Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Hanya Oleh Anugerah Tuhan
Bacaan ayat: Efesus 2:8-9 (TB) - "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan
Hanya Oleh Anugerah Tuhan
Bacaan ayat: Efesus 2:8-9 (TB) - "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri".
Oleh Pdt Feri Nugroho

Kesombongan rohani, menjadi istilah untuk memperlihatkan keberadaan seseorang yang membanggakan diri atas capaian melakukan hal-hal yang dikaitkan dengan ritual keagamaan.
Asumsinya, melakukan segala aturan yang berlaku dalam kehidupan beriman, akan memposisikan seseorang lebih 'rohani' dari yang lain.
Simbol-simbol iman dipakai secara berlebihan, ritual ibadah dipertontonkan kepada khalayak ramai, bahkan membuat slogan-slogan yang mengarah pada penghakiman bahwa orang lain yang tidak melakukan apa yang ia lakukan dianggap sebagai orang yang lebih rendah dalam kehidupan rohaninya.
Godaan ini bisa menghampiri siapa saja, tanpa pandang bulu.
Secara kemanusiaan kondisi ini bisa dipahami. Setiap orang ingin identitas dirinya terlihat oleh orang lain.
Seseorang terkadang memerlukan pengakuan dari sesama untuk menunjukan bahwa dia ada dan dapat berperan dalam kehidupan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Perlindungan Total dari Tuhan
Dalam banyak kesempatan, godaan untuk bersaing untuk menjadi yang terbaik selalu muncul tanpa disadari.
Itulah sebabnya, ritual ibadah bisa menjadi salah satu media untuk mengaktualisasikan diri di depan massa bahwa yang bersangkutan adalah layak disebut sebagai orang baik berdasarkan keberhasilannya mentaati segala perintah Tuhan.
Ketaatan kepada ritual diposisikan sebagai tolok ukur keberhasilan dan seakan memposisikan diri pada tingkat iman yang lebih dari yang lain.
Pola pikir dalam keyakinan, berpengaruh kuat dalam menciptakan pemahaman tersebut.
Secara umum, ritual dalam kepercayaan dilakukan dalam rangka agar berkenan kepada Tuhan.
Semua orang dapat berlomba untuk menjadi yang terbaik dalam posisi hidup berkenan kepada Tuhan.
Meskipun sadar, bahwa perjuangannya tiada akan berakhir.
Banyak tantangan yang akan dihadapi. Justru kondisi ini bisa menjadi godaan terselubung untuk saling menilai satu dengan yang lain secara tersembunyi atau terbuka dengan dinyatakan di depan publik.
Paulus memaparkan cara beriman yang berbeda dalam konsep. Jika pada umumnya, ritual ibadah dijadikan sebagai upaya untuk berkenan kepada Tuhan, Paulus justru memberikan ide lain dalam Yesus Kristus.
Dulu, sebelum ia mengenal Kristus, Paulus mempunyai konsep yang sama dengan paham umum, bahwa untuk berkenan kepada Tuhan, seseorang harus taat dalam banyak ritual ibadah.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Dijamin Pasti Selamat
Semangatnya untuk memenjarakan para pengikut Kristus menjadi bukti yang kuat bahwa ia merasa sebagai orang yang telah berbakti kepada Tuhan.
Memerangi yang lain, yang dinilai sebagai penyesat, dinilai sebagai sebuah prestasi untuk semakin berkenan kepada Tuhan.
Kebanggaannya sebagai pelaku ketaatan pada ritual telah membuatnya mengangkat pedang, menjelajah dari satu tempat ke tempat lain, mendobrak setiap pintu rumah yang ia duga sebagai tempat tinggal pengikut Yesus.
Dalam kebanggaan tiada terkira, ia menganiaya jemaat dan memenjarakannya.
Baginya, tindakan ini menjadi prestasi yang gilang gemilang.
Kesombongan rohani telah meracuni kehidupannya secara dahsyat dan mematikan.
Kondisi itu berubah setelah Paulus mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ia memaparkan bahwa semua yang dilakukan pada akhirnya menjadi sampah dan kotoran yang tidak berharga karena Kristus.
Dalam Kristus ia menemukan fakta bahwa manusia melakukannya usaha apapun untuk membebaskan diri dari kuasa dosa, dipastikan tidak akan pernah berhasil.
Upaya apapun yang dilakukan manusia untuk menyucikan diri agar berkenan kepada Tuhan, pada akhirnya hanya menjadi kain kotor yang tidak berguna dan tidak berharga.
Dulu ia hidup dalam dosa dan dikuasai dosa namun pada akhirnya kasih Tuhan dalam Yesus Kristus telah melakukan tindakan penyucian dan penyelamatan dengan mati di kayu salib dan bangkit untuk memberikan kehidupan yang baru.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Waspadalah! Segala Hal Dapat Menjadi Berhala
Ia berkesimpulan bahwa karena kasih karunia manusia diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usaha manusia yang melakukan ketaatan pada ritual ibadah, tetapi pemberian Allah.
Diselamatkan, bukanlah hasil pekerjaan manusia, tetapi pemberian dan anugerah Allah atas manusia.
Tidak ada yang bisa membebaskan diri dari dosa dan bebas dari kondisi tidak selamat.
Hanya karena kasih karunia Allah manusia dapat diselamatkan. Itulah sebabnya, jangan ada orang yang memegahkan diri. Jangan ada yang menyombongkan diri dihadapan Tuhan.
Ketaatan yang dilakukan, adalah wujud syukur karena telah diselamatkan, bukan upaya untuk selamat.
Mengasihi Allah dan sesama adalah dua hukum yang berbeda sekaligus sama dalam prioritas.
Kasih pada Allah, terlihat pada kasih kepada sesama. Seseorang yang kokoh dalam iman, akan semakin mengasihi Allah dan sesama secara bersamaan.
Jaminan keselamatan yang telah diberikan Allah dalam Yesus Kristus tidak boleh membuat seseorang mengangkat diri menjadi hakim atas orang lain.
Jaminan keselamatan, akan membawa orang untuk semakin memperlihatkan tanda penyelamatan tersebut dalam perilaku hidup yang mengasihi sesama.
Selamat menikmati hidup dalam kasih karunia Tuhan dengan hidup dalam kasih. Amin
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam