Gempa Majene
Khawatir Gempa Susulan, Ratusan Warga Majene Tinggalkan Kampung, Masih Bertahan di Tenda Pengungsian
Ratusan warga Kecamatan Tammerodo Sendana, Majene, mengungsi ke dataran tinggi usai diguncang gempa bumi magnitudo 6.2 yang terjadi Pukul 02.30 Wita.
Menurut Daryono ada kesamaan gempa bumi yang terjadi sekarang dengan sebelumnya di Majene, Sulawesi Barat. Kedua gempa bumi disebabkan oleh pergerakan sesar naik Mamuju.
"Sesar naik ini mirip gempa Lombok 2018," katanya.
Sebanyak 34 orang dikabarkan meninggal dunia akibat gempa yang terjadi di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
Hal tersebut berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada 15 Januari 2021, pukul 14.00 WIB.
"26 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.
Terdapat 10 titik lokasi pengungsian di Kabupaten Majene, antara lain di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata.
Lalu di Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua yang terdapat di Kecamatan Ulumanda, Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian yang berada di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.
"Sampai saat ini jaringan listrik juga masih padam dan komunikasi selular tidak stabil pada dua kabupaten tersebut," ucap Raditya.
BNPB turut mendistribusikan bantuan dalam penanganan bencana gempabumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, antara lain 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi.
Lalu 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA.(Tribun Network/fik/san/fah/kps/wly)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Khawatir Gempa Susulan, Ratusan Warga Majene Masih Bertahan di Tempat Pengungsian,
Penulis: Taufik Ismail