Femalenial

Ratu Kevinaya Fellisa, Pelopor Anti Narkoba: Penyuluhan Kurang Maksimal di Masa Pandemi

Dengan kata lain pelopor anti narkoba bisa dikatakan sebagai penyambung tangan Badan Narkotika Nasional (BNN) khususnya dikalangan anak milenial untuk

Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
ist
Ratu Kevinaya Fellisa, Pelopor Anti Narkoba 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Menjadi pelopor anti narkoba memiliki misi mengkampanyekan budaya anti narkoba sebagai bagian dari gaya hidup sehat anak milenial.

Dengan kata lain pelopor anti narkoba bisa dikatakan sebagai penyambung tangan Badan Narkotika Nasional (BNN) khususnya dikalangan anak milenial untuk menyampaikan bahaya narkoba.

Tahun lalu, BNN melakukan pemilihan pelopor anti narkoba, saat pandemi Covid-19 sudah mulai merebak di Indonesia khusunya Jambi dan saat itu sekolah juga sudah mulai diliburkan demi kenyamanan dan keamanan.

Baca juga: Menikmati Keindahan Air Terjun Segunggung di Desa Kasiro Sarolangun, Jarang Dikunjungi Masyarakat

Baca juga: Inilah Sosok Pemimpin Baru Al Qaeda, Pedang Kebangkitan Diburu Dunia dengan Hadiah Rp 142 Miliar

Baca juga: Jalan Rigid Beton di BTN Pengabuan Diduga Tak Sesuai DPA, Lurah Tungkal III Tidak Bisa Dihubungi

Menurut Ratu Kevinaya Fellisa yang kerap disapa ratu sebagai Pelopor Anti Narkoba, masa pandemi Covid-19 sangat membatasi ruang gerak pelopor anti narkoba, membuat pergerakan pelopor anti narkoba kurang maksimal.

"Pemilihan pelopor anti narkoba tahun lalu memang ditengah pandemi Covid-19 dan juga saat sekolah baru mulai libur, hal ini membatasi gerak dan pelopor anti narkoba juga bergerak kurang maksimal," jelas Ratu.

Selain pelopor bergerak kurang maksimal, ia terus mengikuti pergerakan kasus narkoba di Jambi yang mendapat peringkat 4 kasus narkoba, membuat ia lebih bersemangat memberitau orang banyak bahaya penggunaan narkoba.

"Melihat Jambi sekarang masuk dalam peringkat 4 kasus narkoba dan belum lagi lapas dan sel didominasi tersangka penyalahgunaan narkoba dan bahkan sudah over capacity, saya semakin bersemangat memberitahukan orang banyak bahaya narkoba dan semoga bisa memberi dampak juga," tambahnya.

Karena masih di tengah musim pandemi Covid-19, ha hanya melakukan penyuluhan melalui beberapa akun media sosial.

"Melihat hal tersebut, penanganan narkoba di Jambi memang harus lebih serius lagi dan saya sebagai pelopor anti narkoba juga terus menyuarakan budaya anti narkoba dan memberitahu bahaya-bahayanya, melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan Youtube," lanjutnya.

Ditengah masa pandemi Covid-19 hampir setahun terakhir, sangat membatasi ruang gerak pelopor anti narkoba, dan ini termasuk kendala yang dihadapi.

"Kendala yang dihadapi karena masih di tengah pandemi jadi hanya bisa memberikan penyuluhan melalui media sosial, meskipun kurang efektif tapi cara ini lah yang paling memungkinkan," tutupnya.

Ia juga mengatakan semoga semakin hari Jambi semakin membaik, semoga kita tidak menjadi peringkat 4 lagi kasus narkoba, membetau bahaya narkoba bukan hanya tugas BNN, tetapi ini tugas kita bersama menuju Jambi lebih baik.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved