Kisah Pasukan Elite - Peluru Menembus Perut Sukisno hingga Perut Koptu Yopi di Belakangnya
"Balak satu..Sukisno kena..!" Beberapa anggota segera mendekati Sukisno yang merintih kesakitan, sementara yang lain siaga dan memberi perlindungan
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI.COM - Pertempuran di Timor Timur masih terngiang di ingata, ribuan orang meninggal dunia dari berbagai pihak.
Selain Kopassus TNI AD dan Marinir TNI AL, Paskhas TNI AU juga dikirim untuk misi.
Paskhas merupakan pasukan elite TNI AU yang memiliki ciri khas baret jingga.
Dari sekian banyak kisah pertempuran di sana, kisah Sukisno tidak banyak yang mengetahui.
Sukisno merupakan personel Peleton 1 Kompi 1 yang gugur dalam operasi di Baucau Timtim.
Kejadian yang menimpa prajurit kelahiran Purwokerto ini terjadi saat Peleton 1 melakukan patroli disekitar pangkalan.
Misi yang diemban adalah menutup jalur-jalur pelolosan kelompok Fretilin yang sedang diserang yonif-yonif TNI-AD.
• Dor, Kepala Kopassus Denjaka dan Paskhas Diincar Penembak Musuh, Tergeletak
Saat itu menjelang sore, ketika peleton yang dipimpin Lettu Psk. Daromi (AAU 1977/Marsda Purn) melewati jalur patroli yang biasa mereka lewati.
Sebagai caraka, posisi Sukisno tidak terlalu jauh dari sang komandan peleton.
Sukisno saat itu berada di tengah-tengah barisan yang membentuk formasi berbanjar.
Ia berada di kelompok Danton.
Di lehernya tergantung tas berisi map lapangan.
Tiba-tiba terdengar, tar…! tar…!
Suara tembakan membahana dua kali kemudian senyap.
Sebagai reaksi jika mendengar tembakan, pasukan langsung menyebar dan mencari perlindungan.
Tidak jelas dari mana datangnya suara tembakan.
“Ya Allah..saya kena..saya kena!”
• Preman Terminal Jadi Kopassus, Pangkat Untung Pranoto Naik 17 Kali hingga Jadi Perwira
Suara itu mengagetkan semua personel yang sudah mulai memberikan tembakan balasan.
"Balak satu..Sukisno kena..!"
Beberapa anggota segera mendekati Sukisno yang merintih kesakitan, sementara yang lain siaga dan memberikan perlindungan.
Sebutir peluru menembus perut Sukisno sampai tembus ke belakang.
Saking kencangnya laju peluru, rekannya di belakang, yang bernama Koptu Yopi, juga kena.
Yopi masih beruntung, laju peluru terhenti tepat di kopelrimnya.
Yopi hanya merasakan panas di sekitar perutnya.
Daromi mengetahui anak buahnya tertembak segera berlari ke depan.
Didekatinya Sukisno yang sudah berlumuran darah.
Ada cairan keluar disana, sepertinya makanan.
“Ndannn…titip anak saya ya, mohon diperhatikan” suara Sukisno lirih kepada komandannya.
“Komandan...badan saya kok semakin dingin..?” kembali Sukisno berujar.
Oleh Daromi, Sukisno kemudian ditutupi dengan selimut pribadinya.
• 7 Kopassus Dikirim ke Hutan Papua Selidiki Lembah X dan Misteri Manusia Kanibal, Kaget saat Tiba
Daromi segera menyiapkan tindakan evakuasi.
Evakuasi dibantu Ranpur FV603 Saracen milik Kavaleri AD yang dimintai bantuan.
Sukisno dievakuasi ke Baucau, menunggu pesawat Fokker F27 untuk diterbangkan ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
Dalam masa penantian di Dilli, Sukisno masih sadar.
Namun kondisinya sudah semakin lemah, ditemani oleh Koptu Psk Fathoni.
Fathoni yang menunggui Sukisno semalaman di Dilli menceritakan betapa sangat sedih melihat keadaan rekannya itu.
Sebelum mengembuskan napas yang terakhir, Sukisno masih sempat berpesan kepada Fathoni.
“Bang..,titip anak saya ya”.
Sukisno mengembuskan napas yang terakhir di udara, dalam perjalanan evakuasi ke Jakarta.
Atas jasa dan pengabdiannya, pangkatnya dinaikkan setingkat lebih tinggi secara anumerta menjadi Praka Anumerta Sukisno. (Heri Prihartono)
• Misteriusnya Anggota Satgas Rajawali Kompi Pemburu, Kopassus Marinir Infanteri Cekatan Mematikan