Mata Najwa Tadi Malam Panas Setelah Pengamat Bicara Begini Soal All England: Ini Masalah Harga Diri!
Hendra Setiawan Cs dipaksa mundur dari kompetisi bulutangkis internasional karena dianggap suspected Covid-19.
"Tapi, hal yang baik ini kemudian harus ditindaklanjuti dengan cara yang benar, yang paling mengganggu pikiran saya, keinginan untuk menggugat ke arbitrase (Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga atau CAS). Tidak perlu, tapi tidak melarang," tegasnya.
Menurutnya ada hal yang lebih penting dibandingkan dengan melayangkan gugatan ke arbitrase, hal penting itu yakni permintaan maaf dari federasi bulutangkis internasional ke pemerintah Indonesia.
"Ada hal penting, ada momentum penting yang saya pikir perlu membuat reformulasi langkah-langkah kita, hal penting yang sangat fundamental adalah perminaat maaf federasi bulutangkis internasional kepada pemerintah Indonesia. Itu bukan hal sembarang, mereka otoritas dengan jangkauan secara global, ini sesuatu yang sangat beray dilakukan oleh federasi," jelasnya.
Padahal, sebelumnya permintaan maaf tidaklah cukup.
"Ya, ini persoalan lain ketika pemerintah atau komunitas (PBSI) bulutangkis Indonesia menanggapi permintaan maaf tersebut dengan sinis," imbuhnya.
Namun, pendapat Eko Noer Kristiyanto itu langsung mendapatkan respon yang cukup emosional dari narasumber yang hadir via online, seperti Ketua PBSI dan Ketua KOI.
Mendapatkan respon yang cukup keras dari narasumber lainnya, Eko Noer Kristiyanto pun langsun melanjutkan pemaparannya.
"Kita bicara harga diri, masalah kehormatan. Karena karakteristik arbitrase selama ini terkait masalah pendataan ke nominal. Tadi, teman atlet juga bisa soal nominal kerugian, sebelum acara ini juga saya dengan Humas PBSI terkait nominal. Ketika nanti mengumpulkan bukti, lalu menghitung nominal, seolah kita mereduksi harga diri bangsa dengan nominal uang," tegasnya. (*)
Simak berita lainnya tentang Mata Najwa
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Pendapat Pakar Soal All England di Mata Najwa Buat Suasana Panas, 'Harga Diri Bangsa dengan Uang'.