Berita Internasional

China vs Amerika Serikat Makin Nyata! Armada US Navy dan PLA Navy China Bertemu di Laut Sengketa

Pecahnya konflik antara dua negara adidaya tinggal menunggu waktu saja. Pasalnya, dua negara itu baik China dan Amerika Serikat sudah siaga di laut

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Tribun Jambi
Laut China Selatan bergejolak, PLA Navy China bakal bentrok dengan US Navy 

TRIBUNJAMBI.COM - Pecahnya konflik antara dua negara adidaya tinggal menunggu waktu saja. Pasalnya, dua negara itu baik China dan Amerika Serikat sudah siaga di laut sengketa.

Ya, Laut China Selatan bisa jadi arena perang antara China dan Amerika Serikat.

Hal ini menjadi kewaspadaan bagi masyarakat Asia yang bakal terancam dengan pertempuran brutal yang berasal dari Laut China Selatan.

Dua kekuatan angkatan laut terkuat di bumi, US Navy dan PLA Navy China sedang bersiap bertempur di sana.

China Gugup, Joe Biden Mulai Pamer Otot, Kapal Perang dan Jet Tempur Serbu Laut China Selatan

Kapal Induk AS Digempur Bertubi-tubi di Laut China Selatan, China Murka Wilayahnya Diganggu

China Dikepung Amerika dan Sekutunya di Laut China Selatan,Xi Jinping Langsung Lakukan Tindakan Ini

Bahkan keduanya sudah siaga perang kapan saja bila satu diantara dua negara melakukan serangan duluan.

Keduanya bisa memicu perang dunia ketiga, hanya tinggal tunggu waktu.

Ketegangan di Laut China Selatan mencapai titik yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pasalnya, pasukan Angkatan Laut AS beberapa kali tampak berpapasan dengan militer Beijing di Laut China Selatan.

FILE : Kelompok kapal induk AS USS Theodore Roosevelt memasuki di perairan Laut China Selatan, berdekatan Teluk Filipina.
FILE : Kelompok kapal induk AS USS Theodore Roosevelt memasuki di perairan Laut China Selatan, berdekatan Teluk Filipina. (ist)

Melansir Express.co.uk, Laksamana Muda James Kirk, komandan USS Nimitz yang melakukan latihan di wilayah tersebut pada hari Selasa bersama USS Theodore Roosevelt, mengatakan: "Kami telah melihat perluasan kemampuan militer mereka."

Kirk berbicara selama panggilan video kepada wartawan bersama Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan USS Theodore Roosevelt, menurut Financial Times.

“Kami telah melihat perluasan kemampuan militer mereka; jumlah pesawat yang lebih banyak, jumlah kapal yang lebih banyak digunakan setiap hari. Jadi kapasitasnya jelas meningkat. Saya tidak akan menyimpulkan apa maksud mereka ... (tetapi) jumlah kekuatan yang kami lihat di semua domain telah meningkat secara signifikan," papar Kirk seperti yang dilansir dari Express.co.uk.

China dan AS mengirim pesawat militer ke sudut barat daya pertahanan udara Taiwan dua minggu lalu, setelah jet China melakukan "serangan rudal simulasi" terhadap kapal induk AS, USS Theodore Roosevelt.

Ilustrasi pesawat pembom H-6 Angkatan Udara China PLA terbang dekat Pesawat Tempur F-16 Taiwan pada foto selebaran 10 Februari 2020.
Ilustrasi pesawat pembom H-6 Angkatan Udara China PLA terbang dekat Pesawat Tempur F-16 Taiwan pada foto selebaran 10 Februari 2020. (Reuters via Kontan.co.id)

Sebelas jet tempur militer China, termasuk pembom H-6, terbang ke daerah itu saat kapal melintas.

Militer AS menuduh China mengganggu stabilitas dan perilaku agresif sehubungan dengan insiden tersebut. Meski demikian, mereka menegaskan tidak ada personel mereka dalam bahaya.

USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt keduanya melakukan latihan bersama di perairan pada hari Selasa, dengan Nimitz telah menghabiskan hampir 10 bulan di wilayah tersebut.

Latihan bersama hari Selasa dengan Theodore Roosevelt dan Nimitz merupakan yang ketiga kalinya untuk kedua kapal bekerja sama sejak 2012.

Ini mengikuti laporan dari China bahwa 26 rudal pembunuh kapal induknya menutupi seluruh Laut China Selatan.

China Gugup, Joe Biden Mulai Pamer Otot, Kapal Perang dan Jet Tempur Serbu Laut China Selatan

China Terjepit, Armada Tempur Negara-negara Eropa Penuhi LCS, Xi Jinping Panik Minta Bantuan Vietnam

"Kami selalu memperhatikan kemampuan militer lain dan kami beroperasi dengan cara yang menghargai kemampuan ini, jadi menurut saya kekhawatiran bukanlah sesuatu yang kami lakukan. Kami benar-benar mempersiapkan dan memperhatikan kemampuan militer yang berbeda di luar sana untuk memastikan bahwa kami dapat mempertahankan pasukan kami jika kami diminta untuk melakukan hal itu," kata Kirk.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan bahwa Departemen Pertahanan AS telah membentuk satuan tugas untuk strategi di China.

“Kami perlu memenuhi tantangan yang semakin besar yang ditimbulkan oleh China untuk menjaga perdamaian dan mempertahankan kepentingan kami di Indo-Pasifik dan secara global," kata Biden.

Departemen Luar Negeri sebelumnya menyatakan Biden ingin "sejalan" dengan sekutu.
Xi Jinping, Presiden China, memperingatkan para pemimpin global terhadap "Perang Dingin baru", yang mengancam AS.

"Untuk membangun kelompok kecil atau memulai Perang Dingin baru, menolak, mengancam atau mengintimidasi orang lain ... hanya akan mendorong dunia ke dalam perpecahan," kata Xi Jinping.

Ya, China dan AS sedang mendorong ke arah perang besar dunia.(*)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Artikel ini telah tayang di SOSOK.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved