Lurah di Bekasi Diduga Cabul, Tapi 6 Staf Malah Beri Kesaksian Berbeda dengan Korban, Ini Katanya

Pelecehan seksual diduga dilakukan oleh seorang lurah di Bekasi kepada seorang stafnya. Begini keterrangan enam orang saksi yang merupakan staf.

Editor: Rohmayana
KOLASE TRIBUN JAMBI
Ilustrasi: pelecehan seksual pada perempuan 

TRIBUNJAMBI.COM - Pelecehan seksual diduga dilakukan oleh seorang lurah di Bekasi kepada seorang stafnya.

Namun setelah diperiksa ada keanehan antara keterangan korban dan enam orang staf di kantor lurah tersebut.

Dari keterangan enam staf tersebut, polisi mendapati cerita berbeda dari versi yang dilaporkan ER (24) selaku korban.

Versi korban

Kejadian itu terjadi pada 8 Desember 2020, sedangkan laporan polisi dibuat tiga hari setelahnya.

Saat ER tiba di ruangan, lurah itu disebut mendekati ER, memesan minuman yang sama, lalu bersamaan dengan itu mencolek bokongnya.

ER diam dan langsung keluar. ER lalu membuat minuman pesanan si lurah dan kemudian mengantarnya ke ruangan.

Begitu ER masuk ruangan dan hendak meletakkan minuman, lurah tersebut duduk di depan meja.

Staf lurah yang tadinya ada di dalam langsung bergegas keluar dan diduga mengunci pintu.

Lurah itu disebut meminta ER duduk di sisinya, tetapi ditolak.

Baca juga: Kejanggalan Hati Ashanty, Keluarga Atta Halilintar Belum Juga Melamar: Biarkan Itu Keputusan Mereka!

Baca juga: Publik Tertipu, Vanessa Angel Rupanya Sengaja Lakukan Settingan Soal Pelakor: Ya Gimana, Cuan!

Tangan ER dipegang dan langsung diarahkan ke kemaluan si lurah.

Begitu ER berlari mendekati pintu, lurah mendekatinya dan langsung meremas payudara serta bokong korban.

Korban kemudian berteriak agar pintu dibuka.

Setelah itu, staf lurah langsung membuka pintu.

Versi staf kelurahan

Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian, mengatakan bahwa salah seorang staf lurah berujar bahwa ER di dalam ruangan lurah sekitar dua menit.

Beda dengan versi korban, Alfian menyebut bahwa enam staf lurah yang diperiksa tidak mendengar teriakan dari dalam ruangan dan pintu tidak terkunci.

"Saat kami lakukan olah TKP, (pintu) tidak bisa terkunci dan tidak dikunci," kata Alfian.

"Dan kacanya itu semua kaca terang sehingga sangat kecil kemungkinan lurah akan melakukan tindakan seperti itu, menurut analisis saya," tambahnya.

Ketika ditanya soal kemungkinan staf-staf itu telah bersekongkol atau dikondisikan agar membela lurah saat diperiksa polisi, Alfian menepisnya.

"Masak ada hal tidak baik terus kami tutup-tutupi, apakah ini tidak dipertanggungjawabkan di akhirat?" kata dia.

Selain itu, ia yakin anggotanya telah melakukan penyelidikan dengan baik, menggali kesaksian dari para staf lurah dengan teknik-teknik interogasi yang menjamin munculnya keterangan yang otentik.

Baca juga: Ayah Nissa Sabyan Bantah Anaknya Selingkuh dengan Ayus, Ririe Fairus: Ada Allah yang Melihat!

Baca juga: Fitur Baru Whatsapp Web, Sudah Bisa Lakukan Telepon dan Video Call, Begini Cara Mudahnya

Alfian mengeklaim, jawaban para staf itu bukan hanya konsisten, melainkan sama.

"Pemeriksaan itu, dari enam orang itu, kami lihat korelasinya, nyambung atau tidak antara pernyataan si A, si B, si C. Di mana ada ketidaksamaan itu kan kami sudah bisa menilai. Ya, dong?" ujar Alfian.

"Pertanyaan kami kan kami tanya, skemanya seperti, oh korban seperti ini, kami korelasikan antara jawaban saksi A, B, C, D, E, F ini seperti apa. Kalau ada kejanggalan pasti akan kami tanyakan lagi dong? Kalau memang dia berbohong pasti ada salah satu pernyataan yang split," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kasus Lurah Diduga Cabul di Bekasi, Kesaksian 6 Staf Beda dengan Versi Korban", 
Penulis : Vitorio Mantalean


Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved