UMKM Jambi

Sukses dengan Peternakan Lebah Konvensional, Candralela Mulai Merambah Flow Hive

Flow hive yang awal mulanya di kembangkan di Australia ini dianggap lebih praktis dan efisien. Di Indonesia sendiri wanita yang biasa disapa Candra in

Tribunjambi/Yon
Chandralela pemilik rumah madu hutan Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Setelah sukses dengan peternakan lebah konvensional dengan mengunakan kotak koloni lebah, Candralela owner Rumah Madu Hutan Jambi mulai merambah ke sistem flow hive.

Flow hive yang awal mulanya di kembangkan di Australia ini dianggap lebih praktis dan efisien. Di Indonesia sendiri wanita yang biasa disapa Candra ini satu-satunya yang berhasil mengembangkan ternak madu dengan sistem ini.

Flow Hive adalah sarang lebah yang dirancang untuk memungkinkan pengambilan madu hanya dengan memutar tuas. sarang tidak harus dibuka dan lebah tidak diganggu seperti pada ekstraksi normal.

Baca juga: Sidak Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Muara Bulian, Komisi I DPRD Batanghari Sampaikan Ini

Baca juga: Mahasiswa UIN yang Hilang di Gunung Masurai Ternyata Pergi Tak Melalui Organisasi Mapala Kampus

Baca juga: Kronologi Penemuan Tiga Mahasiswi UIN Jambi Yang Dinyatakan Hilang di Gunung Masurai

Bingkai berisi kisi sarang lebah plastik yang terbentuk sebagian dengan celah vertikal. Lebah mengisi celah ini dengan lilin lebah dan sel dengan madu.

Ketika mekanisme bingkai diaktifkan, celah vertikal diimbangi dengan satu setengah sel, memecahkan segel lilin dan memungkinkan madu mengalir melalui sel ke dalam saluran di dasar setiap bingkai dan keluar ke wadah pengumpul.

Baiknya sistem dan teknologi yang digunakan Rumah Madu Hutan Jambi, juga di imbangi dengan kadar Enzim Diastase yang baik.

Candralela mengatakan Enzim Diastase di peternakan telah mencapai 15 DN. Jauh di atas standar Nasional Indonesia.

“Di Indonesia standar minimalnya hanya 3 DN, bahkan katanya turun lagi menjadi 1 DN,” Ujarnya kepada Tribunjambi.com beberapa hari yang lalu.

Enzim Diastase merupakan merupakan enzim yang dihasilkan oleh lebah pada saat proses pematangan madu.

Diastase memiliki peran untuk menilai kualitas madu karena enzim tersebut berasal dari tubuh lebah.

Baiknya kualitas madu yang dihasilkan oleh peternakan Rumah Madu Hutan Jambi ini, mengantarkannya menembus pasar Singapura.

Saat ini setiap bulan Rumah Madu Hutan Jambi telah mampu mengekspor 5 ton madu murni dari peternakan.

Sumber: Tribun Jambi
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved