Health and Beauty

Berbahaya Bagi Penderita Diabetes dengan Komplikasi Jantung, Pengaruh Perubahan Iklim pada Kesehatan

Perubahan iklim merupakan proses normal yang memang terjadi setiap tahunnya, namun jika perubahan iklim sudah melewati batas normal

Penulis: Ade Setyawati | Editor: Fifi Suryani
Istimewa
Webinar. Moderator, Vania Santoso selaku Co-Founder heySTARTIC young Climate Champion dan dr. Dicky Tahapary, Ph.D., SpPD-KEMD, selaku Staff Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI 

TRIBUNJAMBI.COM - Perubahan iklim merupakan proses normal yang memang terjadi setiap tahunnya, namun jika perubahan iklim sudah melewati batas normal inilah yang akan menjadi perhatian.

Seperti perubahan iklim yang terjadi sekarang ini yang berlangsung signifikan dan akhirnya berlanjut pada krisis iklim. Karena perubahan iklim yang terjadi sudah melebihi seharusnya.

Co-Founder heySTARTIC Young Climate Champion, Vania Santoso dan Staff Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI. dr. Dicky Tahapary, Ph.D., SpPD-KEMD dalam event #BeatDiabetes Online Festival 2021 7-8 April lalu menjelaskan apakah benar pemanasan global terjadi di sekeliling kita? Apa dampak dari hal tersebut? Hubungan secara sains perubahan iklim dan kesehatan? Dan apa yang dapat masyarakat lakukan, jika sudah terkena diabetes dan tetap menjaga kesehatan di tengah perubahan iklim?

Apakah benar pemanasan global terjadi di sekeliling kita?
Terlihat di sekeliling kita perubahan iklim yang terjadi itu sangat nyata, seperti musim hujan yang terlalu berkepanjangan atau musim kering yang terlalu berkepanjangan.

Sedangkan normalnya musim hujan terjadi pada bulan Oktober hingga bulan April, dan pada tahun lalu tahun 2020 mundur sampai hampir akhir bulan dan curah hujan sangat berlebih. Bahkan kondisi ini bisa dikatakan sudah darurat jauh dari kata ideal, selain itu pemanasan global juga meningkat 20 kali lebih panas.

"Dan kondisi perubahan iklim yang signifikan ini yang membuat krisis iklim ini terjadi, dan kita semua yang dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi yang sekarang terjadi," jelas Vania Santoso .

Setiap kita beraktivitas seperti jalan kaki, sepedaan atau mobil, dan itu juga berpengaruh pada rumah kaca dan berpengaruh pada pemanasan global.

Tidak hanya itu, dalam memilih makanan juga berdampak pada pemanasan global, seperti kita memilih sayur dibanding pengolahan daging yang juga berdampak.

Apa dampak dari hal tersebut?

Perubahan iklim ini sangat berdampak terhadap sektor-sektor lain, semua saling terhubung, seperti akibat dari petani yang gagal panen.

"Semua terhubung, akibat kering yang berkepanjangan membuat petani gagal panen, suplay makanan juga terganggu, selain itu juga belum lagi harga pangan yang meningkat, dan dalam kehidupan petani sendiri juga sangat berdampak dari hal tersebut perekonomian mereka terganggu dan tidak bisa menyekolahkan anak," tambah Vania Santoso.

Menurut Dicky Tahapary hubungan secara sins perubahan iklim dan kesehatan juga interconnected, seperti akibat dari musim kering yang terjadi berkepanjangan, penyakit-penyakit yang berpengaruh dari lifestyle yang ditimbulkan.

"Semua itu interconnected, belum lagi jika orang mau olahraga di luar panas, bahan makanan mahal dan orang memilih makanan instan. Yang awal nya sakit diare, akibat fenomena ini berubah menjadi penyakit yang timbul karena lifestyle seperti Diabetes, Jantung, Obesitas, Kanker dan lain sebagainya," jelasnya.

Untuk diabetes sendiri gambaran besarnya sekarang, ada sekitar 10 persen penduduk Indonesia orang dewasa yang terkena diabetes dan 70 persen belum terdeteksi, sedangkan terbanyak yang kena penyakit tersebut di bawah usia 40 tahun.

"Perubahan iklim saat ini nyata adanya dan memiliki dampak bagi kesehatan. Menurut NCBI (National Center for Biotechnology Information) Amerika Serikat menyebutkan bahwa peningkatan suhu dan cuaca ekstrim akibat perubahan iklim global dapat meningkatkan risiko masyarakat menjadi lebih mudah sakit atau bahkan mengalami kematian," jelas Dicky Tahapary.

Kondisi ini sangat lebih berbahaya bagi penderita diabetes yang memiliki komplikasi jantung, bahkan ada faktor lain yang menyebabkan berbahayanya dampak dari perubahan iklim yang signifikan ini bagi penderita diabetes.

"Terutama bagi para penderita diabetes yang memiliki komplikasi kardiovaskular. Tidak hanya itu, para penderita diabetes cenderung mengalami dehidrasi dan heatstroke (serangan stroke akibat gelombang panas), ketika suhu lingkungan meningkat, sehingga berisiko mengalami masalah kesehatan kardiovaskuler dan bahkan serangan jantung.” ucapnya.

Selain kondisi ini berbahaya bagi penderita diabetes, perubahan iklim ini secara tidak lagsung juga sangat berdampak pada peningkatan risiko diabetes dan obesitas.

"Di sisi lain, perubahan iklim juga memberikan dampak tidak langsung dengan peningkatan
risiko diabetes, dimana produksi bahan makanan segar berkualitas berkurang sehingga cenderung mengonsumsi produk makanan olahan yang tinggi gula dan kalori, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan diabetes," tambahnya.

"Menurut International Diabetes Federation menyebutkan bahwa diabetes dan perubahan iklim merupakan dua tantangan global yang saling berhubungan satu dengan lainnya dan ini perlu diperhatikan oleh masyarakat dunia, termasuk Indonesia.” lanjutnya.

Apa yang dapat masyarakat lakukan, jika sudah terkena diabetes dan tetap menjaga kesehatan ditengah perubahan iklim ?

Saran atau tips bagi masyarakat yang sudah terkena diabates, menjaga kesehatan di tengah perubahan iklim ialah makan makanan yang sehat, berolah raga dan melakukan pemeriksaan berkala.

Orang yang sudah terkena diabetes maupun orang yang sehat, tetap harus menjaga makanan sehat, sebisa mungkin nutrisi seimbang, selain itu juga harus berolahraga.

"Meksipun cuaca tidak mendukung, tetap bisa berolahraga, seperti olahraga dalam rumah, dan untuk panduannya di YouTube banyak mau olahraga apa tinggal pilih."

Yang tidak kalah penting nya juga komitmen, melihat kondisi saat ini, kita harus tau prioritas waktu, harus benar-benar menyiapkan waktu minimal 30 menit setiap harinya untuk berolahraga.

#BeatDiabetes Online Festival 2021

Tropicana Slim mengadakan kegiataan #BeatDiabetes Online Festival 2021, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Sedunia 2021, dengan mengangkat tema perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan, khususnya pada diabetesi.

Tujuan diadakannya kegitaan ini untuk mengajak masyarakat Indonesia mencegah dan melawan diabetes.

Kegiatan ini dilaksanakan selama beberapa hari secara virtual, dimulai pada tanggal 6 - 7 April sesi edukasi bersama Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM FKUI, edukasi bersama komunitas Sobat Diabet, Healthy DIY Cooking bersama chef tentang penyajian makanan minuman kekinian dengan lebih sehat.

Tropicana Slim sebagai brand hampir 50 tahun berada di tengah-tengah masyarakat dengan konsisten, dan juga selalu relevan dengan isu-isu terkini yang dapat memengaruhi kualitas hidup masyarakat.

"Sebagai brand yang sudah hampir 50 tahun konsisten menginspirasi masyarakat Indonesia hidup sehat, Tropicana Slim berkomitmen untuk selalu relevan dengan isu-isu terkini yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan masyarakat serta konsisten mengajak untuk mencegah dan melawan diabetes, salah satunya Dampak Perubahan Iklim dan Diabetes’,” jelas Noviana Halim selaku Brand Manager Tropicana Slim.

Karena dampak dari perubahan iklim yang signifikan memang sangat berdampak bagi kesehatan, bahkan menyebabkan kematian.

“Meskipun termasuk isu yang cukup baru dan jarang dibahas di Indonesia, perubahan iklim memiliki dampak terhadap kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama terkait meningkatnya morbiditas dan mortalitas (kematian) terutama bagi diabetesi yang sudah punya komplikasi," tambahnya.

Tropicana Slim juga mengadakan sesi “Learn from Sobat Diabet Community” bersama dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD (pendiri Komunitas Sobat Diabet), membahas tentang hubungan anak muda, perubahan iklim dan risiko diabetes serta bagaimana anak muda perlu makin sadar akan pentingnya hidup sehat dan mencegah diabetes sejak dini.

Tropicana Slim bersama chef Marinka, juga memberikan ilmu kepada masyarakat untuk membuat minuman kekinian yang sehat dan dengan kandungan gula dan lemak yang terkendali.

Tropicana Slim juga mengajak masyarakat untuk tetap aktif di tengah pandemi, melalui senam online pada tanggal 10 dan 11 April 2021, dan dilaksanakan di 52 kota nasional

Target senam online yang diadakan Tropicana Slim ini sekitar 5.200 peserta, untuk memudahkan masyarakat menjalani pola hidup yang baik Tropicana Slim memberikan penawaran special Nutrimart Official Store di Shopee hingga 11 April 2021

"Shopee sangat senang dapat ikut berpartisipasi dalam kampanye #BeafDiabetes online Festival 2021 bersama Tropicana Slim, kami ingin menjadi bagian dari perjalanan masyarakat dalam mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat," jelas Daniel Minardi, Director, Business Partnership, Shopee Indonesia

"Shopee berharap dapat senantiasa memberikan kemudahan bagi semua lapisan masyarakat dalam mendapatkan berbagai produk makanan minuman sehat di Indonesia,” lanjutnya.

Galakkan Sadar Diabetes dari Muda

DALAM kegiatan ini, Tropicana Slim juga bekerjasama dengan Sobat Diabet, komunitas yang digerakkan oleh anak muda untuk mengedukasi pentingnya mencegah dan melawan diabetes sejak dini.

"Selama bertahun-tahun sobat diet, secara konsisten mengedukasi anak muda Indonesia agar sadar bahwa diabetes khususnya diabetes tipe 2 semakin banyak menyerang anak muda, khususnya di Asia," jelas Rudy Kurniawan, Sp.PD, pendiri Komunitas Sobat Diabet.

Bahkan sekitar 1 dari 5 penderita diabetes terdiaknosis terkena diabetes pada usia di bawah 40 tahun.

"Dan menurut penelitian Endocrinology and Metabolism menyatakan bahwa usia seseorang terdiagnosis diabetes diketahui lebih muda pada orang Asia, dibandingkan dengan orang Amerika dan Eropa, penelitian lain menunjukkan bahwa 1 dari 5 penderita diabetes ternyata terdiagnosis terkena diabetes pada usia di bawah 40 tahun. Diabetes bisa dicegah apabila anak muda Indonesia sadar akan risikonya serta menjalani gaya hidup sehat," tambahnya.

Menurut survey independen yang berhasil menjaring 129 responden anak muda Indonesia berusia 20-34 tahun mengenai persepsi terhadap risiko diabetes, perubahan iklim dan hubungan antara keduanya.

"Dari 129 responden yang berusia 20-34 tahun, ditemukan bahwa hanya 16,3% anak muda Indonesia yang percaya dirinya memiliki kemungkinan terkena diabetes sebesar 70-100%. Ironisnya, 85,2% anak muda di Indonesia sangat setuju bahwa perubahan iklim sudah terjadi dan 47,3% anak muda di Indonesia juga sangat setuju bahwa ada hubungan antara perubahan iklim dan diabetes," lanjutnya.

Menurut data tersebut, membuktikan bahwa kesadaran anak muda akan lingkungan terkait perubahan iklim lebih tinggi dibandingkan kesadaran akan risiko diabetes.

Meskipun sebenarnya diabetes bisa dicegah apabila anakmuda Indonesia sadar akan risiko tersebut dan menjalani gaya hidup sehat dr. Rudy juga mengatakan karena hal tersebut, Sobat Diabet dan Tropicana Slim secara konsisten berusaha meningkatkan kesadaran akan risiko diabetes di kalangan anak muda dan mengajak anak muda untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan diabetes.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved