Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Memandang Tapi Tidak Melihat, Melihat Tapi Tidak Tahu
Bacaan ayat: Yohanes 20:14 (TB) - "Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu
Memandang Tapi Tidak Melihat, Melihat Tapi Tidak Tahu
Bacaan ayat: Yohanes 20:14 (TB) - "Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus".
Oleh Pdt Feri Nugroho

Ketika masa sukar datang bertubi-tubi, biasanya seseorang yang hampir putus asa baru akan berpaling dan menanyakan tentang penyertaan Tuhan.
'Jika Tuhan berkuasa, mengapa Ia membiarkan saya berada dalam himpitan? Jika Dia baik, mengapa tidak menolong? Jika Dia menyertai, mengapa membiarkan saya sendirian menanggung beban? Jika Ia berkuasa, mengapa saya harus sakit?'.
Tanpa disadari, pertanyaan-pertanyaan tersebut berangkat dari pengenalan akan Tuhan yang terbatas pada pemenuhan kebutuhan, dan tidak pada pengenalan akan Tuhan yang utuh sehingga seseorang berada pada posisi mempercayakan diri kepada Tuhan.
Para murid pernah galau dan ketakutan, ketika berhadapan dengan badai laut, sementara Guru mereka tidur di buritan kapal.
Marta galau ketika melihat Maria duduk mendengarkan Yesus, sementara ia merasa harus sibuk melayani seorang diri.
Persoalan utama terjadi ketika seseorang hanya sibuk dengan dirinya sendiri.
Tentang apa yang dialami dan dirasakan yang seakan tidak mendapat perhatian, atau sibuk dengan apa yang dilakukan sebagai hal yang lebih baik dari orang lain sementara melihat yang lain terlihat lebih nyaman dan menyenangkan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Selamat Merayakan Paskah
Perasaan tidak adil menjadi pemicu bagi seseorang untuk mempertanyakan kebaikan dan kuasa Tuhan.
Hari itu, pagi-pagi buta di hari pertama minggu itu, Maria Magdalena adalah salah satu dari beberapa wanita yang datang ke kubur Yesus membawa rempah-rempah untuk melanjutkan merawat mayat Yesus.
Kesedihan masih belum sirna ketika Sang Guru yang dikasihinya harus mati dengan tragis.
Kesedihan mungkin akan sedikit terobati ketika masih ada kesempatan untuk merawat mayat Yesus.
Betapa terkejutnya ia dengan para wanita yang lain ketika mendapati kuburan telah terbuka dan mayat Yesus tidak ada di tempatnya.
Satu-satunya penjelasan logis yang paling masuk akal adalah mayat Yesus dicuri orang.
Dapat kita bayangkan betapa sedih dan menderitanya Maria, jika benar mayat Yesus dicuri orang.
Belum hilang kesedihannya bahwa Yesus mati, pagi itu harus kehilangan mayat-Nya.
Bahkan kehadiran malaikat yang berpakaian putih, tidak membuatnya berkeming dari kesedihan yang teramat dalam melanda.
Ketika ditanya, Maria hanya 'curhat' bahwa Tuhan telah diambil orang dan tidak tau dimana mereka meletakkan-Nya. Dahsyatnya kesedihan, Yesus yang hadirpun, tidak dilihat oleh Maria.

Banyak hal yang membuat kita tidak bisa melihat kasih Tuhan, meskipun nyata-nyata bahwa Ia selalu mengasihi.
Persoalan, kesedihan, ketakutan, kecemasan, kebimbangan, kegalauan, sakit penyakit, penderitaan: menjadi kabut yang menyelimuti sehingga membuat banyak orang tidak melihat penyertaan Tuhan.
Tidak jarang kita menemukan diri kita sibuk dengan pikiran sendiri.
Sibuk dengan rancangan dan rencana, akhirnya lupa bahwa Tuhan adalah pemilik otoritas mutlak atas kehidupan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Iman Bertumbuh Dalam Kesunyian Pergumulan
Kita mendapatkan diri sibuk dengan berbagai-bagai pengetahuan, seolah ingin bertindak sangat rasional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, namun mulai abai dengan Tuhan yang menciptakan kehidupan.
Adalah terlalu gegabah ketika memastikan sesuatu yang belum pasti didasarkan pada pengalaman, karena tanpa disadari tindakan tersebut justru menjadi membatasi kuasa Tuhan yang tidak terbatas.
Maria salah ketika menyimpulkan, bahwa mayat hilang, pasti dicuri orang.
Namanya dicuri, Maria memastikan bahwa ia tidak tahu siapa yang mencuri dan dimana mayat-Nya diletakan. Maria hanya membatasi fakta tersebut berdasarkan pengalaman yang pernah terjadi.
Ia menutup pintu bagi alternatif lain, kecuali dicuri. Sikap inilah yang membuat Maria tidak melihat kehadiran Yesus meskipun ia sudah memandang-Nya.
Atau ia memandang Yesus, namun tidak mengenali-Nya.
Kurang ajarnya lagi, Maria justru menuduh Orang yang dilihatnya sebagai pencuri, yang harus bertanggung jawab dengan hilangnya mayat Yesus.
Kuasa Tuhan tidak boleh dibatasi dengan logika. Tuhan terlalu kreatif untuk menolong.
Apapun yang sedang terjadi dalam kehidupan dan kita alami, jangan biarkan menjadi kabut gelap yang menghalangi kita untuk melihat kehadiran-Nya dalam kehidupan kita. Dia hadir dalam setiap pengalaman.
Dia terus menyertai sebagaimana Ia telah berjanji, akan menyertai sampai kepada akhir zaman. Percayailah penyertaan-Nya. Amin
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam