Uya Kuya Akui Takut Meninggal Dunia saat Positif Covid-19, Namun Sedih Kisahnya Disebut Settingan

Astrid pun dengan sigap meraih ponselnya dan menghubungi dokter. Keduanya lantas harus dirawat di rumah sakit.

Covid-19 membuat Uya Kuya harus menjalani perawatan intensif.

Bahkan Uya juga harus dipasangkan selang oksigen, dirinya juga mengaku alami muntah setiap makan hingga terpaksa mengisi kebutuhan pangan dengan infus makanan.

"Obat yang termahal apapun dimasukin," ujarnya.

Tidak hanya itu saja, dua hari penuh ayah Cinta Kuya tak bisa tidur.

Dalam kondisi tertekan, Uya sampai menangis setiap hari karena takut dan berfikir dirinya meninggal dunia.

"Setiap hari gue nangis, gue takut gue meninggal," ujarnya.

Akhirnya ia dinyatakan negatif setelah menjalani perawatan, begitu pun dengan Astrid dan putranya Nino yang dinyatakan positif Covid-19.

"Jangan bercanda sama penyakit ini, gue aja masih ngos-ngosan, gemetaran. Jangan bilang Covid ini berbahaya buat orang yang udah tua atau punya penyakit bawaan. Sebab temen gue yang umurnya 32 tahun meninggal karena Covid-19 guys," pesan Uya ke masyarakat.

Terlebih untuk sembuh, Uya harus merogoh kocek cukup dalam untuk mendapat perawatan yang jumlahnya tidak sedikit.

"Mau tahu guys, biaya gue selama di rumah sakit selama sembilan hari? Rp 130 juta sekian. Astrid, Rp 103 juta. Mahal guys. Jangan kena Covid-19," pintanya pada masyarakat.

Baca juga: Mengapa Uya Kuya Jual Masker dengan Harga Murah bukan Gratis? Ternyata Ini Alasannya, Bijak?

Baca juga: Masih Ingatkah Dengan Ciripa yang Pernah Jadi Asisten Pribadi Uya Kuya?Begini Kabarnya Kini!

Baca juga: Dijuluki Raja Settingan, Uya Kuya Malah Bangga dan Sebut Itu Pujian

Namun, kesedihan masih saja dirasakan Uya meski sudah dinyatakan negatif Covid-19.

Ya, di tengah musibah yang dialami keluarganya, masih ada yang menuding Uya Kuya sakit Covid-19 hanya settingan saja.

"Ada yang bilang Uya Kuya sama Astrid sakit Covid-19 settingan," ujar Raffi Ahmad dalam tayangan Okay Bos yang tayang pada 18 Februari lalu.

Astrid pun sadar diri, bahwa hal-hal seperti itu tidak dapat dihindarinya dan ada dipikiran masyarakat.