Deretan Kelebihan Vaksin Nusantara Buatan Dokter Terawan, Diantaranya Berikan Imunitas Lebih Lama

Pengembangan Vaksin Nusantara tersebut dilakukan Terawan bersama tim peneliti di laboratorium RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah.

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
kompas.com
Dokter Terawan Agus Putranto ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kini Dokter Terawan tengah sibuk mengembangkan Vaksin Nusantara untuk melawan virus corona.

Pengembangan Vaksin Nusantara tersebut dilakukan Terawan bersama tim peneliti di laboratorium RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Kisah WNI yang Terdampak Cuaca Ekstrem di Amerika, Keluhkan Tagihan Listrik Karena Nyalakan ini

Baca juga: Kapolri Lakukan Mutasi Kepada 25 Perwira Tinggi, Diantaranya Ada 18 Jendral, Berikut Nama-namannya

Baca juga: Keutamaan Baca Surat Al Kahfi, Lengkap dengan Keutamaannya Serta Amalan yang Baik di Hari Jumat

"Kami bersama-sama dengan teman-teman dari Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat dan juga dengan Universitas Diponegoro dan Rumah Sakit Kariadi Semarang ini bahu-membahu mewujudkan vaksin berbasis dendritic cell," kata dokter Terawan saat diwawancarai KOMPAS TV.

Menurut dia, Vaksin Nusantara tersebut akan memberikan imunitas yang bisa bertahan lama.

"Dampaknya apa?

Tentunya akan memberikan kekebalan terhadap Covid-19 dan karena ini sifatnya menjadi imunitas yang seluler tentunya akan bertahan lama, karena tingkatnya di sel bukan imunitas humoral tapi seluler," jelas dokter Terawan.

Masuk Uji Klinis Fase II

Setelah melewati persiapan beberapa bulan, vaksin buatan anak negeri ini mulai dikembangkan sejak Desember dan selesai uji klinis fase I pada akhir Januari 2021.

Saat ini, pengembangan vaksin ini telah memasuki tahapan uji klinis fase II yang sudah berjalan mulai Februari 2021.

Dosen dan tim peneliti, Dr. Yetty Movieta Nency SPAK mengatakan, temuan vaksin tersebut menggunakan metode berbasis sel dendritik autolog yang bersifat personal.

Sel dendritik autolog sendiri merupakan komponen dari sel darah putih yang dimiliki setiap orang lalu dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2.

Kemudian, sel dendritik yang telah mengenal antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali.

Di dalam tubuh, sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS COV-2.

"Prosedurnya dari subyek itu kita ambil sel darah putih kemudian kita ambil sel dendritik.

Lalu di dalam laboratorium dikenalkan dengan rekombinan dari SARS-COV-2.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved