Gempa Majene
Khawatir Gempa Susulan, Ratusan Warga Majene Tinggalkan Kampung, Masih Bertahan di Tenda Pengungsian
Ratusan warga Kecamatan Tammerodo Sendana, Majene, mengungsi ke dataran tinggi usai diguncang gempa bumi magnitudo 6.2 yang terjadi Pukul 02.30 Wita.
Suasana di lokasi terlihat gelap akibat listrik padam. Warga hanya menggunakan senter untuk menyinari lokasi bencana.
Suara warga juga terdengar bahwa lokasi ini berada di Jalan KS Tubun III. Disebutkan juga ada 4 korban yang kelihatan di antara reruntuhan gempa.

Guncangan gempa bumi juga dirasakan warga di Polewali Mandar. Warga berhamburan ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
"Ada gempa," teriak warga sembari keluar rumah.
Getaran gempa lebih besar dibandingkan gempa pertama dan waktunya lebih lama.
Kantor Gubernur Sulawesi Barat juga menjadi korban dahsyatnya gempa bumi.
"Kantor Gubernur Sulbar ambruk. Hancur. Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Hotel Matos (Mamuju), hancur," kata warga yang merekam gambar.
Jarak antara Mamuju dan lokasi gempa di wilayah Malunda, Majene, sekitar 100 kilometer.
Hotel Matos merupakan singkatan dari Maleo Town Square di Jl Yos Sudarso No 37 Mamuju, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat.
Sedangkan Kantor Gubernur Sulawesi Barat beralamat di Kompleks Perkantoran Gubernur, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Rangas, Kecamatan Simboro dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Sementara itu, ratusan warga Majene yang terdampak gempa bumi masih bertahan di tempat pengungsian.
Salah satu warga yang mengungsi ke kebun adalah Supardi, warga Dusun Sumakuyu, Desa Onang Kecamatan Sendana, Majene.
Ia mengaku mengungsi di kebun kakao miliknya sejak Kamis kemarin. Ia khawatir adanya gempa susulan yang lebih besar.
"Kami belum berani kembali ke rumah," ujarnya.
Senada disampaikan Indrawati. Ia membawa semua keluarganya ke kebun karena takut adanya bencana yang lebih besar.
Baca juga: Korban Sriwijaya Air Bisa Dapat Rp 1,25 Miliar Per Penumpang dari Maskapai,dan 4 Jenis Santunan Lain