Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Firman yang Menjadi Daging

Bacaan ayat: Yohanes 1:14 (TB) - "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Firman yang Menjadi Daging

Bacaan ayat: Yohanes 1:14 (TB) - "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran"

Oleh Pdt Feri Nugroho 

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Tidak mudah bagi seseorang untuk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.

Jangankan kita hari ini, yang berjarak waktu dua ribu tahun dengan kehidupan Yesus, para murid yang hidup bersama waktunya dengan kehidupan Yesus pun perlu waktu untuk paham dan akhirnya percaya.

Secara logis, perlu adanya bukti bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.

Bukti ini bisa dijadikan dasar yang kuat untuk membawa seseorang menjadi percaya.

Para ahli Taurat, misalnya. Seharusnya mereka menjadi orang pertama yang dapat mengenali tanda yang menyertai kehidupan Yesus.

Namun mereka justru menempatkan diri pada posisi terdepan untuk menolak Yesus sebagai Mesias.

Pertentangan mereka dengan Yesus dalam setiap kali kesempatan perjumpaan, memperlihatkan bahwa ahli Taurat bukan orang yang gampang diyakinkan.

Mereka adalah orang-orang yang bersikap kritis dalam menjaga Kitab Suci dari berbagai ajaran lain yang dinilai menyesatkan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Hidup Damai Sebagai Berkat

Kehadiran Yesus dinilai menyesatkan, meskipun banyak fakta tidak bisa disangkal tentang otoritas dan tindakan Yesus dalam melakukan mujizat. Tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri.

Dalam periode berikutnya, duaratus hingga tigaratus tahun berikutnya, perdebatan muncul dalam sejarah gereja.

Masing-masing merasa sebagai yang benar dan mengkaim sesuai dengan Alkitab.

Bahkan hingga hari ini, di era internet, dimana setiap orang dapat mengklaim sebuah pemahaman dan menyebarkannya sedemikian rupa, semakin membuat kita perlu waspada agar tidak tersesat.

'Iman yang cukup', memang menyelamatkan.

Artinya, seseorang cukup percaya dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, maka selamat; tidak perlu direpotkan dengan menjelaskan apa yang diimani.

Namun iman akan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar agar jangan sampai percaya pada Yesus yang lain, yang tidak diajarkan oleh Alkitab, demikian nasihat rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Berkarya Merencanakan Masa Depan

Untuk itu, agar dapat mengenal Yesus secara benar:

Pertama: Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat, adalah Yesus yang diajarkan Alkitab.

Kesaksian keempat Injil, sejarah perkembangan jemaat mula-mula, dan surat penggembalaan para rasul, memberikan data yang cukup tentang identitas diri Yesus.

Kedua: pengajaran tentang Yesus, didasarkan pada pembacaan keseluruhan Alkitab.

Nubuat dan penggenapannya, menjadi dua sisi dari satu mata uang, sehingga dapat mengenali bahwa Yesus yang disembah adalah Yesus yang benar.

Memahami siapa Yesus hanya didasarkan pada satu bagian tertentu Alkitab akan sangat berbahaya, rentan terjadi kesalahpahaman.

Dan Iblis pun bisa mencomot sebuah ayat Alkitab untuk melegitimasi tindakannya.

Para ahli Taurat, nampaknya sudah memiliki bayangan ideal tersendiri tentang Mesias.

Kejayaan masa lalu dijadikan tolok ukur yang mutlak, sehingga terlalu sulit melihat Yesus sebagai Mesias ketika Ia seringkali justru bergaul karib dengan para orang berdosa.

Sampai saat ini, pola ini masih terlihat. Telah terpatri dalam pikiran bahwa Yesus hanya seorang nabi yang diutus Tuhan. Titik, tidak boleh ada yang lain.

Jika ada yang lain, itu palsu dan salah.

Ilustrasi Yesus
Ilustrasi Yesus (ist)

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Hidup Dalam Pertobatan

Yohanes, sebagai salah satu murid Yesus, memberikan kesaksian yang menarik.

Didorong oleh para muridnya dan fakta bahwa banyak bermunculan pengajaran tentang Yesus, yang berbeda, membuatnya menuangkan pengalaman kebersamaannya dengan Yesus dengan gaya seorang guru yang sedang mengajar.

Yohanes bukan hanya bercerita pengalamannya bersama Yesus. Ia juga memberikan komentar dan kesimpulan tentang siapa jati diri dan identitas Yesus itu.

Jika Matius, Markus dan Lukas memberi kesaksian tentang Yesus dari sudut pandang manusia, maka Yohanes memperkenalkan Yesus dari sudut pandang ke-Ilahi-an-Nya.

Paralel dengan kitab Kejadian yang mengawali kisahnya dengan pernyataan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi, maka Yohanes mengawali kesaksiannya dengan pernyataan bahwa pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Pernyataan ini cukup membantu pembaca untuk paham bahwa Firman Allah adalah Allah.

Allah dan Firman Allah adalah sama, yaitu Allah sendiri.

Sama namun bisa dibedakan.

Ketika dihubungkan dengan keberadaan diri Yesus, Yohanes memberikan penjelasan bahwa Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.

Sampai disini, kita dapat memahami bahwa Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia.

Dia sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Allah dalam kemahakuasaan-Nya dapat menjadi manusia tanpa harus kehilangan ke-Allah-annya.

Ketika Dia menjadi manusia, maka Ia menjadi terbatas dalam ruang dan waktu, tanpa harus kehilangan kemahakuasaan-Nya. Melalui Yesus manusia dapat melihat kemuliaan Allah.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kesombongan Itu Menghancurkan Kehidupan

Yesus disebut Anak Tunggal Bapa, didasarkan pada fakta bahwa Ia lahir dari seorang perawan yaitu Maria yang dinaungi oleh Roh Kudus, yaitu Roh Allah yang memberikan kehidupan.

Kesaksian Yohanes ini semakin melengkapi pengetahuan kita tentang siapa Yesus. Jika ada yang mempunyai pengetahuan bahwa Yesus adalah seorang utusan, itu benar dalam hal tertentu.

Dia nabi, juga benar dalam sudut pandang lain. Namun tidak utuh, sesuai dengan pembacaan Alkitab secara utuh.

Bahkan sejak Perjanjian Lama pun, berulangkali dicatat bahwa Firman Tuhan itu datang kepada para nabi. Kata 'datang' merujuk pada pribadi, bukan sekedar penglihatan.

Bukan sekedar pengalaman rohani semata, namun berjumpa dalam arti yang sesungguhnya.

Pada akhirnya, perjumpaan dengan Yesus yang bangkitlah, yang membuat para murid percaya dan paham bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.

Janji Yesus yang menyatakan bahwa Yesus menyertai senantiasa sampai kepada akhir zaman, memberikan penyataan kuat bahwa Dia adalah Tuhan yang kekal, Tuhan yang hidup mengatasi ruang dan waktu, dan memberikan kehidupan kekal kepada mereka yang percaya.

Miliki hubungan dengan Tuhan. Alami perjumpaan dengan Tuhan dalam pengalaman hidup, maka kita akan diyakinkan tentang Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Amin

Bacaan Renungan Harian Kristen Lainnya

Renungan Oleh Pdt Feri  ugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved