Berita Selebritis

Mantan Model Okky Asokawati Buka-bukaan Soal Rasa Tak Percaya Dirinya

Personalitas yang didapat Okky dari dunia modelling mengantarnya sukses mendapatkan berbagai pencapaian besar.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
TRIBUNNEWS
OKKY Asokawati, mantan model senior Indonesia 

Terus kalau kita lihat majalah dari luar, entah itu Bazzar atau Fobe, kalau teman-teman saat itu melihat model bajunya.

Tapi kalau aku lihat pose si model. Dengan mempelajari pose-pose model luar, aku merasa bahwa poseku akhirnya beda sama mereka (model Indonesia).

Jadi memang harus berani tampil beda, meskipun itu engga enak. Beda itu engga enak, karena orang melihatnya jadi engga senang, kok kelihatannya kayaknya ambisius banget. Selama kita engga jegal orang, kita fokus memperbaiki diri sendiri, monggo-monggo saja.

Dapat dukungan dari keluarga?

Alhamdulillah, jadi ketika aku ikut pemilihan putri remaja yang diadakan Majalah Gadis, semua kakakku dukung. Bahkan kakakku yang nomor tiga, itu dia sponsorin aku.

Jadi sebelum aku masuk karantina, aku dibawa ke salon, rambutku di-wave, dibikin keriting, aku dilulurin sama kakakku itu. Terus dia sama tunangannya saat itu ngantar juga.

Kakakku itu luar biasa. Semua kakakku mensupport, kakakku yang pertama itu pramugari. Dia support aku dalam hal pakaian. Pakaian, sepatu, jaman dulu sepatu Kickers lagi tren banget, dia beliin dari Belanda.

Kakakku yang nomor dua perannya tuh dia nyecer aku belajar. Kali-kalian harus hafal, pokoknya dia pingin secara akademik, aku bagus. Jadi dia nge-drill aku benar-benar Spartan. Tidur siang harus tidur siang, nyicil belajar.

Kalau kakak nomor tiga tentang beauty, kemudian glamor. Kakakku yang keempat dia lebih ke seni. Dia bisa main gitar kita karang lagu sama-sama.

Kalau sama adikku yang kecil biasanya kita olahraga, entah main sama anjing, main sepeda. Jadi my siblings itu, mereka punya perannya masing-masing di aku.

Peragawati, penulis, pembicara, artis, politisi, psikolog. Dari semua predikat itu, mana yang nilainya paling dalam buat Anda?

Personality modelling (jadi predikat paling mendalam). Jadi model yang punya personality. Dengan personality, aku bisa sebagai narsum, orang ajak aku ke politik.

Mungkin kalau hanya personality saja, tapi tidak dibungkus dengan pengalaman modelling, mungkin packagingnya tidak akan menarik. Tapi dengan pengalaman aku sebagai model, kemudian ada personality karena sekolahku, mungkin itu yang membuat orang jadi mempertimbangkan aku untuk ikut dalam kegiatan mereka.

Terasa tidak pada saat sudah berbaur dengan mereka?

Dalam pemilihan topik pembicaraan. Misal aku bersama teman-teman model, maka kalau mau ngomong yang berbau politik, berbau kondisi republik ini, teman-teman nanya ke aku.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved