Curhat Istri yang Suaminya Dibunuh Kerabat: Sudah Dianggap Anak Bahkan Panggil Ayah ke Suami Saya
Mantan istri korban pembunuhan Junaidi (62), Bariah (62) berharap aparat penegak hukum dapat menghukum pelaku dengan seberat-beratnya.
TRIBUNJAMBI.COM - Jasad pria bersimbah darah mengenakan kemeja Partai Demokrat di Jalan Peringgan, Kecamatan Percut Seituan diketahui adalah Junaidi (62).
Korban merupakan warga Jalan Mayor Kompleks SDN 94 Medan, Kecamatan Medan Barat.
Pascakejadian, diketahui bahwa pelakunya adalah orang dekat korban. Dia adalah P alias U.
Menurut penuturan keluarga, P alias U ini merupakan kernet korban.
Selama ini, P alias U bekerja dengan korban mengemudi angkutan kota (angkot).
Mantan istri korban pembunuhan Junaidi (62), Bariah (62) berharap aparat penegak hukum dapat menghukum pelaku dengan seberat-beratnya.
Hal ini dikatakan Bariah saat ditemui Tribun Medan di rumah duka Junaidi di Jalan Mayor Kompleks SDN 94 Medan, Kecamatan Medan Barat.
Pelaku pembunuhan adalah orang dekat korban. Tersangka berinisial P alias U.
Menurut penuturan keluarga, P merupakan kernet korban dan suah dianggap sebagai anak sendiri.
Ia tak menyangka P tega membunuh Junaidi.
Dia berharap pelaku dihukum dengan seberat-beratnya.
"Kalau harapan kita ini dikasih juga mati. Hukum seberat-beratnya. Nyawa bayar nyawa," ujarnya, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Hotma Sitompul Tujukan Foto Sang Istri Bersama Pria Lain: Sudah Diperingati Berulang Kali
Baca juga: Tangis Istri Pecah saat Dijual Suami ke Pria Hidung Belang Demi Dapur Ngebul dan Biaya Anak Kuliah
Baca juga: Dennis Lyla Pilih Tak Berkomentar Soal Tudingan Selingkuh dan KDRT Kepada Thalita Latief
Pelaku yang diamankan polisi sudah seperti anak angkat korban.
"Karena pelaku itu anak angkat almarhum. Kalau almarhum minum teh manis, pelaku minum teh susu. Itulah saking baiknya, tapi kok tega dibuatnya seperti ini," ucapnya.
Bariah menuturkan bahwa dirinya tidak memiliki firasat aneh dari mantan suaminya itu.
"Kalau anak almarhum total ada sembilan. Kami sudah 20 tahun pisah. Almarhum tinggal di Helvetia. Cuma di sini rumah adek. Kami di sini keluarga semua," ungkapnya.
Kalau kedekatan pelaku dan korban, lanjutnya, sudah seperti anak dan ayah.
"Si pelaku ini manggil korban itu sudah ayah. Kalau kerja sering dibawa ke mana aja. Gak habis pikir kok tega kali," katanya.
Bariah menuturkan bahwa hal yang begitu dikenang yakni, Sabtu kemarin, almarhum minta teh dengan cucunya.
"Terakhir hari Sabtu itu lah, ia minta teh manis sama cucunya. Dia kalau sudah antar ikan selalu minta teh manis," jelasnya.
Junaidi sendiri ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di Jalan Peringgan Kecamatan Percutseituan Kabupaten Deliserdang pada Senin (5/4/2021) kemarin.
Pria paruh baya ini sebelumnya ditemukan bersimbah darah dengan luka di bagian wajah.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Tribun Medan, Junaidi yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkutan umum ini, diduga dibunuh oleh kerneknya sendiri.
Sementara pantauan Tribun Medan di rumah duka pada Selasa (6/4/2021), terlihat para pelayat menyambangi kediaman almarhum Junaidi.
Jasad Junaidi sendiri dimakamkan di tempat pemakaman umum di kawasan Tanjung Mulia.
Diberitakan sebelumnya, jasad pria bersimbah darah mengenakan kemeja Partai Demokrat di Jalan Peringgan, Kecamatan Percut Seituan diketahui adalah Junaidi (62).
Korban merupakan warga Jalan Mayor Kompleks SDN 94 Medan, Kecamatan Medan Barat.
Pascakejadian, diketahui bahwa pelakunya adalah orang dekat korban. Dia adalah P alias U.
Menurut penuturan keluarga, P alias U ini merupakan kernet korban.
Selama ini, P alias U bekerja dengan korban mengemudi angkutan kota (angkot).
"Sempat saya bertemu dengan dia kemarin di depan (Simpang Brayan). Waktu itu saya cerita-cerita soal kejadian yang menimpa paman saya," kata Jefri, keponakan korban di rumah duka, Selasa (6/4/2021).
Awalnya, Jefri tak tahu bahwa P alias U adalah pembunuh pamannya.
Dia mengajak P alias U ngobrol lantaran merasa pelaku selama ini kenal dekat dengan korban.
"Setelah ngobrol itu, saya berencana minta tolong untuk menangkap pelaku. Karena P alias U ini tahu banyak mengenai paman saya, dia pun saya bonceng," kata Jefri.
Tanpa rasa bersalah, P alias U lantas naik ke atas boncengan.
Dia berpura-pura tidak tahu soal kejadian pembunuhan Junaidi.
"Di perjalanan, persis di simpang lampu merah, tiba-tiba dia lompat dari motor. Terus kabur," katanya.
Merasa aneh, Jefri memutar balik motornya.
Di saat bersamaan, ada telepon dari polisi.
Ketika diangkat, polisi mengabarkan bahwa terduga pelaku pembunuh Junaidi bernama U.
"Karena dia (P alias U) masih terlihat, lalu saya kejar. Kemudian saya tanya sama dia siapa namanya," terang Jefri.
Kala itu pelaku mengaku bernama U.
Namun, karena Jefri masih terhubung dengan aparat kepolisian, polisi meminta agar Jefri membawa orang yang bersamanya itu.
"Setelah saya sampaikan ke polisi, petugas minta saya membawa dia (P alias U) ke kantor. Jadi saya bawa, eh ternyata memang dia pelaku yang dicari polisi," katanya.
Terkait hal ini, Kapolsek Percutseituan AKP Jan Piter belum mau memberikan keterangan.
"Belum kita apakan ya, belum kita apakan," katanya tanpa menjelaskan lebih detail maksud perkataannya itu.
Sumber : TRIBUNMEDAN