Berita Sarolangun
171 Hektare Sawah di Sarolangun Terendam Banjir, 15 Hektare Gagal Panen
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Sarolangun menerima laporan ada seluas 171 hektare sawah terkena banjir menjelang akhir bulan
Penulis: Rifani Halim | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Belasan herktare lahan sawah di Sarolangun gagal panen sebab terendam banjir beberapa waktu lalu.
Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Sarolangun menerima laporan ada seluas 171 hektare sawah terkena banjir menjelang akhir bulan januari, namun yang gagal panen mencapai 15 hektare sawah.
Kadis TPHP Sakwan melalui Kabid Produksi dan Tanaman Pangan Harmilus mengatakan, hal itu berdasarkan laporan pada 24 Januari 2021 dari petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman-Pengamat Hama Penyakit (POPT-PHP).
Baca juga: Masuki Hari Ketujuh, Kelanjutan Pencarian Korban Hanyut di Sungai Batang Tebo Ditentukan Sore Ini
Baca juga: Promo Giant Hari Ini 27 Januari 2021, Hemat Hingga 50% Buah Susu Daging Popok Detergen Pewangi
Baca juga: Viral Seorang Dokter Meninggal Dunia Setelah di Vaksin Covid-19, Fakta Sebenarnya Terungkap
"Kemarin baru kita terima laporan, dan memang ada sawah petani kita yang terendam banjir," katanya, Selasa (27/1/2021).
Lanjutnya, ratusan hektar sawah itu berada di tiga desa di Kecamatan Pelawan, diantatanya Desa Lubuk Sayak sebanyak 127 hektar, Desa penegah sebanyak 34 hektar dan Desa pasar Pelawan sebanyak 10 hektar.
"Rata-rata usia tanam dari 15-40 hari, karena sekarang ini mayoritas petani kita baru melakukan cocok tanam," katanya.
Selain itu, Hurmilus mengatakan dari ratusan hektar sawah yang terendam, belasan hektar diantaranya mengalami fuso atau gagal panen, dikarenakan genangan air yang belum kunjung surut.
"Ada 15 Hektar yang dinyatakan fuso, di desa Lubuk Sayak 10 hektar dan Desa Penegah seluas 5 hektar. Karena memang lokasi tersebut setelah dicek petugas terendam selama empat hari sehingga mengalami gagal panen," katanya.
Bagi areal sawah yang gagal panen atau yang dikenal fuso. nanti para petani akan diberikan bantuan benih oleh pemerintah, untuk ditanam kembali.
Namun saat ini pihaknya masih dalam proses pengusulan ke pemerintah provinsi Jambi.
"Nanti kami ajukan ke provinsi berupa bantuan benih padi bagi areal sawah yang terkena fuso akibat banjir," katanya.