Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Tuhan Pemilik Otoritas Mutlak Atas Kehidupan

Tuhan Pemilik Otoritas Mutlak Atas Kehidupan Bacaan ayat: Amsal 16:9 (TB) - "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi berdoa 

Tuhan Pemilik Otoritas Mutlak Atas Kehidupan

Bacaan ayat: Amsal 16:9 (TB) - "Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menentukan arah langkahnya".

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Menyandingkan seluruh kehidupan yang ada di muka bumi, kita menemukan bahwa hanya manusia sebagai mahkluk hidup yang memiliki kesadaran diri.

Kondisi ini memungkinkan manusia mempunyai potensi untuk berfikir dan memaknai kehidupan yang dijalaninya dengan penuh arti.

Mahkluk lain menjalani kehidupan berdasarkan naluri semata. Insting untuk mempertahankan hidup, membuat seekor binatang mencari makanan, menandai musim kawin dengan mencari pasangan dan melarikan diri ketika berhadapan dengan ancaman.

Alam secara alamiah telah berpengaruh besar pada berkembangnya bagian tubuh tertentu dari seekor binatang dalam proses adaptasi demi keberlangsungan kehidupan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Jaminan Penyertaan Tuhan akan Membawa Ketenangan

Proses belajar berjalan lambat, meskipun kita menemukan beberapa jenis binatang dapat memiliki keahlian tertentu yang lebih baik dibandingkan binatang lain yang sejenis.

Keterbatasan volume otak memberikan perbedaan yang signifikan antara manusia dengan mahkluk lain.

Dalam ritual tertentu, binatang mungkin bisa dilatih untuk mengambil sikap berdoa, namun binatang tidak pernah bisa berdoa.

Binatang bisa dilatih untuk melakukan berbagai hal, namun tidak pernah tahu tujuan besar dimasa depan.

Motifasinya, selalu sama: makanan atau terbebas dari cambukan atau penyiksaan.

Hanya manusia yang memiliki kesadaran diri, yang memungkinkan manusia menyadari keberadaan dirinya diantara semua mahkluk lain.

Kesadaran diri membuat manusia bertanya tentang asal usul keberadaannya, makna kehidupannya, bagaimana seharusnya menjalani kehidupan agar bermakna dan tujuan akhir yang bahkan dicapai setelah kehidupan berakhir.

Menjawab empat pertanyaan tersebut, setiap generasi mempunyai jawabannya masing-masing.

Secara bertahap, pengetahuan yang sudah diperoleh akan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Perbaikan pemahaman terjadi dalam prosesnya. Inovasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan selalu terjadi.

Dalam proses pewarisan jawaban dalam bentuk teori akan membentuk cara berfikir setiap generasi untuk memaknai keberadaan dirinya.

Terhubung dengan warisan pemahaman tentang kehidupan, pun mengalami perkembangan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kehidupan Itu Berharga

Warisan terawal, bisa kita temukan secara umum bahwa kehidupan ada secara alamiah.

Semua terjadi secara alamiah termasuk didalamnya keberadaan manusia yang oleh sebuah teori disebut sebagai evolusi. Hal ini didukung data-data ilmiah yang ditemukan.

Tahap berikutnya, manusia memahami keberadaan kehidupan karena ada yang mengadakan. Sang Pengada kehidupan disebut sebagai Tuhan.

Dalam perkembangan berikutnya, pemahaman menjadi semakin kompleks.

Keberadaan akan adanya Tuhan, telah menciptakan berbagai ajaran pemahaman tentang bagaimana seharusnya bersikap dalam menjalani kehidupan.

Pemahaman dan pengenalan seseorang akan Tuhan, membentuk paradigma yang terwujudnyatakan dalam ritual dan simbol.

Masing-masing mewakili apa yang dipercayai dan diimani.

Iman Kristen hadir dalam sebuah sejarah yang panjang. Diuji oleh berbagai pemahaman yang ada pada konteks dan zaman yang berbeda-beda.

Melewati waktu yang terus berubah, pada akhirnya terdapat rumusan iman yang semakin komprehensif dalam menjawab semua pertanyaan dan menempatkan semua pemahaman yang ada dalam rangkai pemahaman yang dapat dipahami.

