Percakapan Gatot Nurmantyo saat Diajak Seseorang untuk Kudeta Partai Demokrat
Gatot Nurmantyo yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini mengaku pernah didatangi seseorang untuk terlibat dalam upaya kude
TRIBUNJAMBI.COM - Dalam KLB di Deli Serdang, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko didaulat sebagai ketua umum.
Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengaku dalam sebuah rekaman video FNN, sempat diajak menggulingkan AHY dari kursi ketua umum Partai Demokrat.
Ajakan tersebut dilakukan sebelum KLB Sumut yang menetapkan Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat.
Namun ajakan kudeta Partai Demokrat ditolak oleh Gatot Nurmantyo.
Gatot Nurmantyo mengaku langsung teringat jasa SBY dan kenangan di Istana saat SBY menjabat Presiden RI.
Baca juga: Tujuh Zodiak ini Diramalkan Akan Terima Keberuntungan Besok, Ada yang Berlimpah Uang
Baca juga: Dayana Kena Bully Netizen Lagi, Kali Ini Gegara Komentari Foto YouTuber Indonesia Jess No Limit
Baca juga: Sesaat Sebelum Lepas Landas, Penumpang Ini Nekat Buka Pintu Darurat Pesawat, Begini Nasibnya
Gatot Nurmantyo yang juga Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini mengaku pernah didatangi seseorang untuk terlibat dalam upaya kudeta atau penggulingan inskonstitusional terhadap Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.
Hal itu disampaikan Gatot dalam sesi wawancara di kanal Youtube Bang Arief pada Jumat (5/3/2021).
Wawancara ini dilakukan sebelum pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) kubu kontra-AHY yang menunjuk KSP Moeldoko menjadi Ketua Umum Demokrat versi KLB.
"Ada juga yang datang sama saya. Datang, 'Wuh, menarik juga'. Saya bilang, gimana prosesnya? '
Begini Pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana?
Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu. Mosi tidak percaya, AHY turun.
Setelah turun, baru pemilihan', 'Bapak nanti pasti deh begini, begini'. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu," ujar Gatot dilansir dari video di akun Instagram miliknya, @nurmantyo_gatot, Minggu (7/3/2021).
Setelah mendengar tawaran tersebut, mantan Panglima TNI itu justru langsung mengingat sosok Presiden ke-6 sekaligus Ayahanda AHY, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Saya bilang menurunkan AHY, saya bilang gini lho, 'Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh lah itu biasalah".
"Tapi kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu. Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu," kata Gatot.