Begini Cerita Sebelum Ditertibkannya Pasar Kito yang Disebut Ilegal
"Mereka bukannya tidak paham sosialisasi itu. Yang namanya harian, mingguan, dan bulanan artinya ini menjadi pertimbangan dia yang tidak mau tau," beb
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pasar Kito Kota Jambi ditertibkan dan dialihkan ke Pasar Pasir Putih Kota Jambi kemarin, Selasa (9/3/2021).
Komari, Kepala Disperindag Kota Jambi bercerita kisah sebelum ditertibkan, dan pembongkaran, Rabu (10/3/2021).
Perda nomor 15 tahun 2015 Tentang Penataan Pasar Rakyat dan Pertokoan.
Baca juga: Seluruh Pegawai dan Honorer Kejari Muarojambi Divaksin Covid-19
Baca juga: Warganet Kaget Lihat Lucinta Luna Setelah Keluar dari Penjara : Nggak Nyangka udah Brewokan Aja
Baca juga: Manfaat Bunga Krisan yang Bisa Mengusir Kecemasan
Satu di antara dasar penertiban berupa pembongkaran Pasar Kito yang dianggap ilegal, dan pengalihan ke pasar baru yaitu Pasar Pasir Putih.
Sosialisasi semua pasar rakyat dilakukan oleh tim terpadu terkait penertiban dan legalitas pasar.
"Sosialisasi sebatas pemberitahuan masing-masing kecamatan," ucap Komari.
Hingga 15 Maret 2021 penertiban pasar di Kota Jambi dilakukan.
Komari berujar, pemilik pasar yang ditertibkan, sebelumnya sudah dapat beberapa kali pemberitahuan yang ia sebutkan sebagai sosialisasi.
Ia berkata, pemilik pasar tidak terima dialihkannya pasar ilegal ke pasar resmi.
"Mereka bukannya tidak paham sosialisasi itu. Yang namanya harian, mingguan, dan bulanan artinya ini menjadi pertimbangan dia yang tidak mau tau," beber Komari.
Sebenarnya, kata Komari, sudah dijelaskan panjang lebar oleh Satpol-PP terkait pengadaan pasar.
"Waktu dipanggil Satpol-PP saya juga mendengar," katanya.
"Itu terlalu kaku. Terlalu kaku maksudnya, ya yang namanya manusia, mendengar seperti itu bawaannya sudah kesal duluan," lanjutnya.
Sehingga, ketika penyampaian-penyampaian dari Satpol-PP akhirnya dinilai tidak maksimal. Kegiatan seperti itu sudah diulang beberapa kali.
"Saya sampai menemui beliau di pasar. Bukan hanya kita panggil saja dia, saya pun datang ke tempat beliau. Gimana pak? Ini, ini, ini," sebutnya.