Editorial

Predator Anak yang Ada di Sekitar Kita

Seorang oknum pelatih sepak bola melakukan pelecehan seksual (semburit) kepada anak didiknya.  Tak dinyana ia menjadi predator anak.

Editor: Deddy Rachmawan
Shutterstock.com
Ilustrasi predator seksual 

Seorang oknum pelatih sepak bola melakukan pelecehan seksual (semburit) kepada anak didiknya.  Tak dinyana ia menjadi predator anak.

PERISTIWA menghebohkan terjadi di Tanjung Jabung Barat.

Seorang oknum pelatih sepak bola melakukan pelecehan seksual (semburit) kepada anak didiknya. 

Tak dinyana ia menjadi predator anak.

Jumlah korbannya pun cukup banyak, setidaknya sudah enam bocah laki-laki yang keluarganya melaporkan ke polisi.

Mereka melaporkan bahwa anak atau keluarga dekatnya telah menjadi korban tindakan tak pantas.

Peristiwa ini semakin membuka mata kita akan bahaya kekerasan seksual baik dari lawan jenis maupun pelaku LGBT.

Dalam kasus ini terlihat bahwa perilaku menyimpang dari kodrat.

Ironisnya, lagi-lagi kejahatan homoseksual justru dilakukan oleh orang yang seharusnya mencegah, yaitu para pendidik, tokoh, maupun keluarga dekat.

Bahayanya adalah penyimpangan seksual ini berpotensi besar menular kepada para korbannya.

Tindak pelecehan seksual dari perilaku menyimpang sudah kerap terjadi di lingkungan yang bisa jadi tidak kita duga sama sekali, oleh oknum yang juga tak diduga.

Karena itu pentingnya penegakan hukum bagi mereka yang melakukan kekerasan seksual.

Itu sejalan pula dengan perlindungan hukum bagi para korban-korbannya.

Terutama bila korbannya anak di bawah umur atau korban kekerasan seksual menyimpang.

Baca juga Berita Jambi lainnya :

Ada Suguhan Romantic Melts, Menu Spesial Februari 2021 di Swiss-Belhotel Jambi

HARI ini Dua Pasien Covid-19 di Jambi Meninggal Dunia, Positif Bertambah 60 Orang

Jajan Aneka Kuliner di Satu Tempat, Event ‘Jajan Akhir Pekan’ Jambi Kembali Digelar

VIDEO 8 Sopir Konvor Bawa Puluhan Ribu Liter Minyak Ilegal di Batanghari, Aparat Tak Tinggal Diam

Sudah menderita kekerasan seksual saja sebuah hal yang memalukan, belum ditambah dengan stigma dari masyarakat.

Kita berharap ada mekanisme jaminan perlindungan yang komprehensif yang mempertimbangkan dampak sosial terhadap para korban, sehingga kejahatan semacam ini dapat secara optimal ditekan.

Para korban tak ragu untuk melapor kepada aparat yang berwajib karena resiko dampak sosial yang akan mereka alami bisa diperhatikan terjadi seminimal mungkin. (*)

Ikuti Berita Jambi lainnya di www.tribunjambi.com

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved