China Menantang? AS dan Sekutunya Disebut Tak Punya Nyali di Laut China Selatan, Lihat Reaksi Biden!
Pemerintah China kembali cari 'gara-gara' dengan menyebut AS dan sekutunya di barat tak punya nyali.
China Menantang? AS dan Sekutunya Disebut Tak Punya Nyali di Laut China Selatan, Lihat Reaksi Biden!
TRIBUNJAMBI.COM -- Ketegangan di Laut China Selatan yang melibatkan China dengan Amerika Serikat dan sekutunya sepertinya akan sulit untuk mereda.
Bahkan, pemerintah China kembali cari 'gara-gara' dengan menyebut AS dan sekutunya di barat tak punya nyali.
Media pemerintah China melancarkan serangan pedas terhadap AS dan sekutu Baratnya menyusul tindakan keras terbaru Beijing terhadap oposisi pro-demokrasi di Hong Kong.
Melansir Express.co.uk, The Global Times - media harian yang dikelola pemerintah China - telah menerbitkan editorial yang mengklaim Barat "tidak akan berhasil" dengan tekanan yang diterapkan pada China atas pelanggaran hak asasi manusia.
Surat kabar tersebut juga memperingatkan bahwa Barat tidak "punya nyali" untuk menghadapi China.
Baca juga: Surat Donald Trump untuk Joe Biden Dibongkar Juru Bicaranya, Jangan Biarkan Kalkun Menjatuhkanmu!
Baca juga: Trump Akan Buat Partai Baru Demi Jadi Presiden AS, Ini Namanya, Republikan Habis-habisan Menentang
Editorial ini datang sehari sebelum The Global Times memberi selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya sebagai Presiden AS dari Donald Trump.
Ucapan selamat yang hangat itu datang setelah seminggu China berdiam diri terhadap hasil Pemilu AS.
Express.co.uk memberitakan, China sepertinya menanti untuk melihat pandangan apa yang akan diambil Biden tentang kebijakan luar negeri AS.

Akan tetapi, para ahli yakin dia tidak akan mengubah arah kebijakan sehingga tidak akan mengakhiri ketegangan antara Washington dan Beijing.
Presiden terpilih, yang akan menggantikan Trump di Gedung Putih pada Januari 2021 mendatang, telah berjanji bahwa AS akan membela pelanggaran China atas hak asasi manusia, ekspansionisme militer, dan praktik perdagangan yang tidak fair.
Selama beberapa bulan terakhir, pemerintahan Donald Trump telah memberikan dukungannya di belakang para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.
AS, seperti halnya Inggris dan Jerman, minggu ini mengecam pengusiran empat anggota parlemen pro-demokrasi China dari badan Dewan Legislatif Hong Kong.
Langkah dari Beijing memicu reaksi marah, sehingga memicu pengunduran diri semua menteri pro-demokrasi yang tersisa di parlemen sebagai bentuk aksi protes.
Baca juga: China Kena Karma, Panik Kembali Diserang Gelombang Besar Virus Corona, 4,9 Juta Warga Kota Dikunci
Baca juga: Ilmuwan AS Bongkar Sumber Virus Corona, Ternyata dari Laboratorium Virologi China, Sengaja Dibuat?
Baca juga: Warga Malaysia Kesal Sampai Menterinya Disebut Gila, Foto Jokowi Kok Diunggah ke Twitter, Ada Apa?
Kini, The Global Times mengklaim bahwa semua kritik dari Barat sebenarnya tidak ada artinya.