Berita Tanjab Timur
BPBD Akui Belum Pernah Koordinasi Dengan BKSDA Terkait Konflik Buaya vs Manusia di Dendang
Seorang warga bernama Sugiarti (41) yang sempat menghilang diduga tenggelam di aliran sungai Keman Desa Catur Rahayu.
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Pascaseorang wanita ditemukan meninggal dunia dan jenazahnya masih di mulut buaya di Desa Catur Rahayu Senin (25/1/2021), BPBD Tanjab Tikur akui sejauh ini belum pernah koordinasi dengan BKSDA.
Sebelumnya, seorang warga bernama Sugiarti (41) yang sempat menghilang diduga tenggelam di aliran sungai Keman Desa Catur Rahayu. Hingga jenazahnya ditemukan warga dalam mulut buaya berukuran 4 meter.
Kejadian tersebut seakan menjadi pelajaran penting dan warning bagi pihak pemerintah, guna mengatasi permasalahan konflik antar manusia dan hewan buas. Yang sejatinya telah hidup berdampingan sejak lama.
Baca juga: VIDEO: Permintaan Maaf Pembuang Telur Ayam Setelah Aksinya Viral: Saya Kecewa
Baca juga: Hubungan Aldebaran dan Andin Makin Rumit, Rafel jadi Perebut Istri Orang hingga Al Murka
Baca juga: Salut, Mahasiswa Unja Ciptakan Alat Sterilisasi Makanan dan Mendapat Juara Pertama Dalam Lomba Esai
Tribunjambi.com, mengkonfirmasi pihak BPBD Kabupaten Tanjung Jabung Timur, terkait upaya apa yang telah dilakukan pihaknya bersama BKSDA dalam menanggulangi atau antisipasi permasalahan tersebut.
"Memang kami akui, selama ini kita belum pernah ada koordinasi bersama pihak BKSDA yang sejatinya merupakan instansi yang memiliki wewenang penuh terkait satwa. Terutama dalam penanganan maupun pemecahan masalah terkait kejadian kemarin," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tanjabtim Hendra Gunawan didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Rahmat Hidayat.
Dikatakannya pula, untuk langkah ke depan pihaknya akan mencoba berkoordinasi dengan BKSDA Provinsi terkait teknis dan langkah langkah penanganan dan pencegahan menghadapi bencana serangan buaya ini.
"Tupoksiutamanya itu di pihak BKSDA, mungkin kita membantu melalui sosialisasi ke seluruh masyarakat Dendang," ujarnya.

"Sejauh ini kita memang belum pernah ada koordinasi, nantinya kita akan bahas terlebih dahulu," sambungnya.
Sebelumnnya, Kades Catur Rahayu Supriyanto bilang,keberadaan buaya di sepanjang aliran Sungai Keman ini sudah cukup sangat meresahkan warga. Selain keberadaannya yang sulit terdeteksi dan memiliki serangan yang mematikan.
Baca juga: Promo Indomaret Hari Ini 26 Januari 2021, Susu Popok Minyak Goreng Pewangi Pakaian Detergen Snack
Baca juga: Billy Syahputra Pasrah tak Kunjung Nikahi Amanda Manopo : Ya Sebenarnya Udah Pasrah Aja Lah
"Selain terkenal buas, juga buaya yang kerap menampakkan diri disini juga memiliki ukuran yang beragam. Bukan buaya anakan saja, ukuran jumbonya jugamasuk," ujarnya.
Pemerintah desa juga sudah sering melakukan himbauan kepada warga untuk tidak atau mengurangi beraktifitas di pinggiran sungai. Baik itu mandi ataupun BAB terlebih saat sore ataupun malam hari dengan pertimbangan kondisi tadi.
799 Warga Binaan Lapas Kelas II B Muara Sabak Bersedia Disuntik Vaksin Covid-19 |
![]() |
---|
April dan Mei, BPBD Tanjab Timur Kondisi Siaga Pencegahan Karhutla |
![]() |
---|
Bulog Bakal Gaet Petani di Tanjab Timur Untuk Berbisnis Beras |
![]() |
---|
Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua di Tanjab Timur Sasar Pelayan Publik Hingga Wartawan |
![]() |
---|
Tahun Ini Ditargetkan Piala Presiden Digelar di Zabak Sirkuit, Pemkab Lanjutkan Proses Pembangunan |
![]() |
---|