Amerika Bakal Pontang-panting, Iran Makin Ganas Serang Pangkalan Militer AS, Ini Target Berikutnya
Kematian Jenderal Qassem Soleimani membuat Iran selalu diselimuti rasa dendam untuk menghancurkan Amerika Serikat.
Empat tahun kemudian, pengadilan AS memutuskan bahwa Al-Qaeda menyebabkan ledakan tersebut dengan bantuan Sudan.
Pengadilan memerintahkan Khartoum (ibu kota Sudan) untuk membayar 35 juta US Dollar dalam bentuk kompensasi.
Tetapi Mahkamah Agung Sudan menolak permintaan tersebut.
Intelijen juga mengklaim bahwa Jenderal Martin, yang tinggal di Fort McNair, dapat menjadi sasaran IRGC.
Serta dugaan bahwa pasukan elit militer Iran merencanakan infiltrasi (menyerang ke pusat) dan pengawasan di sekitarnya.

AS sendiri sebenarnya punya alasan kuat membunuh Jenderal Qassem Soleimani.
Washington mengklaim bahwa Jenderal Qassem Soleimani itu terlibat dalam serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Baghdad pada akhir Desember 2020.
Namun Iran tetap tidak terima.
Beberapa hari kemudian, Iran menembakkan rudal yang menargetkan pangkalan udara Ain Al Asad AS dan markas koalisi pimpinan AS di Erbil, semuanya di Irak.
Itu semua sebagai aksi balas dendam atas pembunuhan Soleimani.
Tidak ada tentara yang tewas dalam serangan itu, tetapi puluhan menderita cedera otak traumatis (TBI), menurut Pentagon.
Intelijen yang dikutip dalam laporan AP mengklaim bahwa militer Iran diduga tidak puas dengan serangan balasan tersebut.
Wajar, sebab Soleimani adalah pejabat yang sangat dihormati di Iran, dipuji karena memerangi teroris di wilayah tersebut dan dianggap sebagai arsitek infrastruktur keamanan modern negara itu.
Dia juga mendukung faksi Palestina yang berperang melawan Israel.
Sumber Intisari.grid.id