suci Ramadan 1442 H ini tentunya diharapkan mampu menjadi pilar dan motivasi bagi seluruh kaum muslimin yang bekerja dengan profesi apa saja, agar tidak bermalas-malasan bekerja, tetapi berupaya meningkatkan disiplin diri dan etos kerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Baca juga: Sabar Berbuah Manis

Baca juga: Meski Penyandang Tuna Netra Mustofa Tak Menghentikan Niat Khatamkan Al Quran Tiap Ramadan

Kita melakukan semua pekerjaan dengan niat karena Allah, dan tentunya disertai doa agar apa yang kita kerjakan hendaknya selalu berada di jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah SWT.

Selain itu bulan yang penuh berkah ini hendaknya menjadi ajang intropeksi dan perbaiki iman, moral dan hati, sehingga dapat bekerja lebih optimal demi kesejahteraan masyarakat.

Makna dan hikmah menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan 1442H, ditinjau dari sisi rohani dan jasmani, antara lain:

1. Melatih diri untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah 186 “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.

Demikian pula Allah telah memberikan kepada kita berbagai hidayah secara bertahap, seperti hidayatul ilham (Naluri), hidayatul wasa (panca indra), hidayatul akli (akal), hidayatuddiin (agama), dan hidayatut taufik. Juga dalam surat Ar-Rahman, 31 kali Allah SWT menantang kita dengan “fabiayyi aalaa i robbikumaa tukadzdzibaan” (maka nikmat-Ku yang mana yang hendak/bisa kau dustakan?).

Semua demikian jelas, maka dengan sampainya kita pada bulan Ramadhan, maka kita bersyukur bahwa kita masih diberi waktu oleh Allah SWT untuk menjalankan amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda.

Saat berbuka puasa, kita harus merasa bersyukur diberi kenikmatan oleh Allah SWT untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga dengan semua rizki-Nya yang dapat kita nikmati bersama keluarga.

2. Melatih disiplin terhadap waktu

Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, kita harus patuh pada waktu sahur dan buka. Kita bangun untuk makan sahur saat dini hari dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi bahwa kita bekerja dengan bangun lebih pagi, agar mendapatkan rejeki yang halal.

Kaum muslim dan muslimah agar dapat menjalankan shaum dengan tetap kuat dan sehat di siang hari, perlu mengatur ritme bekerja agar tubuh mendapatkan istirahat yang cukup.

Hal ini ditunjukkan dengan diubahnya jam kerja di lingkungan ASN, sehingga para pegawai dapat pulang lebih cepat agar memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan berbuka puasa di bulan Ramadhan.

3. Memberikan keseimbangan dalam kehidupan.

Umat muslim dan muslimah pada hakekatnya adalah hamba Allah yang diperintahkan untuk beribadah. Namun demikian, ada kalanya karena kesibukan pekerjaan duniawi dan hawa nafsu, terkadang melupakan kewajiban ibadah.

Pada bulan suci Ramadhan ini, kita dilatih untuk mengingat dan melaksanakan seluruh kewajiban beribadah dengan imbalan pahala yang berlipat ganda

4. Mempererat silaturahmi dan meningkatkan kepedulian kepada sesama.

Pada bulan suci Ramadan ini, rasa persaudaraan sesama muslim, tampak sangat jelas. Silaturahmi antar sesama semakin ditingkatkan, misalnya dengan memberikan tajil untuk berbuka puasa di masjid secara gratis dan bergiliran.

Selanjutnya salat bersama di mesjid yang juga diisi dengan siraman rokhani serta tadarusan bersama di masjid maupun di mushala di tempat pekerjaan

5. Mengetahui bahwa ibadah puasa memiliki tujuan.

Tujuan puasa Ramadan adalah melatih diri kita agar dapat menghindari dosa-dosa di hari yang lain di luar bulan Ramadan. Kalau tujuan tercapai maka puasa berhasil. Akan tetapi, jika tujuannya gagal maka puasa tidak memiliki arti apa-apa.

Dengan demikian kita menjadi terbiasa berorientasi kepada tujuan dalam melakukan segala amal ibadah termasuk kegiatan rutin yang kita jalani sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing untuk menghasilkan kinerja yang baik. (*) (Bersambung seri 2)

Baca juga: TERNYATA INI Penyebab Ustaz Zacky Mirza Pingsan saat Ceramah di Riau, Dokter Buka-bukaan Kondisinya

Baca juga: Tak Hanya Safari Ramadhan, Pemkab Sarolangun Juga Jadwalkan Buka Bersama di Tiga Rumah Dinas

Baca juga: LPQ Ummu Salamah Gelar Pesantren Ramadhan, Latih Kebiasaan Berpuasa Anak dengan Kegiatan Produktif

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved