Inilah Sosok Pria Botak yang Aniaya Perawat di RS Siloam Sriwijaya di Palembang Diciduk Polisi
Untuk proses penyelidikan pelaku saat ini sedang dimintai keterangannya oleh Satreskrim terkait dugaan penganiayaan yang dilakukannya tersebut.
TRIBUNJAMBI.COM - Sempat viral di media elektronik massa dan media sosial aksi penganiyaan perawat di RS Siloam diduga oleh orangtua salah satu pasien yang di rawat disana, yakni Christina Ramauli S (27) warga Kelurahan Sukodadi, Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin, Kamis (15/41) sekitar pukul 13.40.
Jajaran Satreskrim Polrestabes Palembang dipimpin langsung Kasat Reskrim Kompol Tri Wahyudi bergerak cepat langsung menjemput diduga pelaku penganiayaan JT, Jumat (16/4/2021) sekira pukul 20.00.
Untuk proses penyelidikan pelaku saat ini sedang dimintai keterangannya oleh Satreskrim terkait dugaan penganiayaan yang dilakukannya tersebut.
"Kita masih dalami dan meminta keterangan, motif atau asal mula mengapa sampai terjadi insiden di rumah sakit," ungkap Tri.
Lanjutnya, untuk saat ini terlapor kooperatif dan bersedia memberikan keterangan kepada polisi.
Seperti diberitakan sebelumnya, korban sudah melaporkan pelaku inisial JT ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang dihari yang sama beberapa jam usai kejadian.
Kejadian persis terjadi didalam rumah sakit Siloam Sriwijaya ruangan IPD 6 dikamar 6026 Kelurahan Lorok Pakjo Kecamatan IB I Palembang dimana saat kejadian korban sedang berkerja di tempat kejadian perkara (TKP).
Kemudian korban dipanggil oleh pelaku dan menyuruh menemui di kamar tempat anak pelaku dirawat.
Lalu korban datang ditemani oleh saksi CH dan temannya 1 orang menemui pelaku, setelah bertemu pelaku di kamar kemudian pelaku menyuruh saksi CH dan temannya pergi meninggalkan korban sendirian saja di kamar tersebut.
Akan tetapi saksi tidak mau pergi meninggalkan korban sendirian.
Saat itu pelaku langsung menanyakan kepada korban "bagaimana cara korban melepaskan infus ditangan anaknya pada saat itu" disaat korban hendak menjawab pertanyaan tiba tiba saja pelaku langsung memukul wajah bagian sebelah kiri korban dengan tangan kosong.
Hal ini membuat saksi langsung membantu melerai, akan tetapi pelaku kembali memukul menggunakan tangan kanan dibagian wajah korban.
Saksi kemudian meminta bantuan pihak keamanan rumah sakit, namun saat kembali ke dalam kamar saksi melihat korban sudah berlutut didepan pelaku.
Saat itu pelaku menendang bagian perut korban, dan saksi kemudian berusaha melerai kemudian membawa korban keluar kamar namun rambut korban ditarik pelaku sehingga sempat tarik menarik, namun akhirnya dengan dibantu teman teman korban akhirnya berhasil keluar.
Korbanpun langsung dilarikan ke emergency untuk diberikan perawatan akibat penganiayaan tersebut, korban juga mengalami memar dibagian mata sebelah kiri, bengkak di bagian bibir, dan bagian perut terasa sakit.
Baca juga: Padahal Sudah Minta Maaf sampai Sujud, Perawat Ini Malah Ditendang dan Ditampar, Reaksi Polisi
Perawat yang Dianiaya Trauma berat
Perawat RS Siloam Palembang, Christina Ramauli Simatupang yang dianiaya keluarga pasien mengalami trauma hebat atas peristiwa Kamis 15 April 2021 itu.
Hingga kini Christina Simatupang masih menjalani perawatan atas luka memar, sakit di perut, serta traumatik.
Kondisi terkini Christina tersebut disampaikan Direktur RS Siloam Sriwijaya Palembang, dr Bona Fernando, Jumat (16/4/2021).
"Perawat sedang kami rawat, bukan saja menyembuhkan luka fisik, tapi juga psikisnya," kata Bona.
"Memang beliau (perawat) itu mengalami trauma yang cukup hebat," ungkapnya.
Dia menyebut sudah bicara tadi siang dengan perawat itu.
Kondisinya dia lihat sudah lebih baik dibandingkan kemarin, namun belum pulih.
"Kita berdoa, pelan-pelan nanti bisa berkerja kembali seperti biasa merawat pasien lagi," jelas dr Bona.
Untuk menyembuhkan psikis Christina Simatupang, ia mengatakan tim psikolog sudah diturunkan untuk membantu korban.
"Sejak kemarin tim psikolog kita sudah turun untuk menangani korban," jelasnya.
Dokter Bona juga berterima kasih atas support dan dukungan dari internal dan eksternal.
"Termasuk dari sesama profesi termasuk Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) baik dari kota, provinsi maupun pusat yang memberikan dukungan," terangnya.
Bona mengatakan semua permasalahan ini diserahkan kepada pihak kepolisian.
Pihaknya meminta agar diberikan ditindak secara tegas ke pria penganiayaan perawat perempuan itu.
Penganiayaan terhadap perawat di RS Siloam Palembang bernama Christina Simatupang berawal dari ayah pasien yang melihat tangan anaknya berdarah setelah infus dilepas.
Saat itu ia berencana membawa pulang anaknya.
Pria berinisial JT itu kemudian mencari perawat yang melepas infus tersebut.
Christina Ramauli Simatupang datang didampingi beberapa rekannya ke ruang perawatan anak itu.
Belum sempat memberi penjelasan tentang penyebab adanya darah itu, korban langsung ditampar oleh JT.
Selain itu pelaku juga menyuruh perawat tersebut agar bersujud memohon maaf kepada keluarganya.
Korban menuruti perintah itu, bersujud di hadapan keluarga JT yang emosi.
Tapi tanpa diduga JT melakukan serangan fisik kepada si perawat, menendang perawat perempuan itu.
Melihat situasi ini rekan-rekan seprofesi korban berusaha melerai.
Mereka menahan supaya JT tidak melakukan perbuatannya yang sama.
Penganiayaan yang dialami perawat berinisial CSR ini viral di media sosial.
Kronologi tersebut disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Humas Polrestabes Palembang, Kompol M Abdullah, Jumat (16/4/2021).
Abdullah mengatakan kepolisian sudah melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi atas peristiwa tersebut.
Polisi juga sudah mengambil bukti visum atas kekerasan yang dialami perawat tersebut.
"Korban mengalami luka memar di bagian mata kiri, bengkak di bagian bibir, dan perut terasa sakit," ungkapnya.
"Saksi akan diperiksa. Pelaku bisa dijerat pasal 351 tentang penganiayaan," terangnya. (*)
Baca juga: BOCORAN Manga Boruto 57, Uzumaki Boruto Digadang-gadang Bisa Jadi Penyebab Perang Dunia Ninja Kelima