Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Taat dan Berjumpa Tuhan
Bacaan ayat: Yohanes 21:6-7 (TB) - "Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka
Taat dan Berjumpa Tuhan
Bacaan ayat: Yohanes 21:6-7 (TB) - "Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau".
Oleh Pdt Feri Nugroho

Pengalaman supranatural berjumpa dengan Tuhan, selalu menjadi cerita yang menarik minat untuk mendengarkannya.
Banyak orang terinspirasi untuk memiliki pengalaman yang sama dengan asumsi bahwa pengalaman tersebut terkait dengan iman yang kuat.
Penyembuhan, pengusiran setan, mimpi, mendapatkan petunjuk dalam mengambil keputusan, diselamatkan dari kecelakaan tragis: menjadi contoh umum yang membuat banyak orang berimajinasi untuk memiliki pengalaman yang sama.
Dalam pembacaan keseluruhan Alkitab, kita akan menjumpai berbagai peristiwa ajaib.
Pemilihan Musa sebagai pemimpin Israel dari perbudakan di Mesir, menjadi cerita bersambung yang penuh peristiwa ajaib.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Transformasi Kehidupan
Sejak kelahirannya, Musa telah diselamatkan oleh Tuhan. Panggilan Tuhan melalui semak terbakar, semakin mempertajam bahwa Tuhan berkarya atas kehidupannya.
Sepuluh tulah menjadi bukti yang tidak bisa dibantah bahwa Tuhan berkuasa mutlak, sampai Fir'aun pun akhirnya menyerah dan membiarkan Israel pergi dari Mesir.
Empat puluh tahun perjalanan Israel di padang gurun, sarat dengan peristiwa supranatural.
Laut terbelah, tiang awan dan tiang api, bumi terbelah menelan para pemberontak, dan banyak peristiwa lain, menjadi fakta sejarah bagi Israel untuk diingat dan dijadikan sebagai dasar iman untuk hidup dalam ketaatan.
Keempat Injil pun menceritakan peristiwa yang sama.
Keempatnya sepakat tentang berbagai mujizat supranatural yang dilakukan Yesus dalam rangka memperlihatkan prototipe Kerajaaan Allah yang dijanjikan kepada yang percaya.
Apakah benar, bahwa mujizat supranatural itu terjadi untuk memperlihatkan besar kecilnya kadar iman?
Apakah itu menjadi bentuk demontrasi iman yang lebih kuat daripada yang lain? Atau, apakah mujizat supranatural dijadikan sebagai tolok ukur iman?
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Memandang Tapi Tidak Melihat, Melihat Tapi Tidak Tahu
Faktanya tidak demikian. Mujizat supranatural hanya menjadi tanda, bukan tujuan, bahwa ada kedaulatan Allah yang sedang dinyatakan atas kehidupan.
Itu artinya, fokusnya bukan pada mujizat, namun pada Allah yang berkarya didalamnya.
Yesus bangkit. Para murid kembali ke ke kesibukan semua, yaitu menjadi penjala ikan.
Jika selama lebih kurang tiga tahun mereka pergi mengikuti Yesus, saat Yesus tidak bersama mereka lagi, wajar jika perlu melakukan adaptasi.
Minimal menyibukkan diri dengan menjalani kehidupan lama sebagai nelayan.
Hasilnya? Malam itu tidak memperoleh apa-apa.
Dari pantai seseorang menanyakan hasil tangkapan, dan mereka menyatakan bahwa tidak ada hasil yang diperoleh.
Suara yang sama memberi perintah, "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh."
Entah angin apa yang membuat mereka taat begitu saja kepada ide tersebut.
Secara spontan ada harapan, paling tidak ini bisa menjadi tebaran terakhir; jika dapat ikan, ya syukur.
Jika tidak, tidak rugi juga karena pada dasarnya mereka sudah putus asa akan pulang dengan tangan hampa.
Faktanya, justru diluar dugaan.
Ketika mereka menebarkan jala, mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Sungguh diluar dugaan mereka untuk mengerti.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Iman Bertumbuh Dalam Kesunyian Pergumulan
Melihat fakta ini, memicu ingatan seorang murid tentang peristiwa masa lalu dimana Yesus pernah memberi perintah untuk menebarkan jala dan menangkap ikan dalam jumlah banyak.
Memory ini kemudian membuatnya berteriak kepada Petrus untuk memberitahu, "Itu Tuhan!".
Sebuah kesimpulan yang jitu untuk mengenali bahwa ada Tuhan yang berkarya.
Mereka tidak fokus lagi kepada ikan yang diperoleh, namun pada Tuhan yang berkarya dibalik peristiwa tersebut.
Pelajaran berharga dapat kita pahami hari ini, bahwa menangkap ikan adalah hal biasa. Hal natural terjadi dalam keseharian bagi seorang nelayan.
Namun bisa menjadi hal ajaib ketika kita paham, tentang siapa yang berkarya dibalik tertangkapnya ikan dalam jala.
Tuhan dapat kita jumpai dalam setiap peristiwa natural yang terjadi disekitar kita. Hal natural dan supranatural menjadi dua sisi dari satu mata uang untuk melihat karya Tuhan dalam kehidupan.
Iman akan terus bertumbuh dalam setiap perjumpaan tersebut, namun perjumpaan tidak bisa dijadikan tolok ukur iman. Allah yang berotoritas untuk berkenan dijumpai atau tidak.
Tugas kita adalah peka dengan cara Tuhan untuk mengijinkan diri-Nya dikenali dalam setiap peristiwa.
Tuhan berkarya agar kita kembali memandang kepada-Nya.
Karya-Nya menjadi jembatan bagi kita untuk menemukan dan berseru, "Ini karya Tuhan!". Amin
Bacaan Renungan Kristen Lainnya
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam