AS Gertak Korea Utara, Ingatkan untuk Tidak Macam-macam: Pasukan Kami Siap Bertempur Malam ini
Melansir New York Post, pernyataan tersebut dilontarkan Austin pada Kamis (18/3/2021) sebagai tanggapan atas pernyataan Korea Utara yang mengecam lati
Selama hampir 41 tahun dinas militer, Lloyd Austin memimpin unit di setiap eselon, dengan penempatan tugas di Jerman, Panama, Irak, Afghanistan, dan Amerika Serikat.
Selain itu, Austin juga pernah memimpin pasukan dalam pertempuran di level bintang 1-, 2-, 3-, dan 4.
Setelah penugasan pertamanya dengan Angkatan Darat AS, Austin ditugaskan ke Divisi Lintas Udara ke-82 di Fort Bragg, NC.
Invasi ke Irak
Dari Juli 2001 hingga Juni 2003, Austin menjabat sebagai Asisten Komandan Divisi untuk Divisi Infanteri ke-3, membantu mempelopori invasi ke Irak pada Maret 2003.
Di bawah kepemimpinannya, divisi tersebut melakukan manuver bersejarah dari Kuwait ke Baghdad dan merebut kota capitol dengan rekor 22 hari.
Lalu, September 2003 hingga Agustus 2005, ia menjabat sebagai Komandan Jenderal Divisi Gunung ke-10 termasuk penempatan dan komando Satuan Tugas Gabungan-180 untuk mendukung operasi di Afghanistan. Demikian dikutip dari Kompas.com dari yang berjudul:Sah, Lloyd Austin Pria Kulit Hitam Pertama yang Jadi Menhan AS,
Pada 2008, Austin kembali ke Irak sebagai komandan Jenderal Korps Multi Nasional Irak selama periode ketika pasukan penyerang sedang ditarik di bawah Operasi Pembebasan Irak.
Kemudian, ia menjabat sebagai Komandan Jenderal Angkatan Amerika Serikat-Irak dari September 2010 hingga Desember 2011.
Dia bertanggung jawab atas transisi semua pasukan dan peralatan militer AS dan Koalisi ke luar negeri.
Pernah Menjabat Wakil Kepala Staf Angkatan Darat AS
Pada Februari 2012 hingga Maret 2013, Lloyd Austin menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat.
Selama kurun waktu tersebut, Austin bekerja sama dengan Joe Biden sebagai wakil presiden pemerintahan Obama.
Jenderal Austin dikenal sebagai sosok yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat dan menghindar dari sorotan publik.
Ia juga dikenal tak banyak memberikan wawancara kepada media dan memilih tidak membeberkan operasi militer kepada publik.