Nation of Islam Muncul di Amerika dan Buat Geger, Apa Itu?
Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) kembali diserang. Dua orang dilaporkan tewas dalam insiden Jumat (2/4/2021).
Nation of Islam Muncul di Amerika, Apa Itu?
TRIBUNJAMBI.COM – Gedung Capitol Amerika Serikat (AS) kembali diserang. Dua orang dilaporkan tewas dalam insiden Jumat (2/4/2021).
Seorang pria diketahui menabrak dua petugas di dekat Gedung Capitol. Setelah itu, tersangka menabrakkan mobilnya ke barikade.
Tak sampai di situ, tersangka lantas keluar dari mobil sambil memegang pisau di tangannya. Dia lantas berlari dan menyerang dua polisi.
Tersangka yang diidentifikasi sebagai Noah Green, ditembak mati. Satu polisi, William "Billy" Evans, juga dilaporkan tewas atas serangan tersebut.
Melalui Facebook, Green mengidentifikasi dirinya sebagai pengikut Nation of Islam. Akun Facebook yang cocok dengan Green kini telah dihapus.
Lantas apa sebenarnya Nation of Islam?
Melansir Britannica, Nation of Islam merupakan gerakan sekaligus organisasi yang menggabungkan unsur-unsur Islam tradisional dengan ide-ide nasionalis kulit hitam.

Fard Muhammad tiba-tiba menghilang secara misterius pada 1934. Tampuk kepemimpinan Nation of Islam lantas dipegang oleh Elijah Muhammad.
Elijah Muhammad lantas memimpin organisasi tersebut selama 41 tahun berikutnya. Di antara murid-muridnya yang terkenal adalah Malcolm X dan Muhammad Ali.
Dengan pesan pemberdayaan kulit hitam, Nation of Islam tumbuh menjadi salah satu organisasi Afrika-Amerika terbesar di AS sebagaimana dilansir Fox News.
Baca juga: Gedung Capitol AS Kembali Diserang 2 Orang Tewas, Begini Kondisi Joe Biden Saat Ini
Malcolm X merupakan sosok yang membawa banyak orang Afrika-Amerika masuk ke dalam Nation of Islam.
Namun, Macolm X sempat membuat pernyataan kontroversi ketika menanggapi kematian Presiden AS John F Kenndy. Hingga akhirnya, Malcolm X dibunuh pada 1965.
Setelah itu, perjalanan Nation of Islam diwarnai oleh kekerasan antara anggota dan mantan anggotanya.
Pada 1973, anggota Nation of Islam menyerbu Hanafi Muslim Center di Washington DC yang didirikan oleh Hammas Abdul Khaalis.

Khaalis merupakan seorang mantan petinggi Nation of Islam. Dalam penyerangan itu, anggota Nation of Islam menyerang keluarganya, membunuh anak-anaknya, dan membuat istri Khaalis lumpuh.
Setelah Elijah Muhammad meninggal pada 1975, putranya, Wallace, mengambil alih kepemimpinan organisasi tersebut.
Wallace kemudian mengganti nama menjadi nama Warith Deen Mohammed dan segera memulai transformasi di tubuh Nation of Islam.
Warith Deen Mohammed adalah sosok yang sangat dipengaruhi oleh Malcolm X dan Islam ortodoks.
Dia mengubah nama Nation of Islam menjadi World Community of al-Islam in the West dan diubah lagi menjadi American Muslim Mission pada 1978.
Warith Deen Mohammed juga secara bertahap mencabut kepentingan rasial dan doktrin nasionalis yang dibawa Fard Muhammad ketika awal-awal mendirikan Nation of Islam.
Perubahan tersebut memuncak pada 1985 dengan pengunduran dirinya secara resmi sebagai kepala American Muslim Mission dan pembubaran organisasi tersebut.
Mayoritas mantan anggota American Muslim Mission mengikutinya ke komunitas Muslim yang lebih besar, di mana dia tetap menjadi tokoh yang dihormati secara luas.
Namun, langkah Warith Deen Mohammed yang mengubah Nation of Islam ke arah ortodoks ditolak oleh beberapa mantan anggota.
Saat Warith Deen Mohammed membawa banyak perubahan ke tubuh Nation of Islam, ada seorang tokoh yang menolak perubahan tersebut bernama Louis Farrakhan.
Pada 1978, Farrakhan mendirikan Nation of Islam sebagai tandingan organisasi yang dipimpin Warith Deen Mohammed.
Nation of Islam yang dipimpin Farrakhan membawa semangat sama yang dibawa oleh Elijah Muhammad.
Farrakhan memulai organisasinya dengan hanya beberapa ribu pengikut tetapi segera membangun kembali gerakan nasional.
Dia menerbitkan buku Elijah Muhammad dan akhirnya membeli bekas masjid Elijah Muhammad di Chicago dan memperbaruinya sebagai markas baru Nation of Islam.
Dia juga memperluas gerakan tersebut secara internasional, membuka kantor di Inggris dan Ghana. Namun demikian, dia didera kritik karena beberapa pernyataan anti-Semitik.
Farrakhan terus mendapatkan dukungan atas dorongannya pada bisnis Afrika-Amerika dan upayanya untuk mengurangi penyalahgunaan narkoba dan kemiskinan.
Pada 1990-an dia telah muncul sebagai pemimpin kaum Afrika-Amerika yang terkemuka.
Farrakhan lantas mengurangi retorika rasialnya dan menggerakkan kelompok itu menuju Islam ortodoks setelah menderita kanker prostat pada 2000.
Diperkirakan ada 10.000 hingga 50.000 orang yang menjadi anggota Nation of Islam.