Sebelum Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Diduga Bagian Pengontrol Pesawat Alami Kerusakan, Benarkah?

Sebelum Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Diduga Bagian Pengontrol Pesawat Alami Kerusakan, Benarkah?

Editor: Heri Prihartono
PLANESPOTTERS.NET/VIKTOR GULA
Inilah pesawat Sriwijaya Air bernomor registrasi PK-CLC yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh Sabtu 9 Januari 2021 saat sedang terbang dari Jakarta menuju Pontianak. 

Sebelum Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Diduga Bagian Pengontrol Pesawat Alami Kerusakan, Benarkah?

TRIBUNJAMBI.COM - Simak UPDATE Sriwijaya Air SJ-182 terkait penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182.

Meski Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182.

Hingga saat ini KNKT belum menemukan memori Cockpit Voice Recorder (CVR) atau rekaman kokpit untuk melengkapi flight data recorder (FDR).

Benda tersebut merupakan penunjuk titik terang pemicu Sriwijaya Air SJ182,  yang menewaskan 62 orang penumpang dan kru.

Ternyata Sriwijaya Air SJ182 yang sudah berumur 26 tahun dan sempat dikandangkan 9 bulan dilaporkan mengalami kerusakan pada throttle otomatis (autothrottle).

"Ada laporan kerusakan pada autothrottle beberapa hari sebelumnya pada teknisi di log perawatan."

"Tapi, kami tidak tahu apa masalahnya," ujar Nurcahyo kepada Reuters, Jumat (22/1/2021).

"Jika kami menemukan CVR (cockpit voice recorder), kami bisa mendengar diskusi antar pilot, apa yang mereka bicarakan dan kami akan tahu apa masalahnya," imbuh dia.

Nurcahyo menegaskan masih belum jelas apakah sistem autothrottle menjadi penyebab Sriwijaya Air SJ-182 mengalami kecelakaan.

Ia menyebutkan, pesawat diperbolehkan terbang meski sistem autothrottle tak berfungsi.

Pasalnya, pilot bisa mengendalikan pesawat secara manual.

Dilansir Wall Street Journal yang dikutip Reuters, berdasarkan sumber dekat, data flight data recorder (FDR) menunjukkan sistem autothrottle Boeing 737 Sriwijaya Air SJ182 tidak beroperasi secara baik pada satu mesin pesawat saat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).

Namun reaksi kru Boeing 737 Sriwijaya Air SJ182 (Pilot Captaian Afwan dan First Officer Diego Mamahit), tidak  mematikan sistem autothrottle.

Rekaman FDR mengindikasikan pilot (Captaian Afwan) mencoba membuat throttle yang macet berfungsi.

Chasing (kotak) CVR Sriwijaya SJ182 yang ditemukan Tim SAR. Hingga saat ini model memori yang merekam percakapan pilot dan kopilot belum ditemukan
Chasing (kotak) CVR Sriwijaya SJ182 yang ditemukan Tim SAR. Hingga saat ini model memori yang merekam percakapan pilot dan kopilot belum ditemukan (tribunnews)

Dilansir situs aerotime.aero, seseorang yang akrab dengan proses investigasi mengungkapkan bahwa selama penerbangan SJ182 autothrottle menghasilkan lebih banyak daya dorong pada satu dari dua mesin jet.

Jika pilot tidak menangani dorongan yang tidak seimbang dari mesin dengan benar, mengatur daya dorong pesawat secara manual, pesawat dapat berbelok ke samping atau bahkan menghunjam secara tiba-tiba.

Sebelumnya KNKT mengatakan kedua mesin jet Boeing 737 Sriwijaya Air SJ182 hidup saat pesawat menghantam laut.

Berdasarkan percakapan dan komunikasi dengan ATC, pilot Captaian Afwan tidak melaporkan keadaan darurat dan tidak melaporkan adanya masalah teknis terkait pesawat sebelum menghilang dari radar.

Sementara itu, pihak Sriwijaya belum bisa mengomentari soal teknis yang menyangkut penyidikan, sebelum ada pernyataan resmi dari KNKT.

Sebelumnya Selasa (19/1/2021), KNKT merilis laporan awal terkait kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182.

Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan, Kapten Nurcahyo Utomo, mengatakan pihaknya telah berhasil mengunduh data-data dari flight data recorder (FDR).

Mengutip Kompas.com, data yang diunduh berisi 370 parameter dan 18 data penerbangan.

"Kami sampaikan bahwa data dari flight data recorder sudah bisa kami dapatkan, sudah berhasil diunduh dengan total 370 parameter, 27 jam dan atau 18 penerbangan, termasuk penerbangan yang mengalami kecelakaan," bebernya, Selasa.

Lebih lanjut, Nurcahyo mengatakan pihaknya masih mendalami data yang telah diunduh tersebut.

Ia menyebutkan pihaknya masih belum bisa menginformasikan hasil temuan lebih lanjut pada masyarakat.

Namun, Nurcahyo mengaku KNKT sudah menemukan beberapa petunjuk untuk mendalami investigasi jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu.

Investigasi tersebut, ujar Nurcahyo, dilakukan bersama tim dari Amerika Serikat berjumlah 11 orang.

Selain itu, KNKT juga dibantu tim investigasi dari Singapura, The Transport Safety Investigation Bureau (TSIB).

"Terdiri dari empat orang National Transportation Safety Board (NTSB), empat orang dari Boeing, dua orang dari Federal Aviation Administration (FAA), dan satu orang dari General Electric sebagai pembuat mesin pesawat," ungkap Nurcahyo.

"Berpartisipasi dalam investigasi kali ini juga dua investigator TSIB Singapura dalam hal ini berpartisipasi dalam sesuai dengan kerja sama negara-negara ASEAN," lanjutnya.

Terkait hasil investigasi awal, Nurcahyo mengatakan pihaknya akan mengumumkan 30 hari setelah kecelakaan terjadi.

"Kami berharap bahwa dalam 30 hari setelah kecelakaan, kami akan mempublikasikan laporan awal atau preliminary report."

"Dan apabila nanti prelimenary ini akan dipublikasikan kami akan menyampaikan kepada masyarakat luas," pungkasnya. (tribunnews/aerotime.aero)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dugaan KNKT, Autothrottle jadi Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Macet saat Lepas Landas?

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul FAKTA TERBARU SJ182, ternyata Sebelum Kecelakaan Bagian Penting Pengontrol Pesawat SJ182 Rusak, https://medan.tribunnews.com/2021/01/23/fakta-terbaru-sj182-ternyata-sebelum-kecelakaan-bagian-penting-pengontrol-pesawat-sj182-rusak?page=all.


Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved