Dua Siklon di Wilayah Indonesia akan Berdampak Ini di Provinsi Jambi, Berikut Penjelasan BMKG
Asfihani, Prakirawan Cuaca BMKG Jambi mengatakan, sesuai rilis BMKG pusat peringatan dini waspada cuaca ekstrem ini dikeluarkan berdasarkan hasil anal
Penulis: Monang Widyoko | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - BMKG Jambi memperingatkan masyarakat Indonesia agar waspadai potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah dalam sepekan ke depan.
Asfihani, Prakirawan Cuaca BMKG Jambi mengatakan, sesuai rilis BMKG pusat peringatan dini waspada cuaca ekstrem ini dikeluarkan berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer yang terjadi.
"Analisis menunjukan bahwa La Nina masih berlangsung paling tidak hingga Mei mendatang dengan kecenderungan menuju netral," ungkapnya, Senin (5/4/2021).
Baca juga: Sebanyak 30 Personil Damkar Kota Jambi Padamkan Kebakaran Ruko Distributor Shukaku
Baca juga: 34 Pejabat Fungsional Pemkot Jambi Dilantik, Bakal Disebar ke Beberapa OPD
Baca juga: Jelang Puasa Ramadhan, Bacaan Niat Puasa Qadha Jika Masih Punya Utang Puasa Tahun Lalu
Dirinya menambahkan fenomena La Nina ini dibarengi dengan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terpantau aktif.
"Fenomena MJO terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang dapat timbulkan potensi hujan lebih meningkat," jelasnya.
Sementara itu ia menambahkan, BMKG pusat juga mendetekai adanya dua bibit siklon tropis.
"Bibis siklon yang berada Samudra Hindia Barat Daya Sumatera dan bibit siklon di Laut Sawu Nusa Tenggara Timur," terangnya.
Secara tidak langsung bibit siklon ini keberadaannya dapat berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Kemudian kondisi tersebut terhadap cuaca di Provinsi Jambi, Asfihani mengatakan ini berdampak Jambi terkena belokan angin yang berakibat di daerah Jambi akan mengumpul kumpulan awan.
"Oleh karena itu di Provinsi Jambi selama satu minggu ke depan akan terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Dengan kecepatan 5-25 km/jam," katanya.
Ia mengatakan fenomena bentukan siklon yang berada di Samudra Hindia Barat Daya Sumatera, menyebabkan wilayah Sumatera dan termasuk Jambi terjadi pengumpulan banyak awan dan menyebabkan hujan lebih sering.
"Cukup jauh dari Jambi (Siklon yang berada di dekat Sumatera). Namun karena tekanan rendah (pada siklon) ini menyebabkan pola konvergensi atau masuknya pola angin di daerah Sumatera dan termasuk Jambi. Ini menyebabkan terjadi kumpulkan banyak awan dan menyebabkan lebih sering hujan dengan angin kencang serta petir," paparnya.
"Jadi cuaca ekstrem hanya berada di daerah yang dekat dengan siklon. Sedangkan Jambi jauh," tambahnya.