Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Hidup Untuk Berkarya
Bacaan ayat: Amsal 6:6-8 (TB) - "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturn
Hidup Untuk Berkarya
Bacaan ayat: Amsal 6:6-8 (TB) - "Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:
biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya,
ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen".
Oleh Pdt Feri Nugroho

Sejenak kita patut menyatakan syukur atas jerih lelah para ilmuwan yang dengan kegigihannya telah berhasil melakukan banyak penelitian sehingga kita bisa mendapatkan kenyamanan hari ini.
Ditemukannya berbagai hal dalam bidang kehidupan, membuat kita tlmenikmati hasil karya seseorang yang rajin, pantang menyerah dan tekun dalam meneliti sesuatu sehingga ditemukan solusi atas berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan.
Bidang medis, ditemukan obat untuk mengatasi suatu penyakit.
Bidang pertanian, ditemukan berbagai varietas unggul demi mendapatkan hasil panen yang lebih baik. Dan berbagai bidang lain yang telah berinovasi sedemikian rupa, sehingga tercipta sarana dan prasarana kehidupan yang semakin canggih.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Indah Pada Waktu-Nya
Itu semua hasil keringat orang-orang yang tidak malas dan dengan tekun berupaya untuk memberikan sumbangsih berharga bagi kehidupan.
Faktanya, tidak banyak orang yang mau dan mampu mendedikasikan dirinya.
Setiap orang bisa sibuk hanya untuk kebutuhannya pribadi.
Masih beruntung jika masih berfikir untuk mencukupi kebutuhan kehidupannya, faktanya banyak yang malas untuk berkarya dengan berbagai alasan.
Malas dapat berarti tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu.
Artinya orang malas sebenarnya mampu melakukan sesuatu namun memutuskan untuk memilih tidak melakukan sesuatu.
Berbagai alasan dimunculkan, dari pernyataan tidak adanya kesempatan, kalah bersaing atau sekedar mencari-cari alasan pembenaran.
Memang beberapa orang harus berhadapan dengan situasi yang sulit, diluar kendalinya untuk mengendalikan.
Namun pilihan ada pada diri seseorang, apakah hanyut dalam realita kehidupan dengan berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dan membiarkan dirinya dilindas oleh kenyataan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Percaya Itu Pilihan Dalam Kehidupan
Alasan yang cukup mengganggu ketika dinyatakan bahwa bekerja itu upah dari dosa.
Karena Adam harus berpeluh untuk makan setelah ia jatuh dalam dosa.
Alasan ini didasarkan pada pemahaman yang tidak utuh dalam melihat konteksnya, sehingga hanya berat sebelah dalam memberikan penilaian.
Mengapa manusia harus bekerja?
Ini menjadi pertanyaan menarik untuk dijawab sebab akan memberikan pemahaman dasar yang utuh terhadap pemahaman kita tentang kerja.
Membaca keseluruhan pesan Alkitab, kita bisa menemukan bahwa Allah berkarya.
Ia berkarya secara sistematis ketika menciptakan. Allah berkarya dalam sejarah dalam segala peristiwa.
Allah berkarya dengan masuk dalam ruang dan waktu ciptaan-Nya dalam rangka menyelamatkan.
Allah berkarya sejak semula dan sampai hari ini karya-Nya nyata dalam segala hal yang terjadi dalam kehidupan kita.
Ketika Allah menciptakan manusia, Dia memberikan mandat kepada manusia untuk berkarya memelihara ciptaan-Nya.
Sejak semula Allah telah menghendaki agar manusia berkuasa dan menaklukkan bumi dan segala isinya.
Manusia berada pada posisi berdampingan dengan Allah untuk memelihara bumi.
Perintah tersebut sudah ada, jauh sebelum manusia jatuh dalam dosa.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Konsekuensi Menjadi Pengikut Yesus Kristus
Melihat dua hal tersebut, bahwa Allah berkarya dan memposisikan manusia untuk berkarya memelihara bumi, sudah lebih dari cukup bagi kita untuk memahami bahwa bekerja atau berkarya adalah mandat yang telah Allah anugerahkan bagi manusia.
Bekerja itu dalam rangka mewujudnyatakan ketaatan kepada Allah.
Allah telah meneladankan diri-Nya sendiri untuk berkarya maka sudah seharusnya manusia melakukan hal yang sama dalam kehidupannya.
Cara paham ini telah rusak ketika manusia tidak taat dan jatuh ke dalam dosa.
Manusia kemudian memandang bekerja sebagai beban dalam kehidupannya melalui berjerih lelah dan berpeluh.
Syukur kepada Allah, dalam Yesus Kristus cara pandang kita telah dipulihkan, sehingga kita kembali memandang bekerja dalam pemahaman awal Allah ketika menciptakan segala sesuatu.
Penulis Amsal mengajak kita untuk belajar dari alam, yaitu semut.
Binatang kecil, tidak berdaya dan sering diabaikan namun memberikan pelajaran hikmat yang baik.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Alkitab Berlaku Kekal Sebagai Firman Tuha.
Dalam kapasitasnya sebagai semut, mereka berkarya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berupa makanan.
Tanpa pemimpin, mereka dengan teratur melakukan tugasnya masing-masing dengan baik.
Menetas sebagai semut ratu akan berkarya menghasilkan banyak keturunan untuk membangun koloni.
Menetas sebagai pekerja akan bekerja giat mengumpulkan bahan makanan, menetas sebagai penjaga akan menjaga koloni sampai harus mengorbankan diri dari serangan musuh.
Masing-masing bekerja sesuai porsinya, tanpa komando. Secara serentak semut mengenali musim dan waktu yang tepat untuk mengumpulkan bahan makanan agar koloni tetap bertahan dan tidak kelaparan.
Belajarlah dari semut. Rajin dalam bekerja dan tidak malas.
Manusia lebih mulia dari semut, maka ketika bekerja, apapun pekerjaan dan jenisnya, menjadi wujud nyata tanggung jawab terhadap kehidupan dan wujud nyata ketaatan kepada Allah.
Berkaryalah dengan penuh tanggung jawab, sebagai siapapun kita. Amin
Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam