Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Ketua IDI Kota Jambi, Mengenal Plasma Konvalesen Untuk Penyembuhan Covid-19 (1)
Terapi plasma konvalesen untuk penyembuhan pasien Covid-19 sudah mulai banyak digunakan.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rahimin
Wawancara Eksklusif Ketua IDI Kota Jambi, Mengenal Plasma Konvalesen Untuk Penyembuhan Covid-19
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Rara Khushshoh Azzahro
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Terapi plasma konvalesen untuk penyembuhan pasien Covid-19 sudah mulai banyak digunakan.
Persiapan para dokter dan pemerintah diberbagai daerah juga dilakukan.
Tribunjambi.com berhasil mewawancarai dr M Ridwan, SpPD sebagai Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Abdul Manap Kota Jambi, dan Ketua IDI Kota Jambi.
Temanya yaitu terapi Plasma Konvalesen untuk Pengobatan Covid-19, Kota Jambi Bagaimana?
Berikut yang dapat kami ulas bersama dr M Ridwan, SpPD yang membahas pengenalan plasma konvalesen, Senin (25/01/ 2021):
Tribun Jambi: Berdasarkan sudut pandang dokter spesialis penyakit dalam, dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Jambi bagaimana dokter melihat terapi plasma konvalesen?
Baca juga: Gegara Uang Rp 15 Ribu, Yoyok Tega Habisi Nyawa Nenek Sartini, Terancam 15 Tahun Penjara
Baca juga: Sosok Perempuan Cantik 21 Tahun Jadi Mahasiswi S3 Termuda di ITB, SMA Selesai Cuma Dua Tahun
Baca juga: Kerumunan Bintang TikTok dan Pandemi, Mari Sama-sama Menahan Diri
dr M Ridwan, SpPD: Ini sekarang viral ya. Jadi terapi plasma konvalesen ini adalah plasma yang diambil dari pasien yang sudah sembuh atau konvalesen ya. Konvalesen itu artinya sudah sembuh dari penyakit-penyakitnya.
Berarti kalau plasma yang kita berikan untuk penderita Covid-19. Jadi artinya kita berikan tentaranya untuk penderita Covid-19 dari pasien-pasien yang sudah sembuh.
Plasma itu diambil dari darah, yang mana pada darah itu terdapat banyak molekul.
Tribun Jambi: Bagaimana teknis pengambilannya?
dr M Ridwan, SpPD: Teknis pengambilannya dinamakan teknis apheresis. Yaitu darah si pendonor diambil, lalu dimasukan ke dalam mesin, kemudian disaring, diambil plasmanya.
Selain itu, komponen yang tidak diperlukan dikembalikan lagi ke tubuh si pendonor. Jadi berbeda dengan donor biasa yang berupa donor biasa, darah segar.
Biasanya seperti ini kita digunakan untuk thrombosit, seperti untuk pasien-pasien demam berdarah.
Misalnya pasien-pasien demam berdarah butuh thrombosit 10 kantong. Kalau memang dari masing-masing pendonor berarti perlu 10 donor kan. Akan tetapi kalau dengan apheresis.

Tribun Jambi: Satu orang pentintas Covid-19 bisa didapat berapa banyak plasma konvalesen?
dr M Ridwan, SpPD: Kalau dari dosis yang kita berikan sekarang ya, itu bisa 200 CC. Itu biasanya satu donor ya satu kantong ya.
Tribun Jambi: Apakah satu orang pendonor bisa mendonorkan plasmanya lagi setelah satu kali mendonor?
dr M Ridwan, SpPD: Ketika mendonor ini ada syarat-syarat tertentu ya, apalagi hitungannya mendonor itu sekali tiga bulan. Sedangkan untuk mendonor ini kan antibodi nya harus tinggi.
Jadi nanti ketika diukur tidak cukup tinggi ya artinya plasmanya tidak begitu memberi manfaat untuk si pasien.
Seperti pertanyaan anda tadi, apakah setelah mendonor masih bisa mendonor lagi? Jawabannya kalau masih tinggi sih seharusnya bisa.
Baca juga: Terbongkar Niat Politisi Hanura Serang Aktivis Papua Lewat Konten Rasis, Nama Jokowi Ikut Disebut
Baca juga: Detik-detik Wakil Ketua DPRD Sulut Tabrak dan Seret Istri di Jalanan, Ketahuan Bawa Selingkuhan
Baca juga: Kerumunan Bintang TikTok dan Pandemi, Mari Sama-sama Menahan Diri
Tetapi secara teori antibodi penyintas Covid-19 ini kan makin lama semakin turun ya.
Kalau sudah enam bulan mungkin sudah habis, jadi kalau mau dijadikan ia pendonor lagi ya sudah tidak ada lagi antibodi yang bisa diberikan oleh penyintas Covid-19 ini.
Syaratnya yang jelas harus sehat, pernah menderita Covid-19, dianjurkan laki-laki, atau boleh perempuan tetapi yang belum hamil, dan masih panjang lagi.
Selanjutnya yang terakhir yang paling penting, itu harus diukur kadar antibodi dalam darahnya.
Jadi pakai titer satu per 160 itu, jadi pakai titer. Rendah dari itu ya tidak layak. Artinya tidak cukup antibodi dari penyintas untuk menyembuhkan pasien Covid-19 tadi.
Artinya tidak semua penyintas Covid-19 bisa diambil plasmanya sebagai plasma konvalesen.
Biasanya saat terinfeksi Covid-19 merupakan penderita berat akan, akan menghasilkan antibodi lebih tinggi setelahnya. Kalau penderita ringan akan menghasilkan antibodi lebih rendah.