Diminta Bayar Operasi Implan Payudara, Pria ini Tolak dan Tembak Sang Kekasih
Cristina D'Avila Teixeira Rodrigues (24), ditahan di Brasil setelah menembak Paulo Roberto Moraes Teixeira Junior di kepala.
TRIBUNJAMBI.COM - Operasi implan payudara atau pembesaran payudara seorang wanita ini berujung pertumpahan darah mengerikan.
Tragedi berawal dari seorang wanita yang nekat melakukan operasi implan payudara.
Seusai operasi payudara, si cewek meminta pacarnya untuk membayar biaya tersebut.
Sebelumnya, ia sempat memperlihatkan hasilnya kepada sang kekasih.
Mengetahui kekasihnya memaksa untuk membayar tagihan, si cowok pun menolak.
Hal itu karena ia tidak memiliki uang sebesar itu untuk biaya kekasihnya.
Baca juga: Peduli Covid-19 Karyawan XL Axiata Ikuti Donor Plasma Konvalesen
Baca juga: Rektor Prof Sutrisno Buka Kejuaraan Tenis Piala Rektor UNJA
Baca juga: Unbari Gelar Pembelajaran Metode Hybrid Learning Selama Ramadan secara Daring Eksklusif
Tau-tau kekasihnya ditembak mati hingga tewas langsung seketika.
Cristina D'Avila Teixeira Rodrigues (24), ditahan di Brasil setelah menembak Paulo Roberto Moraes Teixeira Junior di kepala.
Cristina dan Paulo adalah pasangan kekasih yang sebenarnya sangat romantis.
Hingga suatu ketika Cristina memutuskan untuk memperindah tubuhnya dengan cara memperbesar payudara.
Moraes Teixeira, berusia 29 tahun, adalah pengusaha di bidang instalasi internet ketika bertemu dengan Cristina.
Rodrigo, kakak Moraes Teixeira, mengungkap cekcok yang sebenarnya terjadi antara Moraes dan Cristina berkaitan dengan tagihan.

Tagihan itu adalah operasi implan payudara yang dilakukan Cristina.
Menurut Rodrigo, Cristina minta dibayari operasi penanaman implan silikon yang mencapai 1.300 poundsterling (Rp 25,9 juta).
"Dia (Moraes Teixeira) sudah memberikan dia pekerjaan, mobil, uang," keluh Rodrigo kepada media Brasil.
Dilansir Daily Star Selasa (9/3/2021) via Kompas.com, Cristina menginginkan silikon namun tak bisa dipenuhi oleh korban.
"Ini di tengah pandemi, jadi perusahaan harus melakukan pemangkasan guna menyesuaikan biaya," papar Rodrigo.
Si kakak menjelaskan, karena penolakan itu mereka bertengkar di malam saat Cristina membunuh korban.
Berdasarkan laporan polisi militer, dia ditembak di bagian belakang kepala menggunakan pistol kaliber 380.
Moraes Teixeira segera dilarikan ke rumah sakit, namun dinyatakan tewas pada 7 Maret.
Si kakak menjelaskan, karena penolakan itu mereka bertengkar di malam saat Cristina membunuh korban.
Saudara korban yang lain, Roberta, menuturkan Cristina dan Moraes Teixeira berkencan selama 1,5 tahun.
Dalam pandangan Roberta, Cristina adalah sosok egois.
Dia tidak pernah menunjukkan Moraes Teixeira di media sosial.
Roberta mengatakan, saudaranya menemukan sesuatu yang serius pada Cristina sehingga mereka putus.
Pelaku kemudian pergi ke rumah Moraes Teixeira dengan dalih ingin bicara dengannya.
Ternyata, ketika mereka sedang bicara perdebatan tak bisa dihindarkan, lantas keduanya penuh emosi termasuk Cristina.
Hingga beberapa jam kemudian Moraes ditembak mati.
"Dia masih mempunyai akses (rumah korban). Sebelum tiba, dia sudah mematikan kamera pengawas," kata Roberta.
Roberta menuding perempuan berusia 24 tahun itu sudah merencanakan untuk membunuh Moraes Teixeira.
Ketika Cristina membunuh mantan kekasihnya, dia segera keluar rumah dan menceritakan perbuatannya pada ibunya.
Ibu Cristina kemudian memberi tahu keluarga Moraes Teixeira, yang segera tiba dan menemukannya bersimbah darah di dapur.
Cristina sendiri sempat kabur, namun segera menyerahkan diri didampingi pengacara setelah polisi menerbitkan surat penangkapan.
Media Brasil Diario Manauara melaporkan, Cristina dibawa kuasa hukumnya di divisi Kepolisian Spesialis Pembunuhan dan Penculikan (DEHS).
Wakil Ketua DEHS Marilla Campello berujar, meski mengakui perbuatannya, Cristina berkilah itu kecelakaan.
Dia menuturkan dari keterangan Cristina, korban diketahui punya dua senjata di mobil dan rumah.
"Karena takut hidupnya terancam, Cristina berkata dia mengambil pistol di kamar untuk membela diri," jelas Campello.
Sumber: TRIBUNJATIM