Pesan kekal Alkitab, bahwa: Pada mulanya Allah menciptakan langit dan Bumi; membawa pemahaman paling mendasar bahwa kehidupan itu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.

Pemahaman ini memposisikan manusia dan segala yang lain sebagai ciptaan dan Allah sebagai Pencipta.

Allah menciptakan kehidupan, termasuk didalamnya manusia, mempunyai tujuan kekekalan.

Meskipun telah dirusak oleh manusia dengan tidak tidak taat, tidak menghalangi Allah untuk melanjutkan karya-Nya dengan melakukan tindakan penyelamatan.

Tindakan penyelamatan tersebut berproses dalam sejarah melalui para urusan dan berpuncak pada Yesus Kristus.

Dengan diciptakannya manusia menurut gambar dan rupa Allah, telah memposisikan manusia terlibat dalam tujuan awal Allah menciptakan kehidupan dan dalam karya penyelamatan Allah.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Keselamatan Untuk Semua Orang

Secara alamiah, keberlangsungan kehidupan terjadi secara berkesinambungan melalui kelahiran dan kematian.

Secara alamiah pula, manusia berproses mengembangkan pengetahuannya untuk menemukan Tuhan yang telah menciptakannya.

Pada sisi lain, Allah juga melakukan karya penyelamatan dengan mengijinkan manusia menemukan Diri-Nya. Proses mencari dan menemukan yang berjalan paralel akhirnya berjumpa dalam diri Yesus Kristus.

Proses karya penyelamatan berlanjut, dimana Allah berkarya dengan manusia terlibat didalamnya dalam batasan Allah pemilik otoritas mutlak sementara otoritas manusia dibatasi berada dibawah otoritas Allah.

Penulis Kitab Amsal memberikan kesimpulan yang menarik, bahwa manusia dianugerahi kebebasan untuk memikirkan segala rancangan selama hidup namun Allah yang berotoritas untuk menentukan arah yang hendak dituju.

Kesimpulan tersebut membawa kita pada sikap hidup untuk menghargai diri sendiri sebagai manusia yang diposisikan terlibat dalam karya penyelamatan Allah.

Ketika manusia telah merespon karya penyelamatan Allah dengan percaya, manusia dalam posisi melanjutkan karya tersebut dalam kehidupan yang sudah diselamatkan.

Manusia menata kehidupan. Manusia membangun kehidupan dengan pengetahuan yang dimilikinya untuk kemuliaan Allah. Berdampingan dengan upaya tersebut, Allah secara ajaib terlibat dalam prosesnya.

Allah berkarya dengan tersembunyi menghubungkan semua karya manusia untuk bersinergi dengan karya yang lain melintasi ruang dan waktu.

Apa yang dilakukan seseorang di suatu tempat pada suatu waktu, oleh Allah dihubungkan dengan karya yang lain, ditempat dan waktu lain.

Perjumpaan karya tersebut menjadi bagian Allah untuk menyatakan kuasa-Nya bahwa Ia adalah Allah yang mengatasi ruang dan waktu.

Kehidupan, termasuk kita didalamnya, berasal dari Allah, bermakna karena Allah mempunyai tujuan ketika menciptakan, dan suatu saat akan kembali kepada Allah.

Maka sudah seharusnya kita jalani sesuai dengan maksud Allah.

Secara alamiah kita bertumbuh dan berkembang, namun dibalik semua itu ada karya Allah yang terus dinyatakan. Setiap kita hadir untuk sebuah tujuan.

Setiap kita adalah potongan puzzle karya Allah yang terhubung dengan yang lain.

Temukan tujuan hidupmu yang Allah sedang kerjakan dalam hidupmu. Jika kesulitan menemukan, bertanyalah kepada-Nya, maka dengan cara yang ajaib Dia akan menolongmu.

Lakukan apa yang menjadi bagiannu untuk merencanakan kehidupan yang baik dan Allah akan menuntunmu menuju pada karya ajaib-Nya. Amin

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved