BAZNAS Pilihan Pertama Pembayar Zakat, Lembaga Utama Menyejahterakan Umat

Bagaimana menambah modal? Kisah sukses pelaku usaha menemukan program Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI di daerahnya

Penulis: Nani Rachmaini | Editor: Fifi Suryani
ist
Ilustrasi 

PENJUAL makanan keliling kerap kali kita temui hampir di berbagai sudut jalan. Panas, hujan, mereka tempuh, demi mengais rezeki. Apakah mereka memiliki mimpi? Memiliki kios misalnya, sehingga tak perlu berpeluh mendorong gerobak ke sana ke mari. 

Apakah mimpi memiliki kios bagi seorang pedagang keliling, atau menambah kapasitas produksi dengan membeli peralatan penunjang usaha terlalu muluk-muluk? 

Tentu tidak, namun banyak kisah yang terjadi dan kita dengar, mimpi tanpa eksekusi yang baik, bisa berakhir menjadi petaka. 

Berapa banyak warga kecil makin terhimpit perekonomiannya, terjerat utang, terjerat riba, dan terjerat tengkulak. 

Alih-alih bangkit dari kemiskinan, mereka malah jatuh ke jeratan utang, dan kembang-kempis membayar bunga.  

Lain halnya yang terjadi pada seorang pedagang siomay keliling di Kabupaten Sigi. Paikun namanya, pedagang siomay keliling yang sering mangkal di jembatan yang menghubungkan tiga desa di Kabupaten Sigi. 

Menggunakan kendaraan roda dua, Paikun berkeliling lalu mangkal di jembatan penghubung tersebut. 

Paikun dan dagangan siomaynya di Kabupaten Sigi
Paikun dan dagangan siomaynya di Kabupaten Sigi (Tangkapan layar dari e-book BAZNAS: Mengantar Mustahik Menjadi Muzaki)

Sekali produksi ia menggiling 1-2 kg daging untuk bahan baku siomaynya. Terbetik keinginan Paikun untuk menambah kapasitas produksi, namun permodalan menjadi kendala. 

Dalam keterbatasannya, ia tak punya harapan untuk mengakses kredit dari bank. Sementara bank keliling, opsi yang ada di depan mata, juga tak membuat hatinya tenang karena melihat bagaimana teman-temannya kesulitan membayar bunga. 

Selalu ada jalan keluar bagi mereka yang mau berusaha. 

Di tengah kebimbangannya bagaimana untuk menambah modal, di saat itu juga Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui program zakatnya sampai ke telinga Paikun.

Pada April 2019, Paikun mendengar hadirnya BAZNAS Microfinance Desa (BMD) Sigi di Kabupaten Sigi. 

Program BMD yang merupakan program bantuan keuangan tanpa bunga, tanpa riba, menjadi jalan keluar yang tak hanya dapat membantu permasalahan modalnya, juga membuat hati Paikun menjadi tenang. 

Berbekal bantuan modal dari BMD, Paikun dapat menata kembali usahanya, sekaligus menambah kapasitas produksi siomaynya, dari 1-2 kg daging menjadi 3-4 kg daging sekali produksi, dan pendapatannya pun tentu saja meningkat, menjadi Rp400-450 ribu per hari. Menggiurkan bukan?

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved