Warga Cemas Ada Benda Mirip Rudal Bertuliskan Aksara China di Kepulauan Riau, Ini Analisa Roy Suryo
Benda mirip rudal yang ditemukan nelayan di Anambas Kepulauan Riau keakan dibawa ke Jakarta untuk dilakukan proses identifikasi.
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-- Nelayan di Anambas menemukan benda mirip rudal di Kepulauan Riau.
Pakar telematika Roy Suryo menyoroti soal temuan benda mirip rudal yang ditemukan nelayan di Anambas, Kepulauan Riau.
Roy menyebutkan, penemuan benda itu menjadi pertanyaan besar dari pertahanan maritim Indonesia.
Apalagi, peristiwa itu tidak lama setelah penemuan sea gilder di perairan Sulawesi maupun masuknya kapal survei China ke perairan Selat Sunda.
Baca juga: Bentrokan Kelompok Kei dan FBR di Bekasi, Polisi Tangkap Dua Pelaku, Padahal Cuma Merayakan Ultah
Baca juga: Jadi Sorotan Saat Dampingi Komjen Listyo Sigit, Iptu Novita Dilema Tak Bisa Lanjut Kuliah, Kenapa?
Bebekal foto yang beredar, Roy Suryo kemudian memberikan analisa terhadap benda yang disebut mirip dengan rudal itu.
Ia pun coba mengaitkan temuan itu dengan masuknya kapal survei China yang tepergok berada di Selat Sunda beberapa waktu lalu.
"Kalau dilihat Spec-nya, tidak mirip SeaGlider/Drone yang sudah 3x ditemukan sebelumnya. Dengan panjang 1,5m & berat 25kg, mirip2 Argo Float / 'profiling floats' untuk monitor suhu, salinitas, arus & sifat bio-optik lautan. Adakah kaitannya dengan Kapal Xiang Yang Hong 03 yang "kepergok"? tanya Roy Suryo.
Baca juga: Denny Siregar Diminta Hentikan Nyinyiran soal Sumbar, Andre Rosiade : Mau Dapat Jabatan Komisaris?
Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, benda yang disebut mirip rudal tersebut ditemukan terdampar di pantai di sebuah pulau di Anambas.
Akibat penemuan itu, warga setempat sempat resah lantaran warga takut benda mirip rudal itu kapan saja bisa meledak.
Ini adalah penemuan kedua kali, setelah dua tahun lalu juga sempat ditemukan benda yang sama di perairan Kepulauan Bintan.
Baca juga: Yuni Shara Pamerkan Suami Baru ke Publik, Mayangsari Kaget: Ya Ampun!

Dari laporan Kompas TV, pada salah satu bagian benda mirip rudal tersebut terdapat tulisan berbahasa Tiongkok.
Benda mirip rudal dengan ukuran panjang sekitar 1,5 meter dengan berat diperkirakan 25 kilogram ini, memiliki baling-baling pada salah satu sisinya.
Baca juga: Perkataannya Disebut Sindir Gisel, Roy Marten Jelaskan Maksud Sebenarnya: Kesetiaan Itu Luar Biasa!
Seorang nelayan di Kepulauan Anambas menemukan benda tersebut sudah terdampar di pantai, pada Selasa sore.
Benda tersembut sempat ia bawa ke rumah, namun akhirnya dievakuasi oleh TNI Angkatan Laut agar tidak meresahkan warga.
Benda mirip rudal tersebut kini berada di Lanal Tarempa, setelah dievakuasi dari rumah warga pada tanggal 21 Januari kemarin.
Baca juga: Perkataannya Disebut Sindir Gisel, Roy Marten Jelaskan Maksud Sebenarnya: Kesetiaan Itu Luar Biasa!
Proses evakuasi dilakukan untuk meredakan keresahan warga yang mengira benda tersebut adalah rudal.
Menurut rencana benda mirip rudal ini akan dibawa ke Jakarta untuk dilakukan proses identifikasi.
Letkol Laut Erfan Indra Darmawan selaku Komandan Lanal Tarempa mengungkapkan, benda tersebut sudah diamankan pihaknya demi menghindari keserahan warga.
Baca juga: Diam-diam Luna Maya Tangisi Ariel Noah yang Bakal Menikah, Raffi Ahmad: Nangis di Kamar Mandi!
"Untuk meredakan masyarakat yang menduga benda tersebut adalah rudal, benda tersebut kita amankan di Lanal Tarempa. Untuk tindak lanjut berikutnya, akan dibawa ke Jakarta untuk dilaksanakan observasi lebih lanjut," ungkapnya pada siaran Kompas TV.
Dave Laksono, anggota Komisi I DPR mengungkapkan, pemerintah perlu memperkuat maritim Indonesia.
Baca juga: Perkataannya Disebut Sindir Gisel, Roy Marten Jelaskan Maksud Sebenarnya: Kesetiaan Itu Luar Biasa!
"Dengan kembali diketemukannya suatu objek yang diduga rudal dari negara asing, ini membuktikan bahwa minimnya pengawasan maritim di Indonesia," ungkapnya.
"Ini berarti butuh suatu kebijakan tegas dari pemerintah baik political will dan kebijakan anggaran untuk memperkuat maritim kita," imbuhnya
Kapal intai Cina disergap di Selat Sunda
Sebelumnya, kabar penyusupan kapal survei China, Xiang Yang Hong ke perairan Indonesia di Selan Sunda menjadi perhatian khusus sejumlah pihak.
Masuknya kapal tersebut tanpa terdeteksi, dianggap menjadi lampu kuning bagi pertahanan Indonesia.
Terlebih, beberapa waktu lalu, ada temuan Seaglider yang justru ditemukan oleh nelayan.
Sebelumnya, badan Keamanan Laut ( Bakamla) berhasil mengintersep kapal survei China, Xiang Yang Hong 03 yang terbukti mematikan Automatic Identification System (AIS) ketika melintasi perairan Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021) malam.
Baca juga: Jadi Sorotan Saat Dampingi Komjen Listyo Sigit, Iptu Novita Dilema Tak Bisa Lanjut Kuliah, Kenapa?
"Bakamla RI berhasil mengintersep kapal survei China (Xiang Yang Hong 03) di Selat Sunda pada Rabu (13/1/2021)," ujar Kabag Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita dalam keterangan tertulis, Kamis (14/1/2021).
Adapun AIS sendiri merupakan sistem tracking kapal otomatis yang memberikan informasi tentang keadaan kapal.
Baik posisi, waktu, haluan, dan kecepatannya untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
Baca juga: 4 Jenderal Berpeluang Jadi Kabareskrim Gantikan Komjen Listyo Sigit Prabowo, Ada Irjen Wahyu Widada

Wisnu menjelaskan, intersep kapal China ini bermula ketika Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) Bakamla mendeteksi Xiang Yang Hong 03 tengah berlayar di perairan Selat Sunda.
Saat itu, kapal terdeteksi tengah melaju dengan kecepatan 10,9 knot dan haluan ke barat daya.
Berdasarkan pantauan, kapal tersebut telah mematikan AIS sebanyak tiga kali selama melintasi Alur Laut Kepulauan Indonesia–I (ALKI-I).
Baca juga: Jadi Sorotan Saat Dampingi Komjen Listyo Sigit, Iptu Novita Dilema Tak Bisa Lanjut Kuliah, Kenapa?
Ketiganya ketika melintasi Laut Natuna Utara, Laut Natuna Selatan, dan Selat Karimata.
Menerima informasi tersebut, Direktur Operasi Laut Bakamla, Laksamana Pertama Bakamla Suwito yang sedang memimpin tim SAR Bakamla mengevakuasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu langsung berkoordinasi dengan komandan SAR gabungan.
Ia kemudian memerintahkan komandan kapal KN Pulau Nipah 321, Letkol Bakamla Anto Hartanto untuk segera bertolak menuju selat sunda mendekati kapal tersebut.
Baca juga: Yuni Shara Pamerkan Suami Baru ke Publik, Mayangsari Kaget: Ya Ampun!
Sekitar pukul 09.30 WIB, KN Pulau Nipah 321 segera bertolak menuju Selat sunda.
Kapal kemudian tiba di lokasi sekitar pukul 13.40 WIB dan mendeteksi kapal survei China berada pada jarak 40 Nm dengan kecepatan 9 knot dan arah haluan ke selatan.
KN Pulau Nipah lalu meningkatkan kecepatan hingga 20 knot untuk mendekati kapal tersebut.
"Sekitar pukul 20.00 WIB, Kapal Xiang Yang Hong 03 terdeteksi pada jarak 10 Nm dari kapal Bakamla. KN Pulau Nipah 321 membuka komunikasi melalui radio marine band di channel 16 dan mendapat respon dari kapal survei China tersebut," kata Wisnu.
Baca juga: Perkataannya Disebut Sindir Gisel, Roy Marten Jelaskan Maksud Sebenarnya: Kesetiaan Itu Luar Biasa!
Berdasarkan hasil komunikasi dan identifikasi, diketahui bahwa kapal ini memang bertolak dari China menuju Samudera Hindia dan melewati perairan Indonesia menggunakan Hak Lintas Alur Kepulauan sesuai dengan UNCLOS.
Dari keterangan yang diberikan, penyebab tidak terdeteksinya AIS dalam tiga periode waktu disebabkan karena adanya kerusakan pada sistem tersebut.
Merujuk Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis bagi Kapal yang berlayar di Wilayah Perairan Indonesia tertanggal 20 Februari 2019, dseibutkan setiap kapal berbendera Indonesia dan kapal asing yang berlayar di wilayah perairan Indonesia wajib memasang dan mengaktifkan AIS.
Baca juga: Pose Nagita Slavina dengan Rok hampir Rp 129 juta, Netizen Auto Bengek Lihat Harganya: Ya Allah!
Setelah itu, KN Pulau NIpah 321 terus membayangi kapal survei China hingga keluar dari Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI). Sekitar pukul 21.00 WIB, kapal sasaran telah keluar dari ZEEI.
Selanjutnya, KN Pulau Nipah 321 putar arah kembali ke daerah operasi SAR.
"Kamis pagi, sekitar pukul 08.00 KN Pulau Nipah 321 tiba di daerah SAR dan bergabung kembali dengan tim SAR gabungan pesawat Sriwijaya Air SJ 182," imbuh Wisnu.
Baca juga: Jengkelnya Ivan Gunawan Ditanya Kabar Pernikahan Ayu Ting Ting, Reaksi Ruben Onsu Disorot: Parah Sih
Prabowo dikiritik
'Penyusupan' kapal China itu membuat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi sorotan.
Prabowo dianggap telah 'kecolongan'.
Pegiat media sosial, Said Didu, bahkan menyebot bahwa pertahanan Indonesia sudah jebol lantaran kapal China itu dipergoki secara tidak sengaja saat sudah masuk begitu jauh ke perairan Indonesia.
Baca juga: Bukannya Jaga Sikap Usai Jadi Tersangka, Penampilan Gisel Kali Ini Ramai Disorot: Mulai Genit lg Ni!
Apalagi, posisi kapal itu sudah cukup dengan dengan Jakarta sebagai ibukota negara.
Bapak Menhan @prabowo yth, kalau ini benar berarti pertahanan kita sudah jebol. Sudah berapa miles kapal tersebut memasuki wilayah laut kita tapi tidak "terdeteksi" dan sudah berada dekat Ibu Kota Jakarta," tulis Said Didu melalui akun Twitternya, Jumat (15/1/2021).
Selain Said Didu, sejumlah warganet juga protes lantaran tidak ada penindakan tegas terhadap kapal China yang terbukti melanggar teritorial dan kedaulatan RI itu. (*)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Roy Suryo Analisa Benda Mirip Rudal Bertuliskan Aksara China yang Ditemukan Nelayan Anambas